Piala AFF 2020: 3 Hal yang Harus Dibenahi Timnas Indonesia Usai Gasak Kamboja
INDOSPORT.COM – Timnas Indonesia membuka perjalanannya di Piala AFF 2020 dengan mengalahkan Kamboja. Namun dalam kemenangan ini, terdapat tiga hal yang harus dibenahi tim Merah Putih.
Timnas Indonesia berhasil mengalahkan Kamboja dengan skor 4-2 di Stadion Bishan, Singapura, Kamis (09/12/21) malam WIB.
Kemenangan skuat Garuda sendiri telah terlihat sejak awal pertandingan, di mana Indonesia mampu membuka skor pada menit ke-5 lewat Rachmat Irianto yang kemudian digandakan oleh Evan Dimas pada menit ke-17.
Setelahnya, Rachmat Irianto kembali mencetak gol keduanya di laga ini di menit ke-33. Nahas, Kamboja mampu memperkecil ketertinggalan di menit ke-37.
Di babak kedua, Timnas Indonesia tetap menjaga tempo permainan dan kembali mencetak golnya lewat Ramai Rumakiek pada menit ke-54.
Tapi lagi-lagi Kamboja mampu memperkecil kedudukan. Kali ini lewat tendangan bebas Prak Mony Udom yang mampu merobek gawang Syahrul Fadil.
Kendati mampu meraih kemenangan 4-2, nyatanya Indonesia punya beberapa kelemahan yang bisa jadi bumeran kala melanjutkan kiprahnya di laga lanjutan grup B.
Setidaknya ada 3 kelemahan yang harus segera dibenahi Indonesia dan Shin Tae-yong agar di laga melawan Laos, Vietnam, dan Malaysia, tim Merah Putih tak mengalami hal serupa saat melawan Kamboja.
Kira-kira, apa saja tiga kelemahan yang harus dibenahi Timnas Indonesia itu? Berikut ulasannya.
1. Evaluasi untuk Timnas Indonesia
1. Soal Passing atau Operan
Satu hal yang paling disoroti dari permainan timnas Indonesia saat melawan Kamboja adalah perihal Passing atau mengoper bola.
Nampaknya salah Passing masih menjadi penyakit utama yang bisa menyakiti Indonesia di laga-laga selanjutnya saat melawan tim yang cepat dalam melakukan transisi.
Di laga melawan Kamboja, kesalahan Passing para pemain Indonesia terkadang bisa memberikan lawan kesempatan untuk mengambil kendali permainan dan melancarkan serangan balik cepat.
Sedangkan saat menyerang, banyak kesempatan yang terbuang dan berpotensi gol namun urung tercipta karena kesalahan Passing itu.
2. Buruknya Komunikasi dan Konsentrasi di Lini Belakang
Indonesia memang terlihat dominan secara angka saat menghadapi Kamboja. Namun, di lapangan terlihat Angkor Warriors berkali-kali membuat lini belakang skuat Garuda kocar-kacir.
Ryuji Utomo dan Victor Igbonefo yang bermain di babak pertama dan babak kedua, sempat kecolongan saat menghadapi Through Ball dan bola daerah dari Kamboja.
Bahkan, terlihat lini belakang Indonesia sulit mengimbangi pergerakan para pemain Kamboja yang fleksibel. Beruntung Angkor Warriors tak mampu menuntaskan segala peluang yang ada.
Buruknya konsentrasi di lini belakang berlanjut saat menghadapi bola mati. Dua gol yang dicetak Kamboja adalah hasil dari eksekusi bola mati atau Set Pieces.
Gol pertama Kamboja dicetak dari sepak pojok di mana Yue Safy dengan mudah mencetak gol tanpa ada kawalan dan gangguan dari para pemain Indonesia di tiang dekat.
Lalu gol kedua Kamboja berasal dari sepakan bebas yang membentur pagar betis sehingga bola gagal digapai Syahrul Fadil di bawah mistar.
3. Fisik yang Menurun
Hal ketiga yang harus dibenahi Indonesia lainnya adalah perkara fisik. Pelatih Shin Tae-yong bahkan menyindir fisik para pemain yang amburadul saat melawan Kamboja.
Kondisi fisik ini berpengaruh terhadap penerapan gaya bermain Indonesia. Saat fisik masih prima di awal laga, para pemain skuat Garuda terlihat luwes saat memegang bola.
Namun di babak kedua, berkali-kali para penggawa Timnas Indonesia membiarkan Kamboja merebut bola dan mengambil kendali permainan yang berujung dengan banyaknya peluang yang hadir untuk Angkor Warriors di Piala AFF 2020.