Win-win Solution, J-League Ungkap Misteri Bergabungnya Pratama Arhan ke Tokyo Verdy
INDOSPORT.COM – Liga Jepang, J-League, turut menyoroti bergabungnya bek Timnas Indonesia, Pratama Arhan, ke klub kasta kedua Tokyo Verdy yang diwarnai misi win-win solution.
J-League melalui akun resminya di YouTube pada Jumat (18/02/22), mengunggah episode terbaru mengenai masuknya pemain-pemain top Asia Tenggara di kompetisi sepak bola Jepang.
Pada episode kedua, J-league secara khusus menyoroti perjalanan Tokyo Verdy yang baru-baru ini menyelesaikan kesepakatan dengan salah satu bek muda terbaik di Asia Tenggara, Pratama Arhan.
Tokyo Verdy sebagai salah satu cikal bakal kompetisi Liga Jepang (J-League) telah merasakan kesuksesan luar biasa yang hanya bisa diimpikan oleh beberapa tim.
Mereka juga memiliki tim binaan dalam berbagai kategori usia. Beberapa pemain binaan itu bahkan ada yang berhasil menembus tim utama dan menembus skuat Timnas Jepang.
Namun secara mengejutkan, Tokyo Verdy mendatangkan bek PSIS Semarang, Pratama Arhan, sebagai pemain baru. J-League pun tampaknya mencium aroma win-win solution di dalam transfer Pratama Arhan ini.
Hal ini terungkap pada pernyataan tiga direktur Tokyo Verdy dalam wawancara mereka kepada J-League yang ditampilkan di dalam video episode kedua ini.
Pertama-tama, J-League menyoroti pernyataan Direktur Olahraga Tokyo Verdy, Atsuhiko Ejiri, yang melihat kualitas pemain ASEAN sudah setara kelas dunia.
“Jika berbicara tentang pemain ASEAN, kecepatan dalam intensitas tingginya luar biasa, menurut saya itu kelas dunia,” ujar Ejiri.
Dia mencontohkan sosok Chanathip Songkrasin, bintang Thailand yang jadi pemain andalan Sapporo Consodale sebelum kemudian pindah ke Kawasaki Frontale akhir tahun lalu.
“Jika berbicara di ASEAN, Chanatip dari Thailand misalnya, sudah menjadi pemain inti di Sapporo. Kesannya saat kita melihat dari sisi individu, ternyata banyak individu yang merupakan pemain yang luar biasa,” jelas Ejiri.
1. Alasasn Tokyo Verdy Rekrut Pratama Arhan
Lain halnya dengan Ejiri, Kentaro Tsuboi selaku Direktur Teknik Tokyo Verdy melihat sisi perekonomian Indonesia yang mendorong mereka berani merekrut Pratama Arhan.
“Berawal dari melihat potensi Indonesia sebagai negara dan perkembangan ekonominya ke depan, saya sangat tertarik seperti apa kira-kira para pemain Indonesia sekarang ya,” ujar Tsuboi.
Kentaro Tsuboi kemudian menjelaskan pergeseran indikator sebuah tim sepak bola di dalam mencari pemain. Kerja keras adalah kuncinya.
“Bagaimana pun, dapat bekerja keras sekarang menjadi tren di dunia. Saya rasa itu akan menjadi indikator untuk mencari pemain.”
Menurut dia, dengan banyaknya pemain ASEAN yang bermain di J-league, maka ini menjadi pemicu peningkatan level sepak bola di seluruh Asia.
“Seperti Premier League Inggris, Spanyol atau empat Liga besaar di Eropa, pemain bagus akan berkumpul di sana (J-League), bukankah image-nya seperti itu?”
Dapat disimpulkan bahwa Tokyo Verdy punya alasan yang kuat untuk merekrut Pratama Arhan. Mereka jelas ingin melihat seberapa jauh perkembangan sepak bola di Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
2. Pratama Arhan Jadi Brand Ambassador PSIS Semarang
Bisa dibilang, Indonesia memiliki fanbase sepak bola terbesar di Asia Tenggara sehingga ini bisa membantu meningkatkan image Tokyo Verdy di level Asia.
Hal ini sudah dibuktikan dengan semakin populernya Tokyo Verdy di media sosial. Mereka menjadi tim dengan jumlah follower terbanyak di platform Instagram begitu resmi merekrut Pratama Arhan.
Di sisi lain, Pratama Arhan direkrut oleh Tokyo Verdy dari PSIS Semarang tanpa mengeluarkan fee transfer sepeser rupiah pun. Hal ini sempat mengundang tanda tanya.
Namun, Chief Executive Officer (CEO) PSIS Yoyok Sukawi, menjelaskan bahwa adanya fee transfer dalam pelepasan Pratama Arhan merupakan bentuk dukungan manajemen terhadap karir pemaian jebolan Akademi PSIS itu.
Sebagai gantinya, PSIS juag membuat kesepakatan dengan Arhan, dan agennya. Yakni, Arhan selama berkarir di luar negeri tetap menjadi bagian PSIS dengan status sebagai brand ambassador klub untuk membantu promosi nama PSIS di kancah internasional.