Gara-Gara Sebut Invasi Rusia sebagai Perang, Abramovich Bisa Dicekal di Rusia
INDOSPORT.COM – Harapan Roman Abramovich untuk kembali ke Rusia selepas menjual Chelsea harus sirna karena pernyataan Presiden Rusia, Vladimir Putin yang menggelorakan invasi ke Ukraina.
Parlemen Rusia baru-baru ini mengungkap undang-undang baru pada Jumat silam untuk mengantisipasi berita hoax mengenai aktivitas di Ukraina. Pihak negeri beruang merah akan memberikan hukuman 15 tahun bagi mereka yang melanggar.
Salah satu berita hoax yang muncul dari pihak Rusia adalah invasi ke Ukraina adalah sebuah invasi dan bukan sebuah perang.
Menatap hal itu, salah satu pendapat pemilik Chelsea, Roman Abramovich yang menyebut bahwa apa yang dilakukan Rusia adalah sebuah perang.
Apa yang dilakukan oleh sang taipan dapat disebut sebagai sesuatu yang illegal menurut apa yang terjadi di Rusia.
Salah satu mesin propaganda Vladimir Putin mengklaim bahwa apa yang dilakukan ke Ukraina bukanlah sebuah peperangan.
Tetapi, sang Presiden menginginkan untuk melakukan denazifikasi negara tersebut dan melindungi rakyat yang menjadi subjek perundungan dan genosida.
Kemudian, muncul berita bohong dari Rusia kemudian menjadi sebuah berita global dari wartawan yang melakukan liputan di lokasi perang.
1. Rusia Lakukan Kriminalisasi pada Jurnalis
Salah satu Direktur kantor berita Inggris, BBC, Tim Davie, berujar bahwa parlemen Rusia mencoba melakukan kriminalisasi terhadap jurnalis independen.
“Hal ini membuat kami tak bisa memberikan opsi lain untuk memberhentikan semua kerja jurnalis berita kami dan pendukungnya karena Federasi Rusia ketika memerikan dampak dari pembangunan yang tidak dapat diterima,” ujarnya.
Roman Abramovich sendiri menggunakan diksi perang dan akan memberikan masalah lebih besar dari yang dapat dibayangkan.
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson memberikan enam rencana untuk mengalahkan Vladimir Putin dan menghentikan peperangan di Ukraina.
Sang perdana menteri sendiri berujar bahwa dirinya bakal memimpin konfrontasi kepada Rusia dan dunia akan diminta untuk membantu menyelesaikan agresi ini.
Dalam rencananya, Boris Johnson berujar bahwa koalisi untuk Ukraina dilakukan untuk membantu pertahanan negara Ukraina dan berfokus pada usaha diplomatik untuk menangani krisis ini.
“Ada kampanye yang dilakukan dengan kekuatan keamanan dan membantu ketangguhan di area Eropa dan Atlantik.
Kemudian, Boris Johnson berujar bahwa normalisasi dari hal yang dilakukan Rusia di Ukraina akan memberikan efek kejut dari apa yang sudah dilakukan oleh Vladimir Putin.
2. Abramovich Lepas Chelsea karena Disinyalir Dekat dengan Vladimir Putin
Sebelumnya, Roman Abramovich dikabarkan akan menggunakan uang hasil penjualan Chelsea untuk memberikan donasi kepada keluarga tentara yang menjadi korban invasi Rusia.
Taipan Rusia, Roman Abramovich menarik perhatian karena keinginannya menjual klub Inggris, Chelsea pada Rabu (02/03/22) waktu inggris.
Seperti diketahui, pria 55 tahun ini sudah menjadi pemilik Chelsea selama 19 tahun lamanya dan harus menanggalkan status ini usai disinyalir menjadi orang dekat Presiden Rusia, Vladimir Putin.