Bela Chelsea dan Abramovich, Rangnick Minta Pemerintah Inggris Seret Arsenal dan Everton
INDOSPORT.COM – Pelatih Manchester United, Ralf Rangnick memilih membela Chelsea dan meminta pemerintah Inggris turut menyeret Arsenal dan Everton terkait oligarki Rusia.
Sebagaimana diketahui, dalam sehari ke belakang, sepak bola Inggris dikejutkan oleh kabar pemerintah setempat memberikan sanksi ke Abramovich.
Abramovich diberikan sanksi tegas berupa pembekuan terhadap asetnya, di mana salah satunya adalah Chelsea, klub yang ia kuasai selama 19 tahun.
Karena sanksi yang diberikan pemerintah Inggris ke Abramovich tersebut, Chelsea harus terkena imbas yang sangat parah terkait operasional klub.
Disebutkan, Chelsea dilarang menjual tiket pertandingan, Merchandise, melakukan transfer pemain, dan bahkan memperpanjang kontrak pemainnya.
Hukuman yang diterima Chelsea ini membuat beberapa pihak menyatakan setuju. Namun ada pula yang menolak dan merasa kasihan dengan apa yang diterima The Blues.
Pemerintah Inggris beralasan bahwa sanksi yang dijatuhkan kepada Chelsea merupakan imbas dari konflik Rusia-Ukraina yang memanas belakangan ini.
Kedekatan Abramovich dengan Vladimir Putin membuat pemerintah Inggris pun memberikan sanksi kepada Chelsea yang akan berlaku sampai memiliki pemilik baru.
Apa yang diterima Chelsea ini pun membuat beberapa pihak merasa geli. Salah satunya adalah pelatih Manchester United, Ralf Rangnick.
Lantas, bagaimana komentar Ralf Rangnick akan hukuman yang didapatkan oleh Chelsea tersebut?
1. Rangnick Anggap Standar Ganda
Dalam konferensi pers jelang laga Manchester United vs Tottenham Hotspur, Ralf Rangnick ditanyai mengenai permasalahan yang menimpa Chelsea.
Pelatih yang dikenal memiliki hubungan dekat dengan Thomas Tuchel itu menyebutkan, bahwa apa yang terjadi di Ukraina adalah sebuah tragedi.
Namun Rangnick mempertanyakan seberapa banyak orang tahu mengenai tragedi tersebut dan hubungan Roman Abramovich dengan invasi Ukraina sehingga memberi dampak ke Chelsea.
“Jika Anda melihat ke keadaan yang lebih jelas, itu (perang) hanya tragedi manusia dan saya sangat sangat berharap di hari esok dan beberapa minggu kemudian, mereka bisa menemukan cara untuk berdamai,” buka Rangnick dikutip dari Manchester Evening News.
“Oleh karena itu, kita harus sangat berhati-hati untuk menyalahkan seseorang karena melakukan ini atau itu, ini tidak dapat diramalkan dan Roman Abramovich (kebetulan) adalah pemiliknya (Chelsea),” lanjut Rangnick.
Bahkan, Rangnick melanjutkan komentarnya agar pemerintah Inggris tak standar ganda untuk memberangus oligarki Rusia dengan menghukum Chelsea semata.
Pasalnya, masih ada Arsenal dan Everton yang juga pernah punya hubungan dengan oligarki Rusia pada sosok Alisher Usmanov.
“Tidak hanya di Chelsea (oligarki Rusia), di Arsenal dan Everton juga ada saham kepemilikan oleh oligarki Rusia, ini (Chelsea) bukan satu-satunya klub,” pungkasnya.
2. Arsenal dan Everton Pernah Dikuasai Oligarki Rusia
Sebagai informasi, Alisher Usmanov merupakan salah satu oligarki Rusia yang juga berinvestasi di klub-klub Liga Inggris beberapa tahun terakhir.
Pada 2007, sebagian saham Arsenal dimiliki oleh Alisher Usmanov. Lalu pada 2018, saham Everton juga dimiliki oleh konglomerat yang juga dekat dengan Vladimir Putin tersebut.
Namun, hanya Chelsea saja yang dihukum karena masih dimiliki Abramovich dan dianggap sebagai tempat pencucian uang selama dimiliki oleh taipan asal Rusia itu.
Rangnick pun menggarisbawahi, jika Chelsea mendapat tuduhan seperti itu, mengapa Arsenal dan Everton yang jelas-jelas pernah dimiliki oligarki Rusia tak diusut dan mendapat hukuman setimpal?