Punya Kompleks Latihan Sendiri, ASIOP FC Lebih dari Sekadar Klub Liga 3
INDOSPORT.COM - Training ground atau kompleks latihan merupakan salah satu fasilitas yang wajib dimiliki oleh setiap klub sepak bola di belahan dunia mana pun. Keberadaan area ini sudah tentu akan memudahkan para pemainnya untuk berkembang.
Di daratan Eropa selaku kiblatnya sepak bola dunia, kompleks latihan menjadi elemen penting dalam kesuksesan sebuah klub. Sejumlah raksasa seperti Barcelona, Real Madrid, Manchester City, AC Milan, Juventus, dan Liverpool memilikinya, begitu pula tim-tim medioker.
Berbeda dengan di Eropa, Indonesia terkesan belum menganggap training ground sebagai fasilitas yang harus disiapkan. Klub-klub bisa dikatakan abai terhadap urusan ini karena cenderung mengutamakan komposisi skuat, terutama belanja pemain asing demi mengejar prestasi jangka pendek.
Mirisnya, kesadaran akan kompleks latihan plus pembinaan usia dini dalam bentuk akademi baru muncul di era Liga 1 (sejak 2017).
Sebagian klub kasta tertinggi bahkan sempat dibuat pusing tujuh keliling mencari lapangan buat berlatih selama berkompetisi, termasuk raksasa Ibu kota, Persija Jakarta.
Namun, belakangan mencuat satu klub yang menjelma sebagai anomali, bahkan diibaratkan oase di tengah padang pasir nan gersang. Dia adalah kontestan Liga 3 2021 asal DKI Jakarta, ASIOP FC.
Diketahui, ASIOP FC berangkat dari akademi yang sudah berdiri sejak 1997. Musim ini mereka mencatat debut kancah sepak bola profesional sebagai kontestan Liga 3 2021 pasca-disahkan menjadi anggota Askot PSSI Jakarta Selatan, sekitar awal 2020.
Seiring dengan masuknya ASIOP FC ke jenjang profesional, klub yang mengusung warna biru-merah ini juga membangun fasilitas mumpuni untuk mendukung kemajuan para pemainnya di lapangan hijau.
November silam, ASIOP FC meresmikan sebuah kompleks olahraga berstandar FIFA di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor. Fasilitas yang didesain sedemikian rupa usai studi banding ke Spanyol dan Portugal ini menawarkan kenyamanan khas sepak bola Eropa.
"Inilah ASIOP Training Ground (ATG)," ucap General Manager Kawasan ATG, Dhamayanti Adrian, kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT di Sentul, Kamis (17/3/22).
"Fasilitas milik kami sendiri yang dibangun dan dirancang selengkap mungkin untuk memajukan sekaligus menunjang segala kegiatan di akademi ASIOP," jelasnya.
Diketahui, proses pembangunan ATG Sentul relatif cepat karena hanya membutuhkan waktu sekitar enam bulan, dari April hingga November 2021. Fasilitas utamanya adalah dua lapangan sintetis berstandar FIFA.
"Kami punya dua lapangan sintetis berstandar FIFA. Ukurannya yaitu 105x72m untuk Lapangan 1 dan 79x48m (Lapangan 2). Ada juga lapangan khusus untuk latihan kiper dan lapangan pasir untuk menunjang materi latihan fisik," cetusnya.
Di satu sisi, apa yang dilakukan ASIOP FC amat penting untuk kemajuan sepak bola Indonesia, khususnya pembinaan usia dini, tapi di sisi lain sekaligus 'menampar' klub-klub Liga 1.
Apakah pantas mereka para penghuni kasta elite ketinggalan selangkah dari debutan Liga 3 terkait fasilitas training ground?
1. Suasana Kondusif nan Asri
Selain lapangan untuk kebutuhan teknik dasar sepak bola, ATG Sentul juga dilengkapi dengan ruangan gym yang biasa dipakai buat variasi latihan para pemain. Belum lagi ruang kelas tempat mempelajari taktik bersama pelatih.
Berikutnya, ada tribun penonton yang letaknya berada di antara dua lapangan berstandar FIFA dengan kapasitas 500 orang. Di bagian bawah tribun terdapat ruang ganti pemain, baik untuk tim tuan rumah maupun tamu.
Ruang ganti ini tergolong mewah, bahkan mirip tampilan di stadion-stadion besar seperti Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) dan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), lengkap dengan toilet dan kamar mandi pemain.
Bukan cuma soal fasilitas, ATG Sentul turut menawarkan suasana kondusif nan asri mengingat lokasinya berada di pinggir kota dengan sajian pemandangan indah berupa perbukitan yang tampak berbaris di sebelah timur.
"Intinya kami ingin memberikan kenyamanan kepada semua pihak yang datang ke sini. Entah itu siswa akademi, orang tua siswa, pemain, pelatih, maupun pengunjung lain," jelas Dhamayanti.
Ada pun pekerjaan rumah dari mengelola suatu kawasan yang berkualitas adalah maintenance alias perawatan. ATG Sentul menyadari hal ini, sehingga benar-benar memperhatikan demi kenyamanan semua orang.
Untuk memastikan perawatan fasilitas berjalan lancar, terutama lapangan sintetis, Dhamayanti memiliki total 10 karyawan yang bekerja dengan sistem shift. Paling utama tentu saja menjaga keseimbangan granule (pasir karet).
"Sangat penting untuk selalu mengecek granule di lapangan," ungkap ibunda mantan gelandang timnas Indonesia U-19 era Indra Sjafri, Khairul Imam Zakiri, ini.
"Komposisinya harus pas supaya rumput sintetis tidak cepat rusak. Paling tidak dua kali seminggu harus diganti, terlebih sehabis hujan deras karena banyak yang hanyut terbawa air," kata Dhamayanti.
2. Disewakan untuk Umum
Sejatinya, ATG Sentul merupakan fasilitas penunjang akademi klub, tapi toh pihak ASIOP FC membuka pintu buat siapa saja yang ingin menjajal lapangan berstandar FIFA dengan suasana kondusif nan asri khas kompleks sepak bola di Eropa.
Ya, ATG Sentul disewakan untuk umum dengan jam operasional pukul 06.00 hingga 22.00 WIB, tapi tentu saja di luar jadwal latihan rutin ASIOP FC.
Klub menjadwalkan latihan setiap Senin-Sabtu pukul 16.00-18.00 WIB untuk kategori elite U-8, U-10, U-11, U-12, U-13, U-14, U-15, dan U-16.
Kategori elite berisikan siswa-siswa akademi yang disiapkan untuk mengikuti kompetisi usia dini dan memang bercita-cita menjadi pesepak bola profesional kelak. Ujung salurannya nanti bisa dikirim masuk skuat ASIOP FC di Liga 3.
Selain elite, ada kategori development untuk anak-anak yang sekadar hobi bermain sepak bola tanpa menggantungkan cita-cita maupun ambisi melanjutkan karier ke jenjang profesional.
"Untuk kategori development tadinya kami hanya latihan di Senayan (Lapangan ABCD), tapi mulai awal tahun ini kami buka di ATG Sentul. Jadi, bagi yang berminat silakan mendaftar," tandas istri dari eks Sekjen PSSI, Ade Wellington, tersebut.