Catatan 'Silau' Yassine Bounou sang Incaran Manchester United, David de Gea Hati-hati!
INDOSPORT.COM - Manchester United saat ini sedang dikaitkan dengan kiper asal Maroko, Yassine Bounou, yang bisa jadi penerus David de Gea.
Untuk diketahui, posisi David de Gea memang vital di skuat Setan Merah. Meski sempat beberapa kali blunder dan mendapat kritik, kesalahan-kesalahan yang ia lakukan masih cukup manusiawi untuk dimaafkan.
Hanya saja, belum lama ini ia mendapat kabar kurang sedap dari Luis Enrique, yang ternyata tidak memanggilnya ke Timnas Spanyol.
Nama David de Gea tidak ada di daftar 23 pemain yang dipanggil ke La Roja untuk laga melawan Albania dan Islandia.
Luis Enrique pun lebih memilih kiper Brentford, David Raya. Namun tentu saja, pelatih berusia 51 tahun tersebut punya alasannya sendiri.
“Ini merupakan bagian tracing yang kami lakukan terhadap para kiper. Dia (Raya) adalah pemain yang bagus,” ucap Enrique kepada wartawan, seperti diwartakan laman Sportsmole.
Selain David Raya, kiper Brighton yakni Robert Sanchez juga mendapat panggilan. Sementara itu, posisi pertama untuk pos penjaga gawang La Roja masih dipegang oleh Unai Simon (Athletic Bilbao).
Tidak dipanggilnya David de Gea ke Timnas Spanyol mau tidak mau membuat publik bertanya-tanya apa yang sebenarnya ada di benak sang seorang Luis Enrique.
Di sisi lain, posisi De Gea di klubnya pun juga jadi tanda tanya. Apalagi, kontrak kiper berusia 31 tahun tersebut di Manchester United akan kedaluwarsa pada 2023.
Meski memiliki opsi perpanjangan satu tahun, bukan tidak mungkin ia akan pergi dari Old Trafford dalam waktu dekat.
1. Kehebatan Yassine Bounou
Sejumlah kabar yang kini beredar bahkan menyebut Manchester United tengah mencari pengganti David de Gea.
Salah satunya yang diwartakan Mirror, raksasa Liga Inggris tersebut konon kepincut kiper Sevilla, Yassine Bounou.
Ketertarikan Manchester United terhadap pemain asal Maroko ini tentu bukan tanpa alasan. Saat ini, bisa dibilang ia adalah salah satu kiper terbaik di Liga Spanyol selain Thibaut Courtois.
Manchester United kabarnya telah memantau Yassine Bounou selama beberapa bulan untuk melihat perkembangannya di Sevilla.
Sebagai informasi, kiper berusia 30 tahun itu masih terikat kesepakatan kerja dengan Sevilla hingga 2024 mendatang.
Oleh karena itu, Manchester United pun harus merogoh kocek setidaknya 25 juta atau Rp471,3 miliar untuk memenuhi klausul rilis yang tertera di kontrak tersebut.
Yassine Bounou adalah kiper andalan Sevilla yang baru bergabung pada 2020 usai dipermanenkan dari Girona.
Namun tidak butuh waktu lama baginya untuk menjelma sebagai ‘malaikat pelindung’ gawang Sevilla dari kebobolan.
Ia bahkan tampil brilian pada musim 2019-2020 dan turut berkontribusi bagi Sevilla dalam perjalanan mereka memenangkan Liga Europa.
Statistik mencatat, Yassine Bounou tampil di sepuluh dari 12 pertandingan Sevilla sampai final, dan mencetak enam kali clean sheet.
2. Magis si Bono
Selain itu, dari sepuluh pertandingan tersebut, ia hanya kebobolan sebanyak enam kali dan selalu bermain penuh 90 menit.
Di partai pamungkas, kiper yang juga akrab dipanggil Bono itu cukup berjibaku melawan serangan Inter Milan, termasuk Diego Godin yang sempat menyamakan kedudukan 2-2 jelang akhir babak pertama.
Beruntung, Romelu Lukaku mencetak sebuah gol bunuh diri pada menit ke-74 dan membuat Sevilla menang dengan skor 3-2.
Setelah itu, Bono terus mengalami tren positif bersama Sevilla di kancah LaLiga, bahkan menggondol predikat pemain Afrika terbaik untuk kategori paruh musim pada Februari lalu.
Membawa pulang gelar LaLiga Santander Mid-Season African MVP Award yang dipilih oleh fans, Bono mengungguli sesama rekannya di Sevilla, Youssef En-Nesyri, dan pemain Villarreal, Samuel Chukwueze.
Penghargaan tersebut tentu sebuah bukti bahwa kontribusi Bono memang signifikan dan berarti untuk Sevilla.
Ia bahkan hanya kebobolan 13 gol dari total 1800 menit bermain, membantu Sevilla meraih tempat di papan atas klasemen LaLiga.
Kini, ia masih melanjutkan perjuangan bersama Los Nervionenses untuk meraih hasil terbaik musim ini di kancah domestik.
Sampai tulisan ini dibuat, Los Nervionenses masih bertengger di peringkat dua klasemen dengan 57 poin dari 29 pertandingan.
Merengkuh gelar LaLiga tentu bukan misi yang mustahil, mengingat mereka belum terkalahkan di lima laga terakhir. Poin penuh pun harus diraih di setiap laga, sembari berharap Real Madrid tergelincir dari puncak klasemen.