Flashback Firman Utina: Peran Persita dan Sakitnya jadi 'Anak Tiri' Persija
INDOSPORT.COM - Legenda sepak bola Indonesia, Firman Utina, seolah flashback dengan perjalanan karirnya, dan menyoroti Persita Tangerang hingga Persija Jakarta.
Sebagaimana diketahui, Firman Utina ialah pesepak bola asal Manado. Jalan karirnya berawal dari klub lokal, Persma Manado.
Tahun 2000, legenda hidup Persma Manado, Francis Wewengkang hengkang dari klub, sehingga menjadi jalan bagi sang Firman Utina untuk menjadi pemain inti klub.
"Saya berterima kasih kepada Francis Wewengkang yang keluar dari Manado, akhirnya saya mendapatkan tempat di skuat Persma Manado," ungkap Firman Utina.
"Akhirnya klub-klub juga tahu bahwa ada pesepakbola dari Timur, dan saya diundang ikut seleksi di Persita, saya empat tahun di Persita," jelasnya di Youtube Capt Hamka.
Persita Tangerang memiliki makna yang sangat mendalam bagi Firman Utina. Ia belajar banyak hal di tim, termasuk juga mendapat pasangan hidup di Tangerang.
"Persita mengajarkan betapa pentingnya sepak bola, betapa penting keluarga, dan betapa pentingnya menabung, karena kan sepak bola itu hidupnya sempit," kisahnya.
Sampai di satu titik, Firman Utina merasa sudah mantap, lalu ia hijrah ke berbagai klub besar di Indonesia, dan menjadi salah satu pemain dengan koleksi trofi terbanyak.
"Saya ingin menguji mentalitas saya dan pindah ke Arema, waktu itu dapat trofi Copa dua tahun berturut-turut, dan jadi pemain terbaik, dapat mobil," kenang Firman lagi.
Setelah itu, Firman Utina kembali ke 'rumah' yaitu Persita Tangerang, kemudian pindah ke Pelita Jaya sampai tahun 2010 silam, sebelum menginjak tim Persija Jakarta.
1. Alasan Firman Utina Mundur dari Persija
Ada cerita menyentuh hati saat Firman Utina membela oleh Persija Jakarta. Kala itu, walau menjadi idaman di lapangan, Firman justru hanya dianak-tirikan.
Hal itu berawal dari pergantian pelatih Persija Jakarta, dan misi besar tim untuk mendatangkan pemain bintang luar negeri.
"Tahun 2010 saya ke Persija, tapi setengah musim, saya tidak diperpanjang kontrak," curhat Firman Utina pada Hamka Hamzah.
"Sebenarnya hati ingin di Persija, cuma ada pergantian pelatih, dan manajemen Persija mengatakan bahwa kalau pelatih dapat pemain asing yang hebat, Firman dilepas."
Mendengar pernyataan tersebut, Firman Utina tentu tidak nyaman, karena seolah ia hanya menjadi pilihan kedua. Alhasil, ia pun menyatakan mundur dari Persija Jakarta.
"Saya merasa rezeki sudah di Atas yang mengatur, terus saya tidak mau dibanding bandingkan, akhirnya saya nggak tunggu, kontrak juga selesai, tak ada pembicaraan."
Akhirnya, Firman Utina berlabuh ke skuat Sriwijaya FC, berkumpul dengan pemain pemain hebat seperti Ponaryo Astaman, sampai akhirnya mengangkat trofi juara.
"Akhirnya saya ke Sriwijaya FC, kumpul itu, ada Ponaryo Astaman, M. Ridwan, Supardi, Jupe, Keith Kayamba, pemain asingnya dari Korea, alhamdulillah juara 2012," imbuhnya.
Selanjutnya, Firman Utina menyeberang ke Persib Bandung. Dua tahun berproses, tim akhirnya juara Liga Super Indonesia 2014.
"Saya ke Persib tahun 2013, membentuk pemain-pemain, banyak meramu, akhirnya di tahun 2014 itu berhasil juara, tahun 2015 di Persib juga, juara Piala Presiden," ujarnya.
2. Raih Trofi di Penghujung Karir
Umur bertambah, tapi kualitas Firman Utina tak juga surut. Ia kembali mengangkat trofi bersama Bhayangkara FC, sebelum pensiun dengan membawa Kalteng Putra ke Liga 1.
"Saya ke Sriwijaya dulu, baru setelah itu ke Bhayangkara FC, satu kali lagi juara. Yang penting ada namanya, walaupun jarang di lapangan," ucap Firman sembari tertawa.
"Terakhir saya di Liga 2, membawa Kalteng Putra ke Liga 1, setelah itu benar-benar pensiun. Tadinya saya asisten pelatih di Kaltenh, tapi disuruh main," pungkasnya.