FIFA Rilis Bola Resmi Piala Dunia 2022, Punya Teknologi Dewa Tapi Tak Luput dari Kritikan
INDOSPORT.COM - FIFA akhirnya merilis bola resmi yang akan digunakan dalam perhelatan Piala Dunia 2022 di Qatar bernama Al Rihla. Apa saja teknologi di dalamnya?
Seperti diketahui, aparel asal Jerman yakni Adidas yang ditunjuk oleh FIFA untuk mengakomodir utiliti dalam Piala Dunia 2022 telah mengeluarkan bola resmi bernama Al Rihla.
Al Rihla adalah bola ke-14 berturut-turut yang dibuat Adidas untuk Piala Dunia FIFA dan dirancang demi mendukung kecepatan dalam permainan tingkat tinggi.
Dilansir dari laman resmi FIFA, dalam Bahasa Arab, Al Rihla diterjemahkan sebagai perjalanan, dengan desainnya terinspirasi oleh arsitektur, perahu ikonik Qatar, dan bendera negara tersebut.
Bola ini diklaim sebagai salah satu bola terbaik yang pernah ada dalam gelaran kompetisi sepak bola paling akbar di dunia tersebut.
"Al Rihla adalah bola pertandingan resmi yang menakjubkan, berkelanjutan, dan berkualitas tinggi dari adidas," kata Direktur Pemasaran FIFA, Jean-Francois Pathy.
"Bola terbaik ini akan dinikmati oleh para bintang yang tampil di puncak permainan mereka di panggung terbesar dunia di Qatar Desember 2022 nanti," Pungkas Jean-Francois Pathy.
Bola ini telah dirancang dari dalam ke luar menggunakan data dan diuji dengan ketat di lab Adidas, di terowongan angin, dan di lapangan oleh para pemain sepak bola itu sendiri.
Al Rihla diharapkan bisa memberikan tingkat akurasi dan keandalan tertinggi di bidang permainan, sebagian karena bentuk panel dan tekstur permukaannya yang baru.
Dari segi fitur, Al-Rihla juga diklaim sebagai bola tercepat yang pernah ditampilkan dalam kompetisi Piala Dunia. Bola ini diatur untuk bergerak lebih cepat dalam udara daripada bola Piala Dunia lainnya yang pernah digunakan sebelumnya.
1. 2 Teknologi Anyar di Al Rihla yang Tak Pernah ada di Piala Dunia Sebelumnya
Hal tersebut diungkapkan oleh Franziska Loeffelmann, direktur desain di departemen grafis sepak bola Adidas.
"Permainan semakin cepat, dan saat semakin cepat, akurasi dan stabilitas di udara menjadi sangat penting," ujar Franziska Loeffelmann, dikutip Indosport dari laman resmi FIFA.
"Desain baru memungkinkan bola mempertahankan kecepatannya secara signifikan lebih tinggi saat bergerak di udara," tutur Loeffelmann menambahkan.
Selain bisa mempertahankan kecepatan di udara, Al Rihla juga ditambah dengan dua teknologi baru yaitu CTR-CORE dan SPEEDSHELL.
Dilansir dari Versus, CTR-CORE adalah sebuah inovasi di dalam bola yang disetel untuk meningkatkan akurasi dan konsistensi.
Teknologi ini mendukung permainan yan cepat dan tepat dengan bentuk dan retensi di udara maksimum sehingga bola akan tetap stabil meskipun sering menjadi objek rebutan pemain.
Sementara SPEEDSHELL adalah kulit bola poliuretan (PU) yang menampilkan tekstur mikro dan makro dalam bentuk panel 20 bagian baru, guna meningkatkan aerodinamika, akurasi di udara.
Dua teknologi diatas menjadi unggulan dari Al Rihla daripada bola-bola yang pernah digunakan di Piala Dunia. Namun seperti bola-bola di Piala Dunia sebelumnya, Al Rihla ternyata juga tak luput dari kritikan tajam.
Dilansir dari Daily Mail, Al Rihla memiliki corak warna tipis yang memungkinkan para penjaga gawang susah untuk melihat bola itu datang ke arah mereka.
Spektrum warna Biru, Merah, dan Jingga mengelilingi kulit bundar tersebut dan membentuk pola segitiga di setiap sisi. Sebelum Al Rihla, bola Piala Dunia 2010, Jabulani mendapat kritikan tajam karena memiliki kualitas yang berbeda-beda sehingga banyak pemain yang melakukan blunder konyol.
2. Bola Piala Dunia 2010 Banyak Dikritik
Mantan kiper timnas Amerika Serikat, Tim Howard adalah salah satu pemain yang mengkritik tajam bola Jabulani di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan.
"Apa fungsinya? Apa yang tidak dilakukan, akan menjadi pertanyaan yang lebih baik. Bola itu bergerak ke mana-mana," kata Howard dikutip dari Daily Mail.
"Jika Anda menendang lima bola dengan gerakan yang sama, Anda tidak akan mendapatkan hasil yang sama." Ujarnya menambahkan.
Selain Howard, kiper legendaris Italia, Gianluigi Buffon ternyat juga pernah punya pandangan negatif tentang bola yang digunakan di Piala Dunia 2010.
"Bola baru itu tidak layak, tidak hanya untuk penjaga gawang tetapi untuk semua pemain di berbagai posisi. Pergerakannya tidak dapat diprediksi," kata Buffon.
Seperti yang sobat Indosport ketahui, Piala dunia 2022 akan digelar di Qatar pada 21 November sampai 18 Desember 2022.
Ini menjadi turnamen Piala Dunia pertama yang tidak digelar pada bulan Mei, Juni, atau Juli, mengingat cuaca yang sangat panas di Qatar pada bulan-bulan tersebut.