Pernah Raih Predikat Muslim Teladan dan Rajin Puasa, Apa Kabar Ibrahim Afellay?
INDOSPORT.COM - Apa kabar Ibrahim Afellay, mantan pemain Barcelona dan PSV Eindhoven yang pernah disebut-sebut sebagai muslim teladan di Belanda?
Ibrahim Afellay selama ini memang dikenal sebagai salah satu pesepak bola muslim yang layak menjadi contoh. Karena hal inilah ia sampai diganjar predikat muslim teladan di Belanda beberapa tahun lalu.
Adalah sebuah media Belanda bernama Wij Blijven Hier yang memberi predikat tersebut kepada Ibrahim Afellay. yang saat itu masih berusia 19 tahun.
Saat periode tersebut, ia sedang tercatat sebagai pemain PSV Eindhoven, klub yang telah dibelanya sejak usia 10 tahun.
Sebagai salah satu talenta muda sepak bola Belanda kala itu, tentu saja segala seluk beluk dan sepak terjang Ibrahim Afellay tidak mudah luput dari perhatian, termasuk kehidupan beragamanya yang dinilai positif hingga layak diganjar penghargaan.
Alhasil, pada tahun 2005, ia memenangkan suara terbanyak dari pengunjung laman wijblijvenhier.nl, yang kemudian menjadikannya Muslim of the Year untuk tahun 2005.
Ia pun mengandaskan sejumlah pesaing di daftar nominasi termasuk komedian Najib Amhali sampai tokoh ulama.
“Saya tidak percaya. Ada banyak orang yang lebih aktif dan lebih baik dari saya, ketika saya hanya sibuk dengan pekerjaan saya,” ucapnya seperti pernah dimuat di laman trouw.nl pada Januari 2006 silam.
Menjadi pesepak bola tentu sebuah jalan dakwah yang bisa dilakukan Ibrahim Afellay, tidak berbeda jauh dengan apa yang dilakukan Mohamed Salah dan pesepak bola muslim lainnya di dunia.
Mereka membawa berbagai macam kebaikan, berkontribusi, serta menginspirasi masyarakat dan orang-orang sekitar.
1. Rajin Puasa
Selama berkarier sebagai pesepak bola, Ibrahim Afellay juga dikenal sebagai muslim taat yang tidak ingin puasanya bolong saat bulan ramadan.
Latihan berat dan pertandingan melelahkan pun bukan batu sandungan untuknya. Ia tetap bersikekeh berpuasa satu bulan penuh.
“Saya kehilangan banyak tenaga. Tapi ketika saya tahu apa yang dihadapi, saya mengumpulkan banyak tenaga untuk menghadapinya, hingga merasa lupa kalau saya belum makan seharian,
“Orang-orang tidak perlu mencemaskan saya puasa saat bertanding,” ucap Ibrahim Afellay, seperti dikutip dari laman wijblijvenhier.nl.
Menurutnya, apa yang lakukan adalah bagian dari kepercayaan yang dianut dan agama tetap jadi nomor satu baginya.
Saat di PSV, Ibrahim Afellay mendapat diet khusus dari tim gizi yang menitikberatkan pada kebutuhan cairan pemain yang berpuasa.
Selain dirinya, juga ada Otman Bakkal dan Nordin Amrabat. Mereka dibantu agar mendapat pengganti suplai cairan yang hilang selama berpuasa.
Lantas, seperti apa kabar Ibrhahim Afellay saat ini? Setelah muncul sebagai talenta muda berbakat di Belanda, ia pun hijrah ke Barcelona dan digadang-gadang bakal sukses besar di sana.
Ibrahim Afellay memulai debutnya bersama Blaugrana pada tahun 2011 dalam sebuah laga melawan Athletic Bilbao di ajang Copa del Rey.
Saat itu, ia masuk menggantikan David Villa saat injury time. Musim 2010-2011 berlangsung cukup lumayan bagi Ibrahim Afellay.
2. Karier Amburadul karena Cedera
Ia bahkan sukses bersama Barcelona dengan menggondol gelar LaLiga Spanyol dan Liga Champions 2010-2011.
Akan tetapi setelahnya, petaka dalam karier Ibrahim Afellay mulai muncul, tepatnya ketika mengalami cedera pada musim 2011-2012.
Selama musim tersebut, ia hanya tampil lima kali sebelum dipinjamkan ke klub Liga Jerman, Schalke 04, karena tidak banyak dilirik oleh pelatih Barcelona saat itu, Tito Vilanova.
Setelah merasakan gelar raja Spanyol dan Eropa bersama Barcelona, bahkan digadang-gadang sebagai calon penerus Andres Iniesta, karier Ibrahim Afellay mendadak ‘terjun payung’ begitu saja.
Di Schalke 04 pun, ia tidak mengalami perkembangan yang berarti. Lagi-lagi, ia diterpa cedera yang membuat kariernya makin merosot.
Ia kemudian hengkan ke Stoke City pada 2015 setelah dipinjamkan Barcelona ke Schalke 04 dan klub Yunani, Olympiacos.
Bersama Stolke City, hari-harinaya juga sempat diisi badai cedera lutut yang membuatnya on dan off begitu mudahnya dari lapangan.
Pada musim 2016-2017, ia hanya bermain 13 kali untuk Stoke City usai menjalani operasi lutut. Saat kembali untuk membuka lembaran baru pada 2017-2018, pemain kelahiran Utrecht ini gagal menarik hati sang manajer.
Pada 2018-2019, Ibrahim Afellay lagi-lagi cedera dan kemudian pergi dari Stoke City usai kontraknya diputus secara mutual. Sempat kembali ke pelukan PSV Eindhoven, akhirnya ia memutuskan pensiun pada Januari 2021.
Meski kariernya berantakan karena cedera, Ibrahim Afellay tidak pernah berhenti melatih kebugaran di luar lapangan sepak bola.