Sejarah Bicara! Pelatih Eropa Sulit Sukses di Persija Jakarta, Alarm untuk Thomas Doll?
INDOSPORT.COM - Baru diresmikan Persija Jakarta, Thomas Doll sudah 'diganggu' sejarah buruk. Bagaimana tidak, pelatih Eropa yang dipekerjakan Macan Kemayoran mayoritas minim trofi.
Thomas Doll memang baru saja ditunjuk sebagai nakhoda anyar Klub Liga 1, Persija Jakarta. Pelatih berusia 56 tahun tersebut telah sepakat bekerja sama selama tiga musim ke depan.
Nantinya, Thomas Doll tak hanya sebagai pelatih saja. Juru taktik kelahiran Malchin, 9 April 1966 itu juga akan berperan sebagai manajer.
Presiden Persija, Mohamad Prapanca, mengatakan sosok Thomas Doll sudah sesuai kriteria yang diharapkan.
Karier sebagai pemain dan pelatih terbilang mentereng sehingga diharapkan mampu menjaga kejayaan Persija.
Saat masih bermain, Thomas Doll memperkuat Hansa Rostock, BFC Dynamo, Hamburger SV, Lazio, Eintracht Frankfurt, dan AS Bari.
Ketika memilih pensiun, dirinya menjadi pelatih di Hamburgers SV, Borussia Dortmund, Genclerbirligi, Al-Hilal, Ferencvaros, Hannover 96, dan APOEL Nicosia.
Saat menangani Ferencvaros, ia mengoleksi tiga gelar Hungarian Cup Winner, dua trofi Hungarian Champion (2), dan sekali juara Hungarian League Cup.
Meski punya portofio yang mumpuni, namun Thomas Doll agaknya perlu berkaca pada sejarah. Pasalnya, tak semua pelatih Eropa yang membesut Macan Kemayoran bernasib mujur.
Bahkan sejarah mencatat, hanya satu pelatih Eropa yang sukses mempersembahkan trofi bagi Persija Jakarta.
1. Tak Selamanya Sukses
Sepanjang sejarah, Persija Jakarta telah mempekerjakan 8 pelatih dari Benua Eropa. Diantaranya Marek Janota, Albert Fafie, Ivan Kolev dan Atanas Georgiev.
Kemudian, nama-nama lain seperti Arcan Iuri, Sergei Dubrovin, Julio Banuelos Saez hingga yang teranyar Angelo Alessio.
Dari deretan nama tersebut, hanya Marek Janota yang mampu mempersembahkan trofi bagi klub asal Ibu Kota tersebut. Kala itu, Marek Janota mengantarkan Persija Jakarta menjuarai Liga Perserikatan di tahun 1979.
Catatan apik puluhan tahun silam tersebut tak mampu disamai oleh pelatih Eropa lain, bahkan hingga sekarang belum ada pelatih Eropa yang sesukses Janota.
Satu-satunya eks nakhoda Macan Kemayoran yang nyaris menyamai catatan apiknya adalah Arcan Iuri. Dimana ia mencapai final Coppa Indonesia dan Liga Indonesia di tahun 2015.
Sayang, di parta puncak Arcan Iuri gagal mempersembahkan trofi lantaran kalah atas Arema FC dengan skor dramatis 4-3
Sementara untuk Liga Indonesia, anak asuh Iuri ditumbangkan oleh Perpipura Jayapura. Bertanding di Stadion Gelora Bung Karno dan lebih diunggulkan dengan materi pemain yang mumpuni yang terjadi malah bak anomali.
Di menit ke-10, Agus Indra berhasil membawa Persija Jakarta unggul terlebih dahulu. Sempat disamakan Boaz Solossa, Persija kembali unggul melalui Francis Wewengkang hingga menit ke-60.
Ketika Persija Jakarta sudah di atas angin dan bersiap untuk merayakan gelar juara, tiba-tiba datanglah Korinus Fingkreuw menyamakan skor laga pun berlanjut ke babak tambahan.
Di babak tambahan, sayang hanya Persipura Jayapura yang kembali menambah gol melalui Ian Kabes sekaligus menggagalkan mimpi Persija Jakarta untuk jadi juara.
2. Alarm untuk Thomas Doll?
Praktis, usai terakhir kali Arcan Iuri mengantarkan Persija ke partai bergengsi, tak satupun pelatih Eropa yang mampu menyamai prestasinya.
Termasuk bekas tangan kanan Antonio Conte, Angelo Alessio yang hanya mampu mengakhiri kompetisi di papan tengah. Hal tersebut bisa jadi alarm bagi Thomas Doll.