3 Laga 'Neraka' Liverpool yang Buktikan Steven Gerrard Sering Sial Lawan Chelsea
INDOSPORT.COM - Legenda hidup Liverpool, Steven Gerrard, nampaknya cukup apes dengan segala hal yang berbau Chelsea.
Mantan gelandang yang kemudian terjun ke dunia kepelatihan ini tercatat beberapa kali mengalami peristiwa kurang menyenangkan bersama The Blues.
Setidaknya ada tiga pertandingan kontra klub London Biru itu yang bakal ia ingat seumur hidupnya. Masing-masing pun menyimpan luka tersendiri yang tidak akan pernah sembuh.
Apalagi, ketika luka tersebut dibuat oleh suporter Liverpool, yang pernah menghinanya habis-habisan beberapa tahun lalu.
Ya, meski banyak orang yang mencintai Steven Gerrard sebagai legenda Liverpool, bukan berarti ia tidak pernah dibenci sama sekali dalam hidupnya.
Dan salah satu alasan yang membuat ia diperlakukan seperti itu adalah Chelsea, tepatnya saat final Piala Liga Inggris 2005.
Piala Liga Inggris 2005
Partai Carling Cup yang terasa begitu panas dan sesak di dada Steven Gerrard lantaran bersamaan dengan desas-desus dirinya akan hengkang ke Chelsea.
Kegaduhan ini pun kemudian menjalar ke pertandingan final Carling Cup 2005 yang mempertemukan Liverpool dan Chelsea di Millennium Stadium, Cardiff.
Pada babak pertama, Liverpool sejatinya sudah unggul cepat melalui John Arne-Riise, yang mendapat operan dari Fernando Morientes di ujung kotak penalti Chelsea.
Akan tetapi, Steven Gerrard justru membuat gol bunuh diri sehingga tim lawan berhasil menyamakan kedudukan. Pertandingan pun berlanjut ke babak perpanjangan waktu.
1. Kerap Sial Lawan Chelsea
Di sinilah petaka bagi Liverpool dimulai. Didier Drogba dan Mateja Kezman membuat timnya berbalik unggul 3-1 sebelum Antonio Nunez memperkecil jarak menjadi 3-2.
Setelah pertandingan, situasi di kubu Liverpool pun dipenuhi tensi tinggi. Apalagi, gol bunuh diri mereka diciptakan oleh pemain yang disebut-sebut akan membelot ke Chelsea.
Saat momen inilah Steven Gerrard mendapat hinaan yang luar biasa dari para oknum suporter yang sakit hati. Mereka bahkan mencaci ibu dan kekasihnya saat itu, Alex Curran.
“Dia sengaja, dia ingin main untuk Chelsea, dia ingin uang. Dia dan pacarnya hanya mau uang di London. Dasar pengkhianat,” kenang Stevie G dalam bukunya, Steven Gerrard My Story.
“Saya bisa menerimanya, tapi rasanya hati ini sakit ketika ibu saya berkata ucapan itu datang dari segerombol pria dengan atribut Liverpool. Saya bahkan tidak ingin menyebut mereka suporter,” ujar Gerrard lagi.
Perasaan Steven Gerrard pun semakin hancur ketika para oknum tersebut membuat chant tentang kekasihnya.
Mereka tidak segan menyebut kata-kata hinaan untuk seorang wanita, yang tentu saja sangat tidak sedap didengar telinga.
Parahnya lagi, orang-orang ini tidak sadar bahwa saat itu mereka berada di tempat yang sama dengan Alex Curran dan ibunda Steven Gerrard.
Insiden Luis Suarez
Pertandingan kedua yang mengoyak hati Stevie G selanjutnya adalah partai melawan The Blues pada 21 April 2013.
Ya, saat itu Luis Suarez membuat publik geger lantaran menggigit Branislav Ivanovic, yang berakhir dengan hukuman larangan bertanding oleh FA.
Aksi pemain asal Uruguay itu pun membuat hati Steven Gerrard berkecamuk. Pasalnya sebelum kick-off, mereka menggelar tribut untuk salah satu pejuang keadilan korban Hillsborough, Anne Williams.
2. The Slip
Jika membahas Steven Gerrard dan Chelsea, rasanya tidak lengkap jika tidak membahas istilah The Slip yang membuat sang legenda lagi-lagi jadi sasaran bully publik.
The Slip di sini merujuk pada insiden yang terjadi di pertandingan kontra Chelsea pada 27 April 2014. Saat itu, Liverpool memang sedang getol-getolnya memburu gelar Liga Inggris bersama Brendan Rodgers.
Namun kejadian Steven Gerrard yang terpeleset di laga Chelsea membuat langkah mereka menuju trofi bergengsi tersebut terasa makin jauh.
Terpeleset saat mengontrol bola yang kemudian jatuh ke kaki Demba Ba pun jadi insiden yang tidak akan pernah terlupakan oleh Steven Gerrard.
Pertandingan tersebut pun berakhir dengan kemenangan Chelsea dan Stevie G auto kena olok-olok publik akibat aksi terpelesetnya di lapangan.
Meski apa yang dilakukannya itu tidak serta-merta jadi biang kerok utama Liverpool gagal juara pada 2013-2014, tetap saja, ia ‘ditunjuk’ sebagai kambing hitamnya.
“Rasanya saya ingin terbenam saja ke tanah dan hilang ke lubang hitam. Saya kemudian duduk di kursi belakang mobil dan menangis,” ujarnya masih di buku Steven Gerrard My Story.
Salah satu sahabatnya, Paul McGrattan, pun memberi semangat dan berkata bahwa masih ada sisa laga sampai akhir musim. Akan tetapi, Stevie G yakin Manchester City tidak akan membuang peluang mereka.
Benar saja, The Citizens tampil sebagai juara Liga Inggris 2013-2014 dengan 86 poin. Sementara itu, Liverpool finis sebagai runner-up dengan 84 poin.