Bedah Kualitas Borna Sosa, Titisan David Beckham yang Jadi Penanda Revolusi Ten Hag di Man United
INDOSPORT.COM – Bedah kualitas Borna Sosa, jelmaan David Beckham di VfB Stuttgart yang menjadi penanda revolusi Erik ten Hag di Manchester United.
Manchester United akan segera menjalani era baru. Seperti diketahui, Setan Merah telah menunjuk Erik ten Hag sebagai juru taktik baru musim depan, menggantikan Ralf Rangnick.
Kedatangan Ten Hag yang menyuguhkan kinerja apik di Ajax pun diyakini akan menghadirkan perubahan besar di kubu MU, termasuk di tubuh skuat.
Sejumlah anak buah Ten Hag di Ajax pun diyakini akan menyusul ke Old Trafford seperti Antony hingga Jurrien Timber.
Meski demikian, Ten Hag rupanya sudah punya ide tersendiri terkait sosok yang bakal ia jadikan sebagai rekrutan pertamanya di MU.
Dilansir Daily Mail, pemain yang ingin didatangkan pertama kali oleh ten Hag adalah Borna Sosa, bek kiri milik klub Liga Jerman, Stuttgart.
Borna Sosa sendiri merupakan pemain yang terbilang menarik. Pasalnya, meski berposisi sebagai bek kiri, ia justru kerap disebut sebagai titisan legenda Manchester United, David Beckham.
Seperti diketahui, ketika masih aktif bermain, Beckham dikenal sebagai pemain dengan kemampuan eksekusi bola mati yang mumpuni, serta umpan silang yang akurat.
Berbekal kemampuan umpan silang yang bagus dan kemiripan fisik dalam hal rambut pirang, Sosa kerap disejajarkan dengan Beckham. Bahkan, sang bek sendiri memang mendasarkan permainanya terhadap Beckham.
Seperti apakah kualitas Borna Sosa? Bisakah ia menjadi penanda revolusi Erik ten Hag di Man United?
1. Bek Bertipe Menyerang seperti Trent Alexander-Arnold
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, Borna Sosa memiliki atribut yang sama dengan legenda Man United, David Beckham.
Dengan atribut yang sama, bisa dikatakan ia pemain yang bertipe menyerang mengandalkan lebar lapangan, seperti halnya seorang Beckham.
Kehebatan Borna Sosa dalam menyerang dari sisi lapangan terlihat dari catatannya, di mana ia mampu mencetak 8 assist dari 27 laga di Liga Jerman.
Jika dibandingkan, maka gaya bermain Borna Sosa mirip dengan Trent Alexander-Arnold di Liverpool, di mana dirinya menjadi tumpuan untuk menciptakan peluang dari sisi lapangan.
Kurang lebih hal ini terlihat dari kemiripan catatan keduanya. Borna Sosa memiliki rata-rata operan sebanyak 63,77 kali per 90 menit, sedangkan Trent memiliki rataan operan sebanyak 86,71 kali per 90 menit.
Dari rataan operan tersebut, rata-rata operan Progressive atau operan ke area lawan Borna Sosa sebanyak 5,17 kali, dan Trent memiliki rataan operan Progressive sebanyak 8,74 kali.
Kemiripan keduanya bahkan terlihat saat menerima operan di area lawan atau Progressive Passes Received. Brona Sosa menerima rata-rata 3,84 kali per 90 menit, dan Trent menerima operan di area lawan sebanyak 3,63 kali per 90 menit.
Tak cukup soal menerima dan mengoper bola, Borna Sosa juga andal dalam melakukan tusukan ke area lawan dengan rataan 7,52 kali per 90 menit, unggul atas Trent yang memiliki catatan hanya 5,96 kali per 90 menit.
Sayangnya, permainan menyerang Borna Sosa meninggalkan satu lubang besar yakni kelemahannya dalam bertahan yang bisa membuat Man United dirugikan.
2. Lemah dalam Bertahan
Dinukil dari Planet Football, Borna Sosa mengakui kelemahan dirinya dalam bertahan. Ia menyebut dirinya lebih suka menyerang karena ingin memenangkan pertandingan.
“Sejauh yang saya ingat, kekuatan saya selalu kecepatan dan kaki kiri saya yang baik. Bukan hanya dalam melepaskan umpan silang, tapi secara umum,” ujar Borna Sosa.
“Mengoper, menembak, tendangan bebas, tendangan sudut, dan lain-lain. Terlepas dari tim mana saya bermain, saya adalah yang tercepat dalam tes,” lanjutnya.
“Saya tidak akan menyebutnya sebagai kelemahan, tetapi karena saya tidak melakukannya terlalu banyak, adalah bertahan,” tutur Borna Sosa saat ditanya kelemahannya.
“Karena saya tumbuh bermain sepak bola di Dinamo (Zagreb) dan kami selalu bermain ofensif, selalu menang, di setiap pertandingan. Jadi Anda secara otomatis memiliki lebih sedikit bertahan,” pungkasnya.
Kelemahan ini juga tercermin dari statistiknya, di mana Borna Sosa hanya 9,18 kali memberi Pressure ke lawan per 90 menit, melakukan 1,16 tekel per 90 menit ke lawan, dan melakukan 1,23 kali intersep per 90 menit.
Dengan kata lain, jika Ten Hag menginginkannya, maka Man United harus punya struktur yang lebih baik dalam bertahan, sehingga sisi kiri pertahanan tak akan mudah dieksploitasi oleh lawan.
Perlu adanya bek-bek dengan kemampuan bertahan baik di samping Borna Sosa, agar zona yang ia tinggalkan mampu ditutupi dan tak dieksploitasi lawan.