Mohammed Aliyu Datti, 'Anak Emas' Korban Kedatangan Kaka ke AC Milan
INDOSPORT.COM - Mengingat kembali sosok Mohammed Aliyu Datti, mantan 'anak emas' yang jadi korban kedatangan Ricardo Kaka ke AC Milan.
Sepak terjang Mohammed Aliyu Datti di Liga Italia mungkin salah satu yang patut diceritakan ke para penggemar muda AC Milan.
Memang tidak banyak informasi terkait pemain yang satu ini namun ia adalah pemain yang berjasa besar sepanjang sejarah raksasa Liga Italia tersebut.
Namun sebelum beranjak ke sepak terjangnya bersama Rossoneri, mari mengulik sedikit perjalanan Mohammed Aliyu Datti hingga bisa mendarat di klub ini meski berasal dari kompetisi Serie B.
Seperti pernah diwartakan laman Goal Internasional, ia pertama kali menginjakkan kaki di Italia pada 1997.
Satat itu, usianya pun masih sangat muda yakni 15 tahun. Adalah Padova, klub Serie B yang menjadi langkah awalnya di kancah sepak bola Negeri Pizza.
Hanya saja, langkah Mohammed Aliyu Datti di Italia ternyata tidak semulus jalan tol yang bebas dari hambatan.
Pasalnya, pada waktu itu Padova berniat memboyong dua pemain muda Nigeria, termasuk dirinya. Sementara yang satunya lagi bernama Hashimu Garba.
Akan tetapi, klub terhalang batasan pemain non-Uni Eropa yang hanya tersisa satu slot lagi di tim. Ya, salah satu di antara mereka pun harus dikorbankan.
Bahkan, kegalauan Padova itu juga diutarakan oleh presiden mereka saat itu yakni Cesare Vigano. Ia mengaku kesulitan jika harus memilih Mohammed Aliyu Datti atau Hashimu Garba.
1. 'Korban' Kaka yang Sempat Terpuruk di AC Milan
Pada akhirnya, Hashimu Garba pun dilepas ke Chievo sedangkan Mohammed Aliyu Datti melanjutkan karier di Serie B bersama Ravenna.
Saat inilah eksistensinya mulai tercium oleh AC Milan, yang notabene salah satu klub raksasa di Italia. Pemain mana yang tidak tergiur apabila mendapat kesempatan berseragam Rossoneri?
Alhasil, Mohammed Aliyu Datti pun merapat ke AC Milan saat usianya masih menginjak 16 tahun. Ia pun diharapkan menjadi pemain muda andalan dan 'anak emas' yang bisa mengangkat penampilan tim.
Laga debut perdananya di Serie A pun terjadi di partai kontra Bologna pada 24 Januari 1999. Pada musim yang sama, AC Milan berhasil memenangkan scudetto setelah unggul satu poin dari Lazio.
Akan tetapi, kebersamaan mantan striker kelahiran Kaduna ini bersama sang raksasa Milan ternyata tidak berlangsung lama.
Meski tercatat sebagai pemain Rossoneri selama periode 1998-2003, sebagian besar waktunya itu ia habiskan sebagai pinjaman.
Dua klub pun tercatat pernah ia singgahi selama dikirim keluar sementara waktu oleh AC Milan, yakni AC Monza dan Siena.
Lantas bagaimana dengan sepak terjangnya bersama skuat Rossoneri? Ternyata ia hanya bermain dua kali, itupun termasuk laga debutnya melawan Bologna pada 1999.
Penampilan kedua Mohammed Aliyu Datti setelah laga debut itu pun berselang hingga 15 bulan! Saat itu, ia tampil di pertandingan melawan Torino yang berakhir dengan skor imbang 2-2.
Dengan situasi sulit ini, cahaya Mohammed Aliyu Datti di AC Milan pun bisa dibilang memudar ketika belum sempat bersinar.
2. Kaka Sukses di AC Milan
Apalagi, saat itu, klub sedang memantau seorang pemain asing dari Brasil yang mungkin lebih layak mengisi slot pemain non-Uni Eropa mereka saat itu, Ricardo Kaka.
Bintang asal Brasil ini sudah dikenal luas sebagai salah satu legenda hidup yang meraup kesuksesan bersama AC Milan.
Rentetan trofi dan nama besar yang ia sandang adalah buktinya. Tim pencari bakat AC Milan pun memegang peran besar dalam memantau Kaka ketika Mohammed Aliyu Datti masih berjibaku di klub mereka.
Masih dalam laporan Goal Internasional, AC Milan harus membuat ruang terlebih dulu agar Kaka bisa merapat ke Italia.
Alhasil, Mohammed Aliyu Datti pun dilepas ke Standard Liege pada tahun 2003 dan pada tahun yang sama Kaka diboyong dari klub Brasil, Sao Paulo.
Benar saja, Kaka pun mencapai kesuksesan bersama AC Milan sembari meroketkan namanya di Italia dan dunia.
Selain memenangkan trofi yang nyaris lengkap: Liga Italia, Supercoppa Italiana, Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub bersama AC Milan, ia juga bersinar di level timnas.
Bersama Brasil, pria yang bernama lengkap Ricardo Izecson dos Santos Leite ini berhasil menggondol trofi Piala Dunia 2002.
Sementara itu, Mohammed Aliyu Datti melanjutkan karier di Standard Liege dan sejumlah klub Belgia lainnya.
Ia pun memutuskan gantung sepatu saat usia 28 tahun. Setelah selesai berkarier sebagai pesepak bola profesional, sosok kelahiran 14 March 1982 itu menjadi pencari bakat di negara asalnya, Nigeria.