Ibrahimovic Sudah Berkorban Besar untuk AC Milan, namun Akan Berujung Pahit?
INDOSPORT.COM - Banyak hal serta sumbangsih yang telah diperbuat Zlatan Ibrahimovic untuk klub Liga Italia, AC Milan.
Apalagi, ia tercatat sudah dua kali membela raksasa Milan ini sepanjang tiga dekade kariernya sebagai pesepak bola.
Lahir dan besar di Malmo, Swedia, ia sempat mengembara ke sejumlah klub seperti Ajax, Juventus, Inter Milan, dan Barcelona sebelum mendarat untuk pertama kalinya di AC Milan pada 2011.
Bintang Timnas Swedia ini pun memiliki catatan CV mentereng karena pernah bermain di lima liga berbeda di Eropa.
Mulai dari Belanda (Ajax), Inggris (Manchester United), Spanyol (Barcelona), Prancis (PSG), hingga Italia (Juventus, Inter, AC Milan) telah disinggahinya.
Meski hanya berstatus pinjaman saat pertama kali merumput bersama Rossoneri, sepak terjang dan keberadaannya di Italia bisa dibilang sangat mengesankan.
Selain tampil moncer, ia juga finis sebagai top skor Serie A Liga Italia musim 2011-2012 dengan raihan 28 gol.
Ini adalah Capocannoniere keduanya selama merumput di Italia setelah terakhir kali meraihnya pada 2008-2009 saat masih berseragam Inter.
Prestasi luar biasa Zlatan Ibrahimovic itu pun turut mengikutinya hingga kembali ke AC Milan tahun 2020 lalu.
Resmi direkrut pada Desember 2019, ia didatangkan secara gratis dengan durasi kontrak enam bulan saja.
1. Pengorbanan Ibrahimovic
Karena penampilannya yang apik, AC Milan pun pada akhirnya memperpanjang kerja sama mereka dengan Zlatan Ibrahimovic sampai hari ini.
Sepak terjang sang pemain bersama Rossoneri pun terbilang impresif dan pada akhirnya berujung gelar scudetto Liga Italia.
Kesuksesan ini, bukan hanya buah kerja keras para pemain Rossoneri secara kolektif, tetapi juga perjuangan Zlatan Ibrahimovic yang ternyata harus bermain melawan rasa sakit sepanjang kompetisi.
Hal tersebut ia ceritakan lewat media sosial instagram-nya belum lama ini, tidak lama setelah AC Milan mengunci gelar juara Serie A Liga Italia 2021-2022.
“Selama enam bulan, saya bermain tanpa ACL di lutut kiri saya. Lutut saya bengkak selama itu. Saya hanya bisa berlatih dengan tim 10 kali,” tulisnya.
Dalam keterangannya, Zlatan Ibrahimovic juga mengatakan ia harus mendapat 20 suntikan dalam kurun waktu enam bulan.
Bukan hanya itu, ia juga harus menggunakan obat penahan rasa sakit setiap hari agar bisa bermain untuk AC Milan.
Namun yang lebih mengenaskannya lagi, ia juga mengaku tidak bisa tidur karena rasa sakit yang selalu menghantuinya setiap malam.
“Tidak pernah menderita seperti ini baik di dalam maupun luar lapangan. Saya membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin,” ucapnya lagi.
Namun pengorbanan ini dilakukan Zlatan Ibrahomovic demi pelatih dan rekan-rekannya, agar tim bisa memenangkan scudetto musim 2021-2022.
2. Ada Konsekuensi
“Saya sudah berjanji kepada mereka. Sekarang saya punya ACL baru dan trofi lagi,” tutup mantan pemain Malmo tersebut.
Pengorbanan Zlatan Ibrahimovic ini pun memang terbayar tuntas dan lunas dengan gelar juara yang diraih AC Milan.
Gelar ini pun yang pertama kali mereka raih lagi setelah 11 tahun. Terakhir kali, AC Milan menjadi raja Italia pada 2010-2011.
Uniknya, pada saat itu pula Zlatan Ibrahimovic terakhir kali menyumbang scudetto untuk AC Milan sebelum hengkang ke Paris Saint-Germain (PSG).
Dan bak kebetulan, setelah kepergiannya AC Milan ternyata gagal memenangkan gelar lagi selama kurang lebih satu dekade.
Ya, Zlatan Ibrahimovic memang bak jimat penuh keberuntungan bagi AC Milan. Namun pengorbanan dirinya untuk musim 2021-2022 memang membawa konsekuensi.
Kini, ia harus menepi selama delapan bulan untuk memulihkan diri setelah operasi lutut. Hal ini pun membuat sang pemain akan absen di seluruh pertandingan AC Milan hingga awal tahun depan.
Itu pun jika kontraknya diperpanjang. Pasalnya, dengan situasi saat ini, klub bisa saja mengambil kebijakan tidak melanjutkan kerja sama mereka.
Selain itu, meski terlihat masih gagah, fit, dan bugar, kondisi tubuh Zlatan Ibrahimovic bakal tetap menurun sesuai usianya yang makin bertambah.
Lantas, apakah pengorbanannya agar AC Milan memenangkan scudetto hanya akan sampai di sini?