Fikayo Tomori Kini Sukses, Bibitnya dari Chelsea tapi Mekarnya di AC Milan
INDOSPORT.COM - Kesuksesan Fikayo Tomori bersama klub Liga Italia, AC Milan, saat ini bukan didapat secara instan.
Sebelum merapat ke peraih scudetto 2021-2022 tersebut, Fikayo Tomori dikenal sebagai salah satu pemain muda berbakat yang dimiliki Chelsea.
Pindah ke Inggris sejak usia satu tahun, ia pun sudah familier dengan berbagai hal tentang negara ini, termasuk sektor sepak bola mereka yang begitu melegenda dan mendunia.
Hingga pada akhirnya, menjadi pemain bola adalah karier yang dipilih Fikayo Tomori ketika ia tumbuh besar di Inggris.
Berawal dari sebuah klub kecil bernama Riverview United, bek keturunan Nigeria tersebut pun mulai menapaki jalannya sebagai pesepak bola muda.
Setelah merasa cukup siap, ia kemudian bergabung dengan Chelsea pada 2005 dan mentas ke tim senior pada 2016.
Berada di akademi selama bertahun-tahun, membuat Fikayo Tomori belajar banyak tidak hanya ilmu sepak bola, tetapi juga persaingan yang sangat ketat demi satu tiket debut ke tim senior.
Tiket tersebut pun pada akhirnya berhasil ia raih setelah tampil gemilang di berbagai level usia. Bukan hanya itu, ia juga tergabung dalam skuat muda Chelsea yang berjaya di FA Youth Cup dan UEFA Youth League.
Tidak tanggung-tanggung, gelar kemenangan berhasil didapat anak-anak muda The Blues di dua ajang tersebut secara beruntun pada 2014-2015 dan 2015-2016.
Tidak ayal, dengan catatan yang cukup impresif tersebut Fikayo Tomori pun digadang-gadang sebagai salah satu bintang masa depan Chelsea.
1. Sulit di Chelsea, Sukses di AC Milan
Akan tetapi, jangankan menjadi bintang masa depan, pemain kelahiran Kanada tersebut justru pergi sebelum meninggalkan nama besar di kalangan warga Stamford Bridge.
Kepindahannya ke AC Milan pada 2021 merupakan buntut terabaikannya eksistensi Fikayo Tomori di Chelsea.
Setelah sempat merantau ke beberapa klub sebagai pinjaman, sang pemain akhirnya merapat ke AC Milan yang berbaik hati mau mempermanenkannya.
Tidak butuh waktu lama bagi Fikayo Tomori untuk jadi pilihan utama Stefano Pioli untuk posisi bek kanan di skuat susunannya pada musim 2021-2022.
Bak dinaungi keberuntungan setelah hengkang dari Chelsea, karier pemain yang kini berusia 24 tahun tersebut makin gemilang saja bersama AC Milan.
Walau klub ini tercecer di Liga Champions, mereka menutup musim 2021-2022 dengan gelar scudetto berharga yang telah dinanti-nanti selama 11 tahun.
Apa yang diraih Fikayo Tomori ini pun membuktikan bahwa kesuksesan bisa diraih siapa aja asalkan berada di tempat yang tepat.
Dan AC Milan adalah tempat tersebut, di mana ia belajar banyak hal dari para legenda klub seperti Paolo Maldini dan Zlatan Ibrahimovic.
“Tentu saya bertemu Paolo, di datang setiap hari. Doa memang tidak berkata banyak karena sudah ada pelatih,” ucap Fikayo Tomori seperti diwartakan Daily Mail.
“Namun terkadang kami berbincang dan dia menanyakan kabar, juga mengobrol dengan para bek secara kolektif,” tambahnya soal Paolo Maldini yang tidak pelit ilmu dan memberi wejangan ke junior-juniornya.
2. Belajar dari Para Legenda AC Milan
Selain Paolo Maldini, Fikayo Tomori juga mendapat ilmu berharga dari legenda AC Milan lainnya yakni Franco Baresi dan Zlatan Ibrahimovic, tentunya dengan porsi mereka masing-masing.
Apalagi nama yang kedua, dengan usia yang sudah kepala 4 namun masih bisa bersaing dengan rekan-rekan setimnya yang muda-muda.
“Usianya 40 tahun. Kami memang punya tim yang bagus, namun ada kalanya ketika ia sedang tidak ada di tim, rasanya berbeda,” ucapnya.
“Dia selalu bicara sebelum pertandingan. Berjalan ke sana dan ke sini, terus-terusan berbicara. Dia akan berbicara dengan pemain secara individu dan memberi mereka nasihat.”
Selain mendapat banyak pengalaman dari para legenda, tuah sukses Fikayo Tomori di AC Milan juga menular ke eksistensinya di Timnas Inggris.
Ia kembali dipercaya Gareth Southgate untuk masuk skuat The Three Liones di UEFA Nations League bulan Juni ini.
Sebelumnya, ia hanya bisa menonton pertandingan kawan-kawannya dari layar kaca, namun turut kecewa Inggris gagal meraih gelar juara usai ditekuk Italia.
“Saya menontonnya di hotel saat di Milan bersama salah satu teman. Ketika mereka [Italia] mencetak angka, saya tetap tegak dan tidak mau menunduk seolah-olah memikirkan kami akan kalah,” ingatnya.
“Tapi ketika adu penalti, rasanya sulit sekali untuk menonton. Saya tidak bisa bayangkan seperti apa rasanya di lapangan,” tambahnya lagi.
Kini, yang bisa dilakukan Fikayo Tomori adalah berharap sukses di Piala Dunia Qatar 2022. Dan untuk sekarang mereka akan fokus menghadapi jadwal grup UEFA Nations League yang baru saja bergulir lagi.