Merapat ke Juventus, Paul Pogba Tak Pernah Cocok Main di Man United
INDOSPORT.COM – Paul Pogba tinggal menunggu waktu saja untuk merapat ke Juventus. Kepindahannya ini menunjukkan bahwa dia tak pernah cocok di Manchester United.
Diskusi soal transfer gelandang asal Prancis, Paul Pogba, diprediksi segera rampung dan akan melangkah ke tahap selanjutnya.
Paul Pogba dipastikan akan kembali ke Juventus usai dilepas oleh klub raksasa Liga Inggris, Manchester United, dengan status bebas transfer.
Kabarnya, pemain berusia 28 tahun ini segera menjalani tes medis pada awal Juli sebagai salah satu persyaratan sebelum menjejakkan kakinya lagi di Liga Italia bersama klub Turin.
Dilansir Football Italia, Paul Pogba sudah menyepakati kontrak tiga tahun dengan opsi perpanjangan kontrak bersama Juventus.
Kepulangan Pogba ke Juventus ini lantas memunculkan perdebatan panjang mengenai momen terbaiknya selama enam tahun berbakti pada Setan Merah.
Kembali ke 2016, Manchester United yang saat itu ditangani Jose Mourinho menjadi klub yang memecahkan rekor transfer dunia.
Seorang bintang Prancis kembali ke Old Trafford untuk urusan yang belum selesai. Ya. Pogba saat itu direkrut kembali oleh Man United dengan biaya rekor sebesar 89 juta poundsterling.
“Ini adalah klub yang tepat bagi saya untuk mencapai semua yang saya harapkan dalam permainan,” kata Paul Pogba usai merampungkan kepindahannya ke Man United dari Juventus.
Jose Mourinho, manajer Man United yang berjasa dalam transfer rekor terebut meyakini bahwa Pogba bakal menjadi jantung klub di waktu-waktu mendatang.
“Dia memiliki kesempatan untuk berada di jantung klub ini untuk dekade berikutnya dan seterusnya,” ujar Mourinho dalam sebuah wawancara terpisah.
1. Satu-satunya Musim Terbaik Pogba di Man United
Kedatangan Pogba kala itu dianggap sebagai awal dari sesuatu yang istimewa. Sebuah era bagi klub yang masih berjuang untuk bangkit setelah pensiunnya Sir Alex Ferguson tiga tahun sebelumnya.
Pogba bahkan didapuk sebagai wajah komersial Manchester United, di mana dirinya kerap banyak muncul mewakili klub di luar lapangan.
Lantas, di mana posisi terbaik Pogba selama berseragam The Red Devils?
Dalam debutnya untuk Man United saat menghadapi Southampton pada Agustus 2016, Mourinho memainkan Pogba di lini tengah bersama Marouane Fellaini.
Pemain Prancis itu melakukan 107 sentuhan dalam permainan, 34 lebih banyak dari siapa pun di lapangan.
Dia juga mencatat penguasaan bola lebih banyak daripada pemain lain, di tambah semangatnya dalam menyerang ke depan. Dia menyelesaikan pertandingan dengan empat tembakan ke gawang, dua lebih banyak dari rekan setimnya.
Pogba mencetak sembilan gol dan enam assist dalam 51 penampilan saat ia membantu United memenangkan Piala Liga dan Liga Europa pada 2016/17.
Di final tersebut, ia memulai dengan poros ganda dalam formasi 4-2-3-1, tetapi kadang-kadang sepanjang kampanye muncul di sisi kiri dari tiga lini tengah.
Sebanyak 57 peluang yang diciptakan Pogba, 1.852 operan yang diselesaikan, dan 2.839 sentuhan adalah jumlah tertingginya selama enam musim di klub.
Meskipun finis di urutan keenam di Liga Premier, catatan tersebut menjadi titik tertinggi periode keduanya di Old Trafford dibandingkan catatan di lima musim berikutnya.
2. Pogba Mulai Alami Penurunan Prestasi
Tetapi, Pogba gagal menginspirasi Man United untuk mencapai kejayaan yang diharapkan. Piala Liga Inggris 2017 dan Liga Europa adalah satu-satunya trofi yang dia persembahkan selama enam musim.
Musim lalu, Pogba yang lebih kerap berjuang melawan cedera hanya mencatat 1 gol dan sembilan assist dalam 20 penampilan di semua kompetisi.
Secara total, Pogba telah mencatatkan 39 gol dan 51 assist dalam 233 penampilan di semua kompetisi bersama Manchester United selama enam tahun masa baktinya.
Pogba mengakhiri masa baktinya di Man United dengan kesan buruk. Dia dicemooh di luar lapangan setelah melawan Norwich di pertandingan terakhir Man Uniteed di Liga Inggris 2021-2022 dan mengalami cedera betis saat menghadapi Liverpool pada bulan April.
Pogba memang bukan satu-satunya biang kerok atas kegagalan Man United musim ini, namun kepergiannya menandakan akhir yang mengecewakan dari transfernya yang begitu menjanjikan enam tahun lalu.