Ada Andil PSG di Balik Mundurnya AS Roma dari Kompetisi Besutan Barcelona
INDOSPORT.COM – Hubungan dengan Paris Saint-Germain kabarnya membuat AS Roma mundur dari trofeo Gamper besutan Barcelona.
Baru-baru ini, klub asal ibukota Italia, AS Roma dikabarkan mundur dari trofeo Joan Gamper besutan Barcelona.
Kabarnya, kemunduran AS Roma dari kompetisi tersebut berbuah masalah hukum, lantaran Barcelona dikabarkan marah besar.
Namun demikian, dilansir dari Corriere dello Sport, satu alasan mundurnya AS Roma dari kompetisi tersebut disebabkan karena hubungand dekat sang presiden, Dan Friedkin dengan petinggi Paris Saint-Germain.
Kabarnya, pengusaha asal Amerika Serikat ini memiliki hubungan dekat dengan Presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi yang kemudian menjadi salah satu penyebab keputusan AS Roma itu.
Satu hal lain yang kemudian mendasari mundurnya Giallorossi dari kompetisi tersebut adalah hancurnya UEFA Super League.
Kini, para perencana Super League hanya sisa tiga tim, yaitu Real Madrid, Barcelona, dan Juventus. Selain itu, hubungan Al-Khelaifi dengan Presiden UEFA, Aleksandar Ceferin justru semakin kuat.
Laporan kemudian menyebut bahwa keputusan PSG untuk menolak wacana Super League membuat Presiden AS Roma, Dan Friedkin berada pada kubu yang sama.
Tak hanya, itu, Al-Khelaifi dan Friedkin dikabarkan memiliki ketertarikan bisnis serupa di luar sepak bola, seperti hotel mewah, selain juga AS Roma diminta tak melawan tim yang berada dalam kelompok Super League di pra-musim.
Pada September 2021 silam, Al-Khelaifi mengambil alih kepemimpinan Presiden klub se-Eropa karena kolapsnya rencana Super League.
1. Presiden Liga Spanyol Sebut Klub Super League Lebih Jahat dari Vladimir Putin
Presiden Liga Spanyol, Javier Tebas, berujar bahwa presiden Barcelona, Juventus, dan Real Madrid lebih jahat dari Vladimir Putin mengenai pelaksanaan Liga Super Eropa
Sebelumnya, proyek kontroversial Liga Super Eropa disinyalir akan kembali muncul ke publik.
Hal ini diketahui, menyusul rencana Presiden Juventus, Andrea Agnelli, yang dikabarkan akan membuka tabir mengenai proyek baru Liga Super Eropa alam dsebuah seminar bisnis sepak bola pada hari Kamis (03/03/22) waktu Italia.
Melihat kondisi ini, Presiden Liga Spanyol, Javier Tebas, berujar bahwa apa yang terjadi mengenai gagalnya pelaksanaan Liga Super Eropa adalah sebuah kebohongan.
“Agnelli harus menjelaskannya, jika tidak maka dia berbohong,” tuturnya seperti dilansir dari Football Italia.
“Sepekan silam. Saya pikir di rumahnya ada pertemuan dari tiga tim. Sekarang mereka berujar bahwa belum ada lowongan untuk tim yang akan bertanding. Real Madrid sudah berujar bukan mereka yang akan mengisinya. Ini salah.”
“Akan sangat sulit bagi tim Inggris untuk menjadi bagian dari kompetisi, sehingga mereka akan membuat liga ini dengan dua format, Liga Nasional dan divisi dua.”
“Ada dua atau tiga tim yang akan terdegradasi, tetapi tiga tim ini, Juventus, Barcelona, dan Real Madrid akan sulit didongkel,” imbuh Tebas.
2. Wacana Liga Super Eropa
Menurut sang Presiden, hal ini adalah cara untuk memusuhi UEFA dan Liga Inggris yang bertumbuh mengalahkan model dua liga yang lain.
“Ketika saya membaca tentang ini, saya berlawanan dengan mereka. Saya pikir kebohongan mereka lebih besar dari Vladimir Putin,” ujar Tebas.
Persepakbolaan Eropa sempat diguncang wacana penerapan Liga Super Eropa yang akan diisi oleh beberapa tim besar beberapa waktu silam.
Proyek ini diprakarsai oleh beberapa petinggi klub, seperti Presiden Real Madrid, Florentino Perez dan Presiden Juventus, Andrea Agnelli.
Baca Selengkapnya: Soal Model Baru Liga Super Eropa, 3 Klub Ini Lebih Jahat dari Vladimir Putin