Rivaldo, Pahlawan Piala Dunia yang Dipermalukan Saat Berseragam AC Milan
INDOSPORT.COM - Melihat kembali sepak terjang Rivaldo yang sukses bersama Timnas Brasil di Piala Dunia namun melempem bersama AC Milan.
Pesepak bola merupakan profesi yang memungkinkan seseorang meraih popularitas tinggi, apalagi ketika ia tampil cemerlang dengan prestasi yang mentereng pula.
Selama ini, dunia sudah mengenal banyak legenda sepak bola hebat seperti Diego Maradona dan Pele, namun Rivaldo juga layak menyandang predikat tersebut.
Pasalnya, ia memiliki banyak kualitas jempolan sebagai pemain papan atas yang juga lahir dari salah satu negara penghasil talenta terbaik di kancah sepak bola, Brasil.
Rivaldo dianggap sebagai salah satu yang terhebat sepanjang masa. Ia juga sosok yang sangat kreatif dan mencolok di generasinya.
Selain itu, ia juga dikenal berkat keahliannya sebagai eksekutor tendangan bebas. Belum lagi skill-skill lain seperti tendangan sepeda, tendangan jarak jauh, dan trik-trik hebatnya saat berada di lapangan.
Seolah melengkapi kehebatan-kehebatan tersebut, ia juga pemain dengan naluri mencetak skor yang luar biasa.
Jika melihat CV-nya pun, orang-orang awam saja mungkin bisa menilai Rivaldo sebagai pesepak bola hebat dengan seabrek gelar.
Atas nama individu, ia pernah memenangkan penghargaan-penghargaan bergengsi seperti Ballon d’Or, Pemain Terbaik FIFA, Top Skor Liga Champions, dan masih banyak lagi.
Eks pemain AC Milan tersebut juga gemilang bersama Timnas Brasil, menggondol trofi Piala Dunia 2002 setelah menjadi runner-up di edisi 1998.
1. Pahlawan Piala Dunia yang Terpinggirkan di AC Milan
Rivaldo menjadi salah satu pahlawan Timnas Brasil saat berlaga di final Piala Dunia 2002 saat bersua Jerman.
Meski tidak mencetak gol, ia tercatat dalam starting line up yang berhasil menghajar Jerman 2-0 di International Stadium, Yokohama, Jepang.
Akan tetapi, kesuksesan tersebut sayangnya tidak menular di level klub. Rivaldo yang berjaya bersama Tim Samba malah jatuh tersungkur saat membela raksasa Liga Italia, AC Milan.
Bergabung ke AC Milan pada 2002 dari Barcelona, nasib sosok bernama lengkap Rivaldo Víctor Borba Ferreira ternyata cukup apes usai tersingkirkan ke bangku cadangan.
Padahal ketika datang, ia sampai mendapat sambutan super hangat dari salah satu legenda Rossoneri, Paolo Maldini.
Rivaldo diketahui meneken kontrak berdurasi tiga tahun di AC Milan dengan gaji 3 juta poundsterling semusim.
Hanya saja, angka tersebut tidak mampu ia ‘bayar’ dengan sepadan karena lebih sering berada di bench akibat cedera lutut.
Yang lebih parahnya lagi, Silvio Berlusconi kala itu menghambur-hamburkan uang dengan menambah beberapa pemain seperti Manuel Rui Costa, Cosmin Contra, Javi Moreno, dan Filippo Inzaghi.
Tujuannya apa lagi kalau bukan berburu gelar. Namun pembelian-pembelian tersebut ternyata tidak membuahkan hasil konkret di lapangan.
AC Milan pada musim 2002-2003 malah finis di peringkat 3 klasemen akhir Liga Italia, dikangkangi dua rival sengitnya, Inter dan Juventus.
2. Dipermalukan Saat di AC Milan dan Liga Italia
Tidak banyak memang, yang bisa dilakukan Rivaldo sang pemenang Piala Dunia 2002 bersama Tiimnas Brasil, untuk AC Milan kala itu.
Meski mendapat pujian dari Paolo Maldini sebagai salah satu pemain terbaik yang akhirnya merapat dan berseragam Rossoneri, kenyataan justru berkata sebaliknya.
Bahkan, reputasi Rivaldo di Liga Italia makin ternoda dengan gelar Golden Bin Award, predikat pemain terburuk di kancah sepak bola Negeri Pizza.
Namanya disebut di daftar ini pada tahun 2003, yang kemudian disusul oleh nama-nama infamous lainnya seperti Felipe Melo, Adrian, Christian Vieri, dan masih banyak lagi.
Ketika kegagalan di AC Milan jadi ‘penghinaan’ tersendiri bagi Rivaldo, raihan penghargaan Golden Bin pun bak menyiram garam di luka sang pemain.
Hal ini pun sampai ke telinga pelatih Timnas Brasil saat itu, Carlos Alberto Parreira. Ia pun turut sedih melihat reputasi salah satu anak asuh terbaiknya justru dipermalukan publik di Liga Italia.
“Itu adalah tindakan penghinaan tidak menghormati seorang juara dunia” ujarnya seperti pernah dimuat laman Sun Sentinel.
"Tapi Rivaldo tidak perlu khawatir tentang ini karena dia tahu betapa berharga dan pentingnya dia,” tambah Carlos Alberto Parreira lagi.
Setelah masa suram bersama AC Milan, Rivaldo hengkang ke klub Brasil, Cruzeiro Esporte Clube, pada tahun 2004.
Selama berseragam Rossoneri, meski tidak glamor, Rivaldo turut memenangkan tiga trofi bergengsi yakni Liga Champions, Coppa Italia, dan Piala Super Eropa.