Liga Inggris: Leicester City Jadi Juru Kunci, Brendan Rodgers Salahkan Manajemen
INDOSPORT.COM – Pelatih klub Liga Inggris (Premier League) Leicester City, Brendan Rodgers, tak ingin mundur dari kursi pelatih yang diembannya saat ini.
Seperti yang diketahui, Leicester City kini semakin ‘nyungsep’ di dasar klasemen setelah gagal meraih kemenangan dalam enam laga terakhir di Liga Inggris.
Bukan hanya itu, Leicester City kini juga menjadi klub kedua dengan angka kemasukan bola terbanyak dengan total 16 kebobolan, hanya selisih dua kebobolan dari Bournemouth saat ini.
Selain itu, faktor manajemen yang buruk dalam merencanakan kepindahan pemain juga menjadi salah satu kunci mengapa Leicester City kini tidak semengerikan dua musim lalu.
Salah satu kesalahannya yang dianggap sebagai blunder besar adalah dengan membuang Kasper Schmeichel dan menjadikan Danny Ward sebagai kiper utama yang masih dianggap belum siap untuk bermain reguler.
Menanggapi hal ini, Brendan Rodgers mengaku bahwa dirinya menolak lengser dari kursi kepelatihan yang sedang diembannya di Leicester City.
Menurutnya, saat ini masih terlalu dini untuk menilai keberhasilan maupun permainan sebuah klub.
“Saya tidak gila, saya mengerti sepak bola, ini sama sekali bukan awal yang bagus,” kata Brendan Rodgers, dikutip dari BBC.
Brendan Rodgers pun menambahkan bahwa dirinya bersama para staf pelatih hanya memerlukan dukungan untuk mengakhiri awal musim yang buruk dan meraih kemenangan.
“Tetapi sebuah dukungan telah menunjukkan tingkat pekerjaan yang telah kami lakukan di sini dan apresiasi atas apa yang telah kami lalui selama musim panas. Itu sangat mendukung,” pungkasnya.
1. Manajemen Leicester City Dikecam Brendan Rodgers
Liga Inggris (Premier League) 2022/23 bisa menjadi salah satu musim yang paling buruk bagi Leicester City.
Leicester City saat ini berada di dasar klasemen sementara Liga Inggris, karena belum pernah meraih satu kali kemenangan pun.
Hal tersebut membuat pelatih Leicester City, Brendan Rodgers, mengecam perlakuan manajeman Leicester City pada bursa transfer musim panas ini.
Bagaimana tidak, jelang ditutupnya bursa transfer kali ini, The Foxes malah melepaskan pemain andalan di lini pertahanan, Wesley Fofana.
Selain itu, manajemen klub yang bermarkas di King Power Stadium itu juga menjual beberapa pemain penting seperti Kasper Schmeichel, Hamza Choudhury, dan George Hirst.
Melansir dari The Sun, Brendan Rodgers mengecam aktivitas transfer manajemen, bersamaan dengan performa buruk yang ditunjukkan tim asuhannya.
Leicester City sendiri membukukan satu kali hasil imbang, dan empat kali kalah. Serta, James Maddison dkk baru mencetak 6 gol, dan kebobolan 11 kali.
“Ini bukan klub seperti dua tahun lalu. Itulah kenyataannya. Kami belum mendatangkan pemain baru, kecuali satu di akhir, dalam dua jendela terakhir dan itu adalah penggantinya,” ungkap Rodgers.
"Dengan rasa hormat yang besar, kami tidak mendapat bantuan di bursa transfer yang dibutuhkan tim ini,” tambahnya.
Di sisi lain, Leicester City juga tidak mendatangkan satu pemain pun pada bursa transfer musim panas ini, dan malah menjual pemain andalannya.
2. Liga Inggris Pecahkan Rekor di Bursa Transfer
Liga Inggris (Premier League) memecahkan banyak rekor pada bursa transfer musim panas kali ini. Jendela transfer musim panas yang luar biasa ditutup pada hari Kamis dengan sejumlah rekor pengeluaran baru.
Rekor itu termasuk rekor pembelian pemain di deadline day termahal yang pernah ada dalam pembelian Anthony senilai 82 juta poundsterling atau sekitar 1,4 triliun rupiah dari Manchester United.
Total uang pembelian pemain baru yang dikeluarkan oleh Liga Inggris bahkan mencapai 1,9 miliar poundsterling mengalahkan rekor di tahun 2017, yaitu 1,7 miliar poundsterling.
Dengan demikian, Liga Inggris menghabiskan dana untuk beli pemain lebih banyak dari gabungan Liga Italia, Liga Jerman, dan Liga Spanyol.
Baca selengkapnya: Wow, Liga Inggris Pecahkan Banyak Rekor di Bursa Transfer