Klub Liga Italia Milik Orang Indonesia Didemo Suporter, Legenda Chelsea Turun Tangan
INDOSPORT.COM â Klub kasta kedua Liga Italia (Serie B), Como 1907, dikabarkan didemo suporter. Hal itu membuat legenda Chelsea, Dennis Wise akhirnya turun tangan.
Kabar kurang menyenangkan kini tengah menghinggapi klub kasta kedua Liga Italia (Serie B), Como 1907. Torehan hasil buruk yang ditorehkan membuat klub yang dilath Kurniawan Dwi Yulianto itu didemo suporter.
Sebagamaimana diketahui, Como 1907 kini tengah berada di posisi ke-19 klasemen sementara kasta kedua Liga Italia dengan 2 poin.
Klub yang dimiliki oleh Djarum Grup, yakni oleh Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono tersebut belum sama sekali meraih kemenangan.
Hingga pekan ke lima Serie B, Como hanya mampu meraih dua kali hasil imbang dan menelan tiga kali kekalahan.
Hal itu termasuk saat mereka harus kembali menelan kekalahan atas Sudtirol dengan skor 0-2. Padahal, Como kala itu bertindak sebagai tuan rumah.
Torehan tersebut tampaknya membuat para suporter Como pun geram. Dilansir dari akun media sosial Instagram klub, para suporter bahkan terlihat melakukan demo selepas pertandingan.
Kondisi tersebut akhirnya juga membuat salah satu legenda Chelsea, Dennis Wise, turun tangan untuk meredakan riuhnya suporter yang hadir.
âKami tidak mau cari masalah, kami hanya ingin berbicara dengan tim. Kami memberikan hati, waktu dan uang kami demi tim. Kami sangat bangga dengan tim kami, namun kami ingin para pemain juga terus berjuang dan menghargai Jersey yang mereka gunakanâ, ucap salah satu perwakilan Ultras.
âKita mendengarkan para supporter. Kita semua juga merasakan frustrasi yang sama. Kita lebih baik dari hasil pertandingan belakangan ini,â ujar Dennis Wise meredam suporter.
1. Fabregas Belum Mampu Bawa Como 1907 Berjaya
Hasil yang ditorehkan oleh Como 1907 hingga pekan ke lima Serie B tampaknya berbanding terbalik dengan usaha yang telah ditunjukkan klub saat belanja pemain.
Sebagaimana diketahui, Como saat bursa transfer yang lalu begitu gencar mendatangkan pemain baru demi mengincar tujuan promosi mereka.
Hal tersebut dibuktikan dengan direkrutnya mantan pemain Arsenal dan Barcelona, Cesc Fabregas ke klub asal Italia tersebut.
Saat pertama kali datang, Fabregas bahkan sangat antusias bergabung dengan klub yang saat ini turut dilatih Kurniawan Dwi Yulianto.
"Ya, setelah berbicara dengan Mirwan, Dennis, dan Charlie, saya tertarik. Mereka menjelaskan secara detail mengenai proyek cantik nan ambisius bahkan untuk ukuran saya," kata Fabregas.
"Itulah kenapa saya mau tergabung untuk membangun tim ini secara jangka panjang, tak hanya di dalam tapi juga luar lapangan. Saya yakin pada visi klub ini, makanya saya tidak pikir dua kali untuk menjadi bagian besar di sini."
"Saya tidak sabar untuk keluar ke lapangan dan bermain di depan para penggemar dalam suasana yang begitu indah.”
“Tradisi, infrastruktur, dan keinginan pemilik untuk membawa klub ini ke level selanjutnya sangat menginspirasi. Saya tidak sabar untuk memulai,” tutup Cesc Fabregas.
Namun, meski berhasil mendatangkan pemain berlabel bintang, prestasi Como 1907 masih saja belum menunjukkan arah kemajuan.
2. Kurniawan Dwi Yulianto Ungkap Perbedaan Como 1907 dengan Liga Indonesia
Legenda timnas sepakbola Indonesia Kurniawan Dwi Yulianto berbicara soal perbedaan kultur sepakbola Indonesia dengan klub serie B Liga Italia Italia yakni Como 1970.
Seperti diketahui, eks PSM Makassar yang akrab disapa ‘kurus’ itu saat ini menghabiskan waktunya menjadi asisten pelatih sepakbola untuk Como 1970.
“Kalau untuk tantangan yang dihadapkan, yang pasti saya mau belajar. Kemarin kan saya juga mengikuti pre-session mereka,” terang Kurniawan Dwi Yulianto, Selasa (30/08/22), di bilangan Jakarta Pusat.
“Dan memang banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan, terutama bagaimana mentality para pemainnya,” sambung pria yang juga akrab disapa Ade itu.
Disamping itu, Kurniawan juga sembari membocorkan sedikit soal perbedaan kultur sepakbola di tanah air dengan sepakbola Italia khususnya klub Como 1970.
Baca Selengkapnya: Latih Klub Italia, Kurniawan Dwi Yulianto Bongkar Perbedaan Como FC dengan Liga Indonesia