Ternyata Ini! 3 Isi Otak Erling Haaland Saat Memikirkan Pindah ke Manchester City
INDOSPORT.COM - Ternyata ada banyak variabel yang bersemayam di otak Erling Haaland saat akan memutuskan pindah ke klub Liga Inggris (Premier League), Manchester City.
Seperti diketahui, pemain asal Norwegia tersebut sempat jadi rebutan banyak klub to Eropa di bursa transfer.
Bahkan, Manchester United yang sempat santer dikaitkan dengannya harus menyerah dari klub Liga Jerman, Borussia Dortmund.
Bersama Die Borussen, Erling Haaland ternyata tampil sama hebatnya seperti saat di RB Salzburg dulu. Sebelum angkat kaki dari BVB, ia mencatatkan 86 gol dari 89 penampilan di semua kompetisi!
Perjalanan putra Alf Inge Haaland ini pun pada akhirnya merapat ke klub Liga Inggris, Manchester City, pada 2022.
Seperti pesepak bola pada umumnya, Erling Haaland juga melewati fase-fase sulit dalam memilih ke mana ia akan berlabuh saat ada banyak klub yang berlomba-lomba memburu tanda tangannya.
Akan tetapi, ia dibantu sang ayah ternyata punya metode tersendiri dalam menyaring klub mana saja yang sebaiknya diprioritaskan, mana yang sebaiknya dieliminasi.
Berkat metode ini pula, mereka berhasil meminggirkan sejumlah klub top Eropa macam Liverpool dan Chelsea.
Sederhana namun penuh perhitungan, pihak Erling Haaland mengurutkan para klub peminat tersebut dengan metode ranking berbasis poin.
Lantas apa-apa saja yang membuat Manchester City akhirnya berada di daftar teratas klub yang ingin didatangi Erling Haaland?
1. Apa Saja Pertimbangan Erling Haaland ke Manchester City?
Yang pertama, kebutuhan mereka terhadap pemain nomor 9, yang mana memang tidak terelakkan sejak dulu.
Bahkan menurut Alfie Haaland sang ayah, Manchester City meraih poin tertinggi untuk kategori ini. Tentu saja, berkat posisi Sergio Aguero yang belum kunjung terisi.
“Salah satu kriteria, apakah klub butuh nomor 9. City mendapat [nilai] 10. Bayern Munchen mendapat [nilai] satu karena mereka tidak butuh,” ucap ayah Erling Haaland, seperti diwartakan Liverpool Echo.
Ya, skor 10 yang diberikan kepada The Citizens tentu bukan tanpa sebab. Sejak Sergio Aguero pergi, mereka belum menemukan pengganti yang tepat.
Sampai-sampai, Pep Guardiola harus menerapkan false 9 untuk memenuhi kebutuhan tersebut, meski ia sudah beberapa kali menggunakan sistem serupa saat Sergio Aguero masih ada sekali pun.
Bicara soal rival Borussia Dortmund yakni Bayern Munchen, Alfie Haaland tentu saja cukup cemas dengan keberadaan seorang Robert Lewandowski.
Salah-salah, sang anak nantinya hanya berakhir sebagai penghangat bangku cadangan apabila Bayern Munchen masih condong memainkan bomber ganas asal Polandia tersebut.
“Mereka punya pemain hebat sebagai nomor 9, tapi jika dia [Lewandowski] pergi, mereka tidak punya yang lain,” tambahnya.
Dan benar saja, Robert Lewandowski merapat ke Barcelona. Akan tetapi, hal tersebut tidak mengubah takdir, bahwa Erling Haaland memang ditakdirkan berseragam Manchester City dan bermain di Liga Inggris.
Sementara itu, Real Madrid mendapat nilai yang tidak terlalu bagus lantaran sudah punya Karim Benzema - dan bisa jadi mendatangkan Kylian Mbappe dari Paris Saint-Germain (PSG).
2. Pertimbangan Lain Erling Haaland
Kebutuhan akan pemain nomor 9 memang menjadi pembeda signifkan bagi Manchester City dengan klub-klub lainnya.
Pasalnya, Erling Haaland juga mengaku dirinya tidak terlalu memikirkan faktor manajer dalam memilih klub baru.
“Saya tidak pernah pindah ke sebuah klub karena manajer, tapi di Manchester City bonus karena ada [Pep] Guardiola,” ucapnya dalam sebuah tayangan dokumenter.
Nampaknya, Erling Haaland memang sungguh-sungguh dengan apa yang diucapkannya. Buktinya pun sudah terpampang jelas di depan mata.
Striker berusia 22 tahun ini pada kenyataannya mampu bersinar di mana saja, entah itu di RB Salzburg, Borussia Dortmund, maupun Manchester City.
Sampai saat ini saja, Erling Haaland sudah mendominasi Liga Inggris dengan rentetan gol yang seolah tidak mau berhenti. Ia masih menguasai daftar top skor sementara dengan 11 gol dari 7 pertandingan.
Lalu hal ketiga yang ada di otak Erling Haaland dalam mempertimbangkan destinasi bermainnya ialah gaji.
Sejak kecil ia bermimpi jadi pesepak bola dan berharap bisa mencari nafkah dari bidang ini. Tentu saja, bayaran adalah hal realistis yang akan dia pikirkan dalam mengambil keputusan.
Menurutnya, uang itu penting. Hanya saja, fokusnya bukan mengumpulkan banyak, melainkan mengumpulkannya semaksimal mungkin.
Apalagi, Erling Haaland sudah bermimpi main sepak bola dan akan melakukannya seumur hidup.