Secuil Kisah Frank Rijkaard Bersama Trio Belanda Paling Fenomenal di AC Milan
INDOSPORT.COM - Mengingat kembali secuil kisah Frank Rijkaard saat bermain untuk klub Liga Italia (Serie A), AC Milan.
Mantan bintang Timnas Belanda ini diketahui baru saja merayakan hari ulang tahunnya yang jatuh pada 30 September kemarin.
Kini sudah menginjak usia 60 tahun, tidak terasa waktu ternyata berlalu begitu cepat.
Apabila melihat ke belakang, Frank Rijkaard telah melewati banyak momen berharga dalam kariernya sebagai pesepak bola.
Salah satunya saat berada di AC Milan. Bahkan, saat itu ia ‘menciptakan’ trio Belanda yang fenomenal di Liga Italia bersama Marco van Basten dan Ruud Gullit.
Ya, tiga pemain ini memang memegang peran penting dalam membawa kejayaan bagi AC Milan pada akhir 1980-an hingga awal 1990-an.
Sebelum merapat ke AC Milan, Frank Rijkaard sempat sukses bersama Ajax namun dikabarkan punya hubungan yang retak dengan sang pelatih, Johan Cruyff.
Hal ini pula yang membuat ia akhirnya angkat kaki dari Belanda untuk bergabung dengan Sporting Lisbon kemudian Real Zaragoza.
Padahal, selama berseragam Ajax, sosok yang bernama lengkap Franklin Edmundo Rijkaard tersebut berhasil menggondol seabrek gelar bergengsi mulai dari Eredivisie sampai Piala KNVB.
Akan tetapi, AC Milan juga bukan tempat yang buruk bagi Frank Rijkaard, karena di sinilah ia menjadi figur penting di bawah kepelatihan Arrigo Sacchi dan Fabio Capello.
1. Kesuksesan Frank Rijkaard di AC Milan
Sebelumnya, kedatangan Frank Rijkaard sempat ditentang oleh Silvio Berlusconi, yang pada waktu itu lebih menyukai Claudio Borghi.
Namun keteguhan Arrigo Sacchi pada akhirnya membuat transfer Frank Rijkaard dari Sporting Lisbon berhasil terlaksana.
Di tangan Arrigo Sacchi, Frank Rijkaard bertransformasi dari seorang bek tengah menjadi salah satu gelandang bertahan paling menakutkan yang ada di Liga Italia kala itu.
Sosok pemain cerdas dan berkelas, serta mampu membaca permainan dengan sangat baik. Ia bahkan membawa AC Milan menuju kejayaan pada akhir era 1980-an menuju awal 1990-an.
Tidak tanggung-tanggung, mereka berhasil memenangkan gelar Liga Italia, European Cup (sekarang Liga Champions), Piala Super Eropa, Supercoppa Italiana, dan Intercontinental Cup pada masa-masa tersebut.
Ya, bersama Marco van Basten dan Ruud Gullit, Frank Rijkaard tidak hanya meraih kesuksesan yang masif, tetapi juga popularitas sebagai salah satu pemain asal Belanda yang bersinar di Liga Italia.
Meski begitu, perjalanan trio ini di AC Milan tidak selamanya mulus. Pasalnya, pada awal musim 1990-1991, hubungan mereka sempat dikabarkan merenggang.
Isu tersebut pun kemudian mengiringi partisipasi AC Milan di Piala Interkontinental 1990. Sebagian kalangan menilai AC Milan nantinya akan kesulitan meladeni jawara Copa Libertadores, Club Olimpia.
Akan tetapi, para anggota trio Belanda tersebut mampu mematahkan anggapan yang salah di mata publik.
AC Milan menang telak 3-0 berkat sumbangsih dua gol Frank Rijkaard (menit ke-43 dan 65) serta Giovanni Stroppa (62’).
2. Sukses di AC Milan, Kembali ke Akar
Piala Interkontinental pun masuk ke lemari trofi Frank Rijkaard sebelum membantu AC Milan meraih scudetto pada musim 1991-1992.
Setelah melalui lima tahun yang berkesan di AC Milan, legenda sepak bola kelahiran Amsterdam ini pun kembali ke pelukan Ajax pada tahun 1993.
Di klub inilah ia pada akhirnya memutuskan gantung sepatu setelah bermain selama kurang lebih dua tahun.
Kembali ke Ajax pun jadi keputusan tepat yang diambil Frank Rijkaard jelang masa-masa pensiunnya. Ia menambah dua gelar Eredivisie Belanda sebelum resmi mundur sebagai pemain profesional.
Bukan hanya itu. Ia juga menambah satu trofi Liga Champions yang diraih setelah mengalahkan sang mantan klub, AC Milan, di final 1994-1995.
Satu gol dari Patrick Kluivert saat itu sudah mampu membungkam AC Milan di laga yang digelar di Vienna, Austria, 24 Mei 1995.
Setelah gantung sepatu, Frank Rijkaard terjun ke dunia kepelatihan dan ditunjuk sebagai juru taktik Timnas Belanda pada 1998.
Meski masih minim pengalaman, ia punya bekal yang cukup lumayan lantaran pernah menjadi asisten pelatih Timnas Belanda era Guus Hiddink.
Namun ternyata, raihan Frank Rijkaard justu di luar dugaan karena berhasil mengantarkan Timnas Belanda ke semifinal Euro 2000.
Hanya saja, alih-alih Timnas Belanda, Frank Rijkaard jauh lebih dikenal publik berkat kesuksesannya saat membesut klub Liga Spanyol, Barcelona.