Rekam Jejak Dinasti Bek Denmark yang Sukses Bawa AC Milan Raih Scudetto
INDOSPORT. COM - Sejarah AC Milan pernah memiliki sejumlah bek asal Denmark yang mampu memberikan tim raihan prestasi mentereng berupa Scudetto.
Kiprah Rossoneri sepanjang mengikuti pentas Liga Italia, tercatat sudah 19 kali merasakan momen bahagia keluar sebagai juara.
Raihan terakhir Milan tentu saja baru terjadi musim lalu, yang mana pelatih Stefano Pioli mampu mengantarkan tim memuncaki tabel klasemen hingga berakhirnya Liga Italia 2021/22.
Milan total mengumpulkan 86 poin dari 38 laga, unggul dua angka saja dari runner-up yang sekaligus rival sekota, Inter Milan.
Prestasi musim lalu terasa sangat spesial, karena memutus puasa gelar Liga Italia yang sudah dirasakan Milan 11 tahun lamanya.
Selain itu, catatan spesial juga tertuang dalam kiprah bek asal Denmark yang kembali sukses mengambil peran dalam momen Scudetto Milan.
Dulu sekali, ada dua bek Denmark yang pernah melakukan hal serupa buat Milan, sehingga totalnya sekarang ada tiga nama.
INDOSPORT lantas coba mengulik lebih jauh mengenai dinasti bek Denmark yang sukses membawa AC Milan meraih Scudetto.
1. 1. Thomas Helveg
Thomas Helveg merupakan bek tengah asal Denmark pertama yang ada dalam momen keberhasilan AC Milan meraih Scudetto.
Ia gabung Rossoneri pada musim panas 1998, setelah dibeli seharga 8,5 juta euro dari sesama klub Liga Italia, Udinese.
Musim perdana membela Milan, Helveg langsung mendapatkan menit bermain reguler mengisi posisi bek sayap kanan.
Peran Helveg sepanjang musim itu tercatat bermain sebanyak 27 kali buat Milan, menghasilkan torehan satu assists.
Jalannya musim 1998/99 pun ditutup Helveg dan rekan-rekan setimnya dengan sangat manis, karena sukses membawa AC Milan keluar sebagai juara Liga Italia.
Helveg sendiri terus bermain bersama Milan sampai 2003, baru kemudian pindah ke tim rival sekota, Inter Milan.
2. Martin Laursen
AC Milan pertama kali mendatangkan Martin Laursen pada musim panas 2001, dengan status pemain pinjaman dari Parma.
Setahun di San Siro, Laursen yang tampil 37 kali berbagai ajang, ternyata mengesankan manajemen, sehingga Milan maju mempermanenkan statusnya pada musim panas 2002.
Namun perubahan situasi karier terjadi drastis sejak Laursen benar-benar resmi menjadi milik Rossoneri sepenuhnya.
Ia jarang mendapatkan menit bermain lagi, karena kalah bersaing dengan para bek tengah lain yang ada di skuat Milan.
Meskipun cuma jadi pemain pelapis, Laursen tetap mengambil peran dalam keberhasilan Milan meraih Scudetto musim 2003/04.
Ia bahkan juga berperan membantu Milan ketika meraih gelar juara Liga Champions musim 2002/03, mengalahkan Juventus di laga final.
Lantaran tidak terpakai, Laursen akhirnya dilepas Milan pada musim panas 2004, dijual ke klub Liga Inggris, Aston Villa.
2. 3. Simon Kjaer
Kedatangan Simon Kjaer ke AC Milan pada musim panas 2020 lalu, sempat menimbulkan keraguan, sebab usianya yang sudah menginjak 31 tahun.
Dibeli dari Sevilla seharga 3,68 juta euro, Kjaer menawarkan jam terbang yang tinggi untuk memimpin barisan pertahanan Rossoneri.
Peran Kjaer ternyata benar-benar mampu menjadi pemimpin bagi lini belakang Milan yang kala itu tidak terlalu tangguh.
Waktu berjalan, Milan banyak melakukan pembenahan di berbagai sektor, dan Kjaer masih jadi andalan utama tim.
Hasil segala perbaikan pun berbuah manis pada musim 2021/22, yang mana Kjaer ikut ambil peran dalam keberhasilan Milan meraih Scudetto.
Namun Kjaer musim lalu cuma bisa tampil 11 kali saja, karena di laga pekan ke-15 mendapati cedera parah sehingga harus absen panjang.
Musim ini, Kjaer sudah sembuh dari cederanya, dan ia bisa kembali merumput memperkuat barisan pertahan Milan.