Termasuk Djanur, Para Mantan Pemain Persib Gelar Doa Bersama Tragedi Kanjuruhan
INDOSPORT.COM - Mantan pemain klub Liga 1, Persib Bandung, dari berbagai generasi, berkumpul di Stadion Persib, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Jumat (07/10/22) pagi.
Mereka berkumpul di Stadion Persib, untuk menggelar doa bersama, sebagai bentuk solidaritas dan duka cita atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22).
Sebagai informasi, seusai Derby Jatim antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada pekan ke-11 kompetisi Liga 1 2022-2023, terjadi kerusuhan. Tragedi tersebut, menjadi kisah paling kelam dalam sepak bola Indonesia.
Sehubungan dengan itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang mengumumkan bahwa korban yang meninggal dunia dari Tragedi Kanjuruhan bertambah.
Sebelumnya, korban meninggal dunia mencapai 125 orang sejak Minggu (02/10/22) dini hari, lalu korban meninggal dunia bertambah menjadi 131 orang.
Jumlah korban meninggal dunia itu, terdata di 10 rumah sakit dan sisanya terkonfirmasi oleh pihak keluarga yang langsung dibawa pulang dari TKP (Tempat Kejadian Perkara) yakni Stadion Kanjuruhan Malang.
Pada kegiatan doa bersama tersebut hadir mantan pemain Persib dari berbagai angkatan, di antaranya Encas Tonif, Adeng Hudaya, Robby Darwis, Djadjang Nurdjaman, Asep Sumantri, Sutiono Lamso, Zaenal Arief hingga Airlangga Sutjipto.
Menurut salah satu perwakilan legenda Persib, Djadjang Nurdjaman, kegiatan tersebut digelar untuk mendoakan korban tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
"Kali ini bisa mengumpulkan mantan Persib bersama mendoakan kejadian tragedi Kanjuruhan, saya mewakili para mantan Persib semua angkatan mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya tragedi Kanjuruhan ini," ucap Djanur sapaan akrabnya di Stadion Persib.
Djanur yang juga saat ini menjadi pelatih Persikabo berharap, tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, menjadi yang terakhir.
1. Djanur: Momen Introspeksi
Selain itu, pelatih yang turut mengantarkan Persib meraih gelar juara Indonesia Super League (ISL) 2014 ini berharap semua pihak introspeksi dan mengambil pelajaran dari tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.
"Semoga ini kejadian terakhir tidak terulang lagi di masa yang akan datang, semoga sepak bola Indonesia semakin baik sesuai arahan presiden harus mengevaluasi semuanya, manajemen, semuanya suporter, pertandingan, mudah-mudahan kompetisi semakin baik," jelas Djanur.
Djanur sendiri sudah merasakan atmosfer suporter sepak bola di Indonesia sejak zaman perserikatan, saat itu dia masih menjadi pemain.
Saat ini, Djanur juga masih merasa atmosfer suporter sepak bola di Indonesia, pasalnya dia masih aktif sebagai pelatih di tim Liga 1 2022-2023, Persikabo.
Dari pengalamannya tersebut, Djanur menilai banyak sekali perbedaan yang dilihat olehnya dari perkembangan suporter di Indonesia.
"Ya, saya sudah memperhatikan mengalami, penonton dari mulai perserikatan sekarang liga sekarang berbeda. Dulu tidak terorganisir seperti sekarang-sekarang, menjadi suporter punya nama sendiri," ucapnya.
Djanur kembali berharap, ke depannya sepak bola Indonesia bisa semakin maju dan bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat dengan aman dan nyaman.
"Harapan ke depan dengan kejadian ini semoga ada perbaikan tidak ada permusuhan sesama suporter. Ada damai dari segala lapisan Bobotoh, Jakmania, Aremania, ada hikmahnya bersatu," harapnya.
"Pasti ada terutama ibu dan anak mau menonton ke stadion. Mudah-mudahan tekad suporter ke depan akan mulai membaik," ungkapnya.
2. Doa Bersama Lainnya
Sementara itu, sebelumnya Persib bersama Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman Institut Teknologi Bandung (ITB), mengadakan doa bersama, Rabu (05/10/22), sebagai bentuk solidaritas dan duka cita atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Doa bersama tersebut, dilaksanakan di Masjid Salman ITB, seusai Salat Maghrib. Dalam kegiatan ini, dihadiri pemain Persib diantaranya Achmad Jufriyanto, Teja Paku Alam, Fitrul Dwi Rustapa, Bayu Mohamad Fiqri, Robi Darwis, Ferdiansyah, Arsan Makarin dan Kakang Rudianto.
Kegiatan tersebut diawali dengan Salat Maghrib berjamaah dan selanjutnya sambutan oleh Dewan Pakar YPM Salman ITB, Budhiana Kartawijaya.
Setelah itu, Ustadz Handy Bonny menyampaikan taushiyah yang ditutup dengan doa bersama. Kegiatan doa Tragedi Kanjuruhan ini diakhiri dengan Salat Isya berjamaah.