Deretan Alumni Akademi Arsenal yang Kini Membela Tim-tim Raksasa Liga Italia, Sukses Raih Scudetto Semua!
INDOSPORT. COM - Sejumlah pemain berstatus alumni akademi Arsenal, kini diketahui sedang menjalani karier sepak bola bersama tim-tim raksasa Liga Italia.
Dahulu sekali, Arsenal memiliki reputasi mentereng sebagai tim yang handal dalam memoles bakat-bakat pesepak bola.
Pemain yang awalnya mungkin dianggap biasa-biasa saja, di kemudian hari mampu disulap Meriam London menjadi sosok bintang besar.
Banyak contoh nama yang bisa kita sebut, mulai dari Cesc Fabregas, Thierry Henry, Dennis Bergkamp, dan masih banyak lagi.
Seiring berjalannya waktu, rekam jejak keahlian Arsenal tersebut memang sudah tidak terlalu menonjol lagi sekarang.
Menurunnya taraf prestasi Meriam London, sepertinya berpengaruh terhadap meredupnya kecemerlangan tim perihal melahirkan pemain-pemain bintang.
Namun, Arsenal tetap boleh sedikit berbangga, sebab saat ini masih ada beberapa nama jebolan akademinya yang sukses besar di pentas Liga Italia.
Pemain-pemain itu kini diketahui sedang membela tim raksasa Serie A, punya peran vital di klubnya masing-masing, serta pernah merasakan Scudetto semua.
Lantas, siapa sajakah para pemain alumni akademi Arsenal yang INDOSPORT maksud? Silahkan simak ulasan lengkapnya berikut!
1. 1. Wojciech Szczesny
Wojciech Szczesny merupakan penjaga gawang yang mampu mengorbit di level tertinggi sepak bola Eropa, berkat polesan serta binaan akademi Arsenal.
Ia pertama kali datang ke akademi The Gunners pada 1 Januari 2006, setelah diboyong dari akademi klub Liga Polandia, Legia Warsaw.
Hanya butuh dua tahun buat Szczesny mendapat kesempatan promosi ke tim senior Arsenal, yakni pada awal musim 2008/09.
Masih berusia sangat muda, Szczesny jarang mendapatkan kesempatan bermain mengawal gawang Arsenal dan hanya jadi kiper pelapis.
Demi memperbanyak jam terbang, Szczesny kemudian dipinjamkan ke Brentford pada 15 November 2009, hingga 30 Mei 2010.
Pulang dari masa peminjaman, nasib baik menghampiri Szczesny pada jalannya musim 2010/11, dengan mendapat menit bermain lebih banyak.
Musim itu, Szczesny 15 kali dipercaya untuk menjaga gawang Arsenal di pentas Liga Inggris, mencatatkan lima clean sheets dari delapan penampilan awal.
Musim-musim berikutnya, Szczesny terus mendapat kepercayaan menjadi kiper utama Arsenal dalam mengarungi berbagai ajang.
Namun nasib kurang mujur dialami Szczesny pada musim 2014/15, sebab posisinya mulai digusur oleh kiper Arsenal yang lain.
Selepas musim 2014/15 berakhir, Szczesny memutuskan pindah klub dan memulai petualangan baru di pentas Liga Italia.
Szczesny mengawali karier di Negeri Pizza bersama AS Roma, bermain dua musim di sana, dengan kualitas performa mentereng.
Juventus kemudian mengajak Szczesny bergabung pada musim 2017/18, dan kesuksesan beruntun tiba-tiba menghampirinya.
Hampir di setiap musimnya, Szczesny dipercaya menjadi penjaga gawang utama, bahkan sempat menggeser posisi dari kiper legendari Gianluigi Buffon.
Kebersamaan Szczesny dan Juventus masih berlangsung hingga sekarang, yang mana perannya masih diandalkan sebagai kiper utama.
Szczesny sendiri sudah memberikan tiga trofi juara Liga Italia buat Juve, masing-masing di musim 2017/18, 2018/19, dan 2019/20.
2. 2. Ismael Bennacer
Ismael Bennacer pertama kali datang ke akademi Arsenal pada 30 Juli 2015, ketika usianya masih 17 tahun.
Staf pemandu bakat Arsenal mendatangkan Bennacer dari klub Liga Prancis, AC Aries, yang mana biaya penebusannya sebesar 300 ribu euro.
Perkembangan karier Bennacer ternyata tak sesuai dengan yang diharapkan oleh Arsenal, sehingga ia tak pernah diberi kesempatan promosi ke tim utama.
Pertengahan musim 2016/17, Bennacer terpaksa harus menjalani masa peminjaman bersama tim kecil Liga Prancis, Tours FC.
Tak lama pulang dari Tours, Arsenal ternyata langsung memintanya pergi, setelah menerima pinangan klub Liga Italia, Empoli.
Bursa transfer musim panas 2017, Empoli diketahui menebus jasa Bennacer dengan harga yang sangat murah, cuma 1 juta euro.
Kala pertama kali memperkuat Empoli, Bennacer mendapati timnya masih berkutat di kasta kedua Liga Italia alias Serie B.
Meski reputasi Empoli tidak mentereng, Bennacer justru mampu menemukan motivasi lebih buat menunjukkan kualitas hebat yang sebenarnya ia miliki.
Musim 2017/18, Bennacer yang tampil reguler mengisi lini tengah Empoli, berhasil membawa timnya mendapatkan tiket promosi ke Serie A.
Ketika manggung di kasta tertinggi, sinar Bennacer ternyata makin benderang, sekaligus mampu memikat banyak tim raksasa Italia.
Walau musim 2018/19 Empoli masuk jurang degradasi, Bennacer berhasil tampil apik sehingga dipinang AC Milan pada musim berikutnya.
Kedatangannya ke skuat Rossoneri pun menjadi pertanda bahwa Bennacer semakin matang dalam menjalankan tugas sebagai gelandang bertahan.
Ia selalu mendapatkan tempat di tim utama, dan bahkan sukses memberikan kontribusi besar saat Milan meraih Scudetto pada musim 2021/22 lalu.
Bennacer sendiri hingga kini masih menjadi tumpuan utama lini tengah AC Milan. Musim ini, ia selalu bermain dalam sembilan laga Liga Italia yang sudah dilakoni klubnya.