3 Alasan Juventus Tidak Bisa Sukses Seperti Real Madrid Meski Gaet Zinedine Zidane
INDOSPORT.COM - Bergelimang trofi bersama Real Madrid menjadi salah satu daya tarik Zinedine Zidane bagi klub manapun yang tengah mencari pelatih baru, termasuk Juventus.
Hanya saja, I Bianconeri harus realistis untuk tidak mengharapkan sehebat Los Blancos era Zizou andai sukses mendapatkan tanda tangan sang juru taktik asal Prancis.
Saat ini isu pergantian pelatih kembali bertiup kencang di Allianz Arena usai Juventus masih belum bisa keluar dari tren negatif.
Sampai tulisan ini dibuat, Massimiliano Allegri dan anak-anak asuhnya hanya bisa meraih dua kemenangan semntara sisanya berujung kekalahan.
Padahal selain AC Milan, lawan-lawan yang Juventus hadapi dan memaksa mereka bertekuk lutut kelasnya masih lebih rendah seperti Monza, Maccabi Haifa, dan Benfica.
Tidak heran jika Allegri kemudian didesak untuk mundur oleh suporter yang memang sejak musim lalu menganggap sang allenatore mulai kehilangan sentuhannya.
Zidane dianggap sebagai kandidat suksesor yang tepat karena ia pun pernah membela Juventus sebagai pemain.
Belasan trofi termasuk 2 titel Liga Spanyol dan 3 gelar Liga Champions dalam 3 musim beruntun adalah raihannya bersama Real Madrid.
Magis yang sama belum tentu Zinedine Zidane bisa tunjukkan andai bekerja untuk Juventus. Terlalu banyak perbedaan di antara kedua klub yang bisa mempengaruhi presentase kemungkinan sukses sang juru taktik.
Berikut tiga alasan kenapa Zidane belum tentu bisa mereplika suksesnya bersama Real Madrid apabila pindah ke Juventus.
1. Terhalan Dana dan Kualitas Tim
1. Kualitas Skuat yang Jauh
Juventus di 2019/2020 memang masih bisa menjuarai Liga Italia namun saat ini bobot pemain yang ada di dalam tim mereka sudah jauh berkurang.
Sekarang di Allianz Stadium kebanyakan pemainnya sudah melewati masa emas dan mulai mengalami penurunan atau masih belum menunjukkan kemampuan terbaik mereka.
Kategori pemain tua tersebut adalah Leonardo Bonucci, Alex Sandro, Danilo, atau Juan Cuadrado. Sementara itu kategori kedua diisi oleh Dusan Vlahovic, Federico Chiesa, dan Moise Kean.
Ini bisa menjadi masalah besar bagi Zinedine Zidane terutama apabila ia dituntut untuk memberikan hasil instan.
Butuh pemugaran skuat sebelum Juventus benar-benar bisa bersaing secara kosisten tidak cuma di Liga Italia dan Liga Champions.
Di Real Madrid, Zidane mewarisi pemain-pemain yang sudah punya pengalaman juara entah itu dari era Jose Mourinho atau Carlo Ancelotti.
Sebut saja Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, Karim Benzema, Xabi Alonso, Angel Di Maria, Sergio Ramos dan masih banyak lagi.
Bukannya mau menyepelekan prestasi Zidane di Spanyol namun boleh dibilang ia mendapat banyak fasilitas untuk sukses.
2. Bujet yang Tak Sama
Status klub besar di Italia dan Eropa memang masih dipegang Juventus namun ekonomi mereka saat ini sama sekali tidak bisa dibilang masif.
La Vecchia Signora layaknya kesebelasan-kesebelasan negeri pasta lain, sangat terdampak pandemi global dalam dua tahun terakhir yang membuat pemasukan dari penjualan tiket berkurang.
2. Belum Tentu Sesuai Harapan
Akhirnya pengeluaran di bursa transfer pun jadi ditekan. Sejumlah pemain yang mereka datangkan pada musim panas lalu adalah free agent seperti Paul Pogba, Angel Di Maria, dan Leandro Paredes.
Zinedine Zidane mungkin akan kesulitan untuk sementara waktu beradaptasi dengan situasi tersebut karena di Real Madrid ia terbilang punya kebebasan untuk belanja.
Selain sudah dibekali dengan skuat super mahal, Zizou juga masih sempat membeli sejumlah bintang yang harganya tidak murah selama di Santiago Bernabeu.
Menurut data dari Transfermarkt, Zidane menghabisakan 431 juta Euro untuk sekitar 13 pemain saja di ibu kota Spanyol.
Jika dirata-ratakan, setiap pemain yang eks kapten timnas Prancis itu beli harganya lebih dari 33 juta Euro.
3. Tuntutan Permainan Indah
Zinedine Zidane memang seorang serial winner alias langganan mengangkat trofi namun bukan berarti ia adalah manajer yang berpegang teguh pada permainan 'indah'.
Pria 50 tahun tersebut cenderung pragmatis karena lebih mengutamakan hasil. Bahkan saat bersama Real Madrid pun, ia tidak segan-segan memerintahkan para galactico untuk bermain lebih menunggu.
Sementara itu para suporter Juventus sudah jengah dengan permainan negatif ala Massimiliano Allegri.
Di 2022/2023, Si Nyonya Tua hanya bisa mencetak 1,3 per 90 menit khusus dalam Liga Italia. Allegri dianggap tidak mampu memaksimalkan potensi para pemainnya dan akhirnya pun gol enggan tercipta.
Tifosi harus paham jika taktik yang memanjakan mata tidak bisa diracik dalam satu malam andai nanti Zinedine Zidane tiba di Juventus.