4 Pemain Potensial yang Terlalu Cepat Dilepas AC Milan, Jadi Penyesalan?
INDOSPORT.COM - Melihat empat pesepak bola yang agaknya terlalu cepat dilepas klub Liga Italia (Serie A), AC Milan.
Sebagai salah satu raksasa sepak bola Italia, AC Milan pernah disinggahi banyak pemain mulai dari kelas teri hingga kakap.
Beberapa di antaranya tentu saja ada yang meraih kesuksesan, tapi tidak sedikit pula yang bernasib apes.
Di sisi lain, ada beberapa pemain ada yang berseragam Rossoneri untuk waktu lama, ada pula yang mungkin hanya seumur jagung.
Berada di klub besar, seorang pemain mau tidak mau harus berhadapan dengan tantangan luar biasa demi berada di skuad - entah sebagai starter maupun cadangan.
Namun nampaknya, hal tersebut tidak pernah terjadi pada pemain-pemain berikut ini, yang dilepas AC Milan terlalu cepat sebelum mereka berkembang.
Siapa saja? Berikut empat di antaranya.
Roberto Ayala
Pemain sepak bola Argentina ini diboyong oleh AC Milan pada akhir musim 1997-1998 dan bermain di sana selama dua musim sampai Valencia membelinya seharga 6,25 juta euro.
Ya, Roberto Ayala adalah satu dari sekian pemain yang tidak lama berseragam Rossoneri, meski pada waktu itu bermain bersama nama-nama hebat bersama Alessandro Costacurta dan Paolo Maldini.
Walau angkat kaki cepat, ia sempat menikmati gelar scudetto bersama AC Milan pada 1998-1999. Setelahnya, Roberto Ayala lebih dikenal sebagai legenda klub Liga Spanyol, Valencia.
1. Pierre-Emerick Aubameyang
Nama yang tentunya cukup sayang untuk tidak disebut di daftar ini. Bahkan belum lama ini, bintang asal Gabon tersebut bahkan harus berhadapan dengan AC Milan di ajang Liga Champions.
Dengan seragam Chelsea, Pierre-Emerick Aubameyang menyaksikan bagaimana sang mantan klub terhantam lima gol tanpa balas melalui dua leg di pertandingan Grup E.
Kisah Pierre-Emerick Aubameyang bersama AC Milan dimulai pada 2007 saat bergabung dengan klub ini sebagai pemain junior. Saat itu usianya masih 18 tahun.
Ia kemudian dikirim ke tim Primavera dan berlaga di sejumlah pertandingan Champions Youth Cup, dan UEFA Youth League.
Talentanya saat itu pun berhasil menarik perhatian banyak scout, namun sayangnya tidak di mata klubnya sendiri.
Alih-alih mendapat kesempatan menembus tim utama, ia justru dipinjamkan ke sejumlah klub seperti Dijon, Lille, Monaco, dan Saint-Etienne.
Tanpa mencatatkan satu pun kiprah bersama tim utama, Pierre-Emerick Aubameyang akhirnya angkat kaki ke Saint-Etienne lalu Borussia Dortmund.
Bersama Die Borussen-lah namanya kemudian mencuat dan meraih popularitas yang masif sebagai seorang striker.
Meski gagal total di AC Milan, kesuksesannya bersama Borussia Dortmund membawanya mendarat di Arsenal, lalu Barcelona, dan kini Chelsea.
Ia adalah salah satu talenta yang sayangnya tidak terlihat oleh AC Milan hingga akhirnya dilepas cepat pada 2011 silam.
2. Matteo Darmian dan Riccardo Saponara
Matteo Darmian
Meski menjadi kapten di tim Primavera, sepak terjang Matteo Darmian bersama AC Milan pada kenyaaannya tidak terlalu mencolok.
Pasalnya, ia hanya tampil lima kali bersama tim utama, dengan rincian empat di liga dan satu di Coppa Italia.
Setelah itu, ia meninggalkan klub pada tahun 2010 lantaran kesulitan menghadapi persaingan para pemain muda di skuad Rossoneri.
Bek kanan kelahiran 2 Desember 1989 tersebut sangat jarang dimainkan. Ia bahkan sering melewati hari-harinya sebagai pemain pinjaman.
Sejak meninggalkan AC Milan, Matteo Darmian ternyata menuai kesuksesan yang sudah ditakdirkan kepadanya melalui Torino dan Timnas Italia.
Namun tetap saja, ia merupakan aset berharga yang terlalu cepat dilepas saat lini belakang AC Milan sedang lemah-lemahnya dan payah-payahnya.
Riccardo Saponara
Datang ke AC Milan pada Januari 2013 dan angkat kaki pada Januari 2015. Hanya saja, masa-masanya bersama sang raksasa Liga Italia tidak semulus yang diharapkan.
Bahkan, tuah nomor punggung 8 yang dilungsurkan kepadanya pun tidak berbuah apa-apa. Ia bahkan menjadi ‘korban’ pergantian pemain yang sampai tiga kali di kubu Rossoneri.
Masalahnya, tidak ada satu pun pelatih yang berkenan memberi cukup menit bermain untuk pemain asal Italia ini.
Alih-alih dilepas, Riccardo Saponara bisa jadi trequartista yang lebih andal ketimbang Keisuke Honda atau Suso.