Andre Onana, Mutiara Hitam yang Dicari Inter Milan untuk Jadi Suksesor Handanovic
INDOSPORT.COM - Andre Onana disebut sebagai salah satu pemain yang berpengaruh terhadap kebangkitan Inter Milan di Liga Italia (Serie A).
Inter Milan berhasil bangkit dari tren negatif akhir-akhir di sejumlah pertandingan di semua kompetisi.
Sempat sulit meraih kemenangan, tapi kini mereka belum terkalahkan dalam empat pertandingan terakhir.
Mulai dari meraih kemenangan tipis 1-0 atas Barcelona, lalu dilanjutkan menang 2-1 atas Sassuolo di Liga Italia.
Kemudian menahan imbang 3-3 melawan Barcelona di matchday ke-4 Liga Champions, dan menang 2-0 atas Salernitana di kompetisi domestik.
Catatan positif itu belum berpengaruh signifikan terhadap posisi Inter Milan di klasemen Liga Italia, karena masih menempati urutan ke-7 dengan 18 poin.
Sementara di Liga Champions, Inter Milan menuai hasil manis karena mereka membuka peluang untuk lolos ke babak 16 besar.
Saat ini, Inter Milan berada di peringkat ke-2 klasemen grup C di bawah Bayern Munchen (1), dan di atas Barcelona (3).
Jika mampu meraih satu kemenangan lagi, maka sudah bisa dipastikan Inter Milan akan mendampingi Bayern Munchen lolos dari babak penyisihan grup.
Salah satu performa apik Inter Milan itu tidak lepas dari penampilan memukau kiper mereka, Andre Onana.
Awalnya Andre Onana didatangkan Inter Milan pada musim panas lalu dari Ajax Amsterdam untuk jadi pelapias kiper utama, Samir Handanovic.
Ia hanya akan dimainkan di Liga Champions, sedangkan untuk Liga Italia jadi jatahnya Handanovic.
Kemudian, Simone Inzaghi melakukan perubahan dari rencana awal tersebut. Onana dimainkan di kedua kompetisi secara berturut-turut.
Hasilnya pun menakjubkan. Selama gawang dikawal Onana, Inter tidak pernah kalah. Rinciannya tiga kali menang dan sekali imbang.
1. Andre Onana Ungguli Samir Handanovic
Berkat penampilan apiknya itu, Andre Onana disebut-sebut sebagai kiper tepat tangguh untuk jadi suksesor Samir Handanovic.
Sebagai informasi, Samir Handanovic saat ini berusia 38 tahun. Sempat tak tergantikan, tapi kini penampilannya mulai inkonsisten sehingga Inter Milan berpikir harus mencari suksesornya.
“Andre merasa senang dan puas dengan momen ini. Dia terus bekerja dan bekerja untuk bisa mendapatkan kesempatan bermain, serta membantu tim,” ujar sang agen, Albert Botines, dalam wawancaranya dengan SerieANews.
Delapan pertandingan yang sudah dijalani Handanovic bisa dibilang tidak bagus-bagus amat. 13 gol sudah bersarang ke gawangnya dari tujuh laga.
Onana yang baru bermain enam kali, jelas memiliki jumlah kebobolan paling sedikit. Ia baru kebobolan enam gol saat ditumbangkan Bayern Munchen, Barcelona dan Sassuolo.
Artinya dari segi kontribusi, Andre Onan jelas sangat membantu tim karena ia bisa mencatatkan 3 kali nir bobol dari 6 kali pertandingan.
Sedangkan Handanovic cuma 2 kali nir bobol dari 8 pertandingan. Itu membuktikan Onana jauh lebih tinggi presentase penyelamatannya.
Handanovic menghadapi total 32 tendangan tepat sasaran yang 11 di antaranya menjadi gol. Dengan kata lain, persentase penyelamatan Handanovic hanya di angka 65,6%.
Onana yang sempat menghadapi Bayern Munchen dan Viktoria Plzen menghadapi total 12 tendangan tepat sasaran, tetapi hanya dua yang bersarang ke gawang Inter. Persentasenya penyelamatannya mencapai 83,3%.
2. Kualitas Penyelamatan
Lalu masuk ke statistik yang lebih dalam. Statistik ini melihat seberapa berkualitas penyelamatan yang bisa dibuat untuk menggagalkan kemungkinan gol.
FBRef mencatat bahwa Handanovic kebobolan lebih banyak dari yang seharusnya. Secara kualitas, ada 2,5 gol yang harusnya tidak masuk.
Itu berarti Handanovic kebobolan dari kualitas tendangan yang sebetulnya mudah diamankan.
Sementara Onana justru surplus. Onana tercatat hanya kebobolan dua gol sejauh ini, tetapi secara kualitas, seharusnya ada 2,5 gol yang bersarang lebih banyak ke gawang.
Namun karena kesigapannya melakukan penyelamatan, gawang Inter jadi tidak kebobolan lebih banyak.
Selain Andre Onana, Inter Milan sejatinya punya kiper potensial lain yang layak dicoba untuk jadi suksesor Handanovic.
Salah satunya adalah Filip Stankovic. Nama yang tidak terdengar asing. Ya, Filip adalah putra salah satu pemain yang membawa Inter meraih treble winners musim 2009-10, Dejan Stankovic.
Sejatinya, Filip merupakan pemain tim U-19 Inter Milan. Namun, kiper berusia 18 tahun itu pernah dipanggil Conte untuk berlatih dan masuk skuat senior meski belum dimainkan.
“Sebuah perasaan yang unik berada di tengah pemain-pemain top. Anda selalu bisa belajar dari mereka. Melakoni debut bersama Inter adalah impian saya,” tutur Filip seperti dilansir Corriere dello Sport.
Dengan adanya dua nama-nama kiper muda di atas, bisa dijamin sektor penjaga gawang Inter Milan untuk masa depan cukup cerah.
Pelatih Simone Inzaghi rasanya tidak perlu pusing mencari untuk mencari suksesor Samir Handanovic.
Kualitas Handanovic sendiri memang masih mumpuni, tetapi Inzaghi mulai memikirkan peremajaan di sektor penjaga gawang. Onana bisa jadi opsi untuk musim depan, sedangkan Filip adalah proyek jangka panjang.