Liga Inggris: 3 Hal yang Perlu Diketahui tentang Jurgen Klopp Terseret Isu Xenophobia
INDOSPORT.COM - Isu xenophobia sedang melanda Jurgen Klopp setelah pertandingan Liga Inggris antara Liverpool vs Manchester City.
Sebagaimana diketahui, partai panas tersebut berakhir dengan kemenangan The Reds 1-0 melalui gol semata wayang Mohamed Salah.
Hasil tersebut pun membuat anak-anak asuh Pep Guardiola harus menelan kekalahan perdana di liga musim ini, usai mencatatkan tujuh kemenangan dan dua hasil imbang.
Sampai tulisan ini dibuat, Liverpool yang akan berhadapan dengan West Ham United nanti malam, bertengger di peringkat 8 klasemen dengan 13 poin.
Sementara itu, Manchester City masih betah sebagai runner-up dan memepet Arsenal dengan 23 poin, bersaing ketat dengan Tottenham Hotspur yang menguntit di peringkat 3.
Tidak berbeda jauh dengan laga menghadapi Manchester United, baik Liverpool maupun Manchester City juga sama-sama musuh bebuyutan dengan nama besar di Liga Inggris.
Bahkan, pertemuan akbar mereka pekan lalu masih menyisakan sejumlah isu panas yang bergulir di kalangan publik termasuk isu xenophobia yang tengah menghinggapi Jurgen Klopp.
Berdasarkan kamus Merriam-Webster, xenophobia adalah ketakutan dan kebencian terhadap orang asing, atau sesuatu yang terasa aneh atau asing.
Istilah tersebut, berasal dari dua kata berbahasa Yunani: xenos yang bisa diartikan orang asing atau tamu, dan phobos yang berarti ketakutan.
Masih dari sumber yang sama, istilah xenophobia awalnya terdengar melalui bahasa Latin Baru dan pertama kali muncul di media cetak dalam bahasa Inggris pada akhir abad ke-19.
Lantas, ada apa dengan isu xenophobia yang dialami Jurgen Klopp setelah pertandingan Liga Inggris antara Liverpool vs Manchester City? Berikut tiga hal yang perlu diketahui.
1. Asal Mula Isu Xenophobia Jurgen Klopp
Tidak ada asap jika tidak ada api, begitu pula dengan isu xenophobia yang saat ini sedang menerpa Jurgen Klopp.
Gara-gara pertamanya, adalah ucapan sang manajer tentang Manchester City sebelum menghadapi Liverpool pada pekan ke-11 Liga Inggris 2022-2023.
Saat itu, ia mengatakan hanya ada tiga klub di dunia ini yang bisa melakukan apa pun yang diinginkan dari segi finansial.
Hal tersebut diungkapkan pelatih asal Jerman tersebut usai ditanya apakah Liverpool mampu bersaing dengan Manchester City. Dengan yakin, ia menjawab tidak.
“Tidak ada yang bisa bersaing dengan City soal itu. Anda punya tim terbaik di dunia dan striker paling hebat di pasar [transfer],
“Tidak peduli seberapa besar biayanya, Anda bisa melakukannya. Kami tidak bisa seperti itu,” jawab Jurgen Klopp seperti dikutip dari Football365.
Lebih lanjut, ia juga mengiyakan ketidaksanggupan Liverpool dalam mengimbangi apa yang dilakukan Manchester City saat ini.
Meski begitu, ia meyakini apa pun langkah yang diambil Manchester City sah-sah saja selama mereka mampu.
“Kami tidak bisa seperti mereka, tidak mungkin. Ada tiga klub di dunia ini yang bisa melakukan apa saja semaunya secara finansial dan itu legal. Semuanya baik-baik saja,” tambahnya lagi.
Akan tetapi, jawaban tersebut kemudian berkembang sebagai narasi yang merujuk pada Manchester City, Paris Saint-Germain, dan Newcastle United sebagai klub yang dimiliki investor dari Timur Tengah.
2. Kronologi Selanjutnya
Jadi Masalah
Di tengah perkembangan zaman dan media sosial yang sudah makin menggila, tidak butuh waktu lama maupun effort yang sulit untuk menyeret nama seseorang dalam sebuah isu.
Mendadak, bak petir di siang bolong, Jurgen Klopp terseret tuduhan xenophobia gara-gara jawaban yang ia berikan sebelum laga Manchester City vs Liverpool.
Menyusul kabar miring yang melibatkan dirinya, pelatih berusia 55 tahun tersebut pun angkat bicara.
Respons Jurgen Klopp
Manajer Liverpool itu pun langsung menyangkal ada esensi xenophobia dalam kalimatnya tentang “tiga klub yang bisa melakukan apa saja secara finansial” itu.
Ia mengaku tidak ingat ada kalimat yang mengindikasikan xenophobia saat berbicara soal tiga klub tersebut.
“Saya tahu diri saya dan Anda tidak bisa menyerang saya dengan sesuatu yang jauh dari kepribadian saya,” ujarnya saat sesi konferensi pers jelang laga kontra West Ham United.
“Jika saya seperti ini [xenophobia], saya pasti akan membenci diri sendiri. Saya sadar, bahwa apa yang saya katakan sering berpotensi menjadi salah paham. Terjadi begitu saja, tanpa ada intensi,” katanya lagi.
Menurut Jurgen Klopp, kata-kata yang ia ucapkan memang bisa dimaknai berbeda oleh banyak orang, namun parahnya, ia mungkin baru sadar setelah itu menjadi isu besar yang diperbincangkan publik.
“Terkadang Anda berkata sesuatu dan berkata, ‘Oh tidak! Ini bisa diartikan begini!’ Saya sadar apa yang saya katakan, dan apabila orang mau salah paham saya tidak bisa mengubahnya.”
Belajar dari kejadian ini, Jurgen Klopp pun mengaku akan lebih cermat dalam memilih kalimat - meski sembari berseloroh ia menyebut dirinya bukan orang yang selalu bisa bersikap hati-hati.