3 Alasan Kenapa Ronaldo Hanya Merusak Kariernya Usai Ngambek di Laga Man United vs Tottenham
INDOSPORT.COM - Cristiano Ronaldo tengah menjadi sorotan saat Manchester United menekuk Tottenham Hotspur dengan skor 2-0 pada pekan ke-12 Liga Inggris (Premier League) 2022/23.
Bisa dibilang itu adalah hasil terbaik Manchester United sejauh ini di era Erik ten Hag. Namun tampaknya bintang senior yakni Cristiano Ronaldo justru ingin merusak selebrasi publik Setan Merah.
Setelah tidak menjadi starter dan duduk di bangku cadangan sepanjang laga, Cristiano Ronaldo memutuskan untuk masuk ke dalam ruang ganti hanya beberapa menit sebelum laga selesai.
MU saat itu memang sudah nyaman unggul dan sebentar lagi wasit pun sudah memberikan injury time namun tetap saja sikap Ronaldo tidak bisa dibenarkan.
Dengan meninggalkan lapangan lebih dulu ditambah gestur mengabaikan ajakan jabat tangan oleh fans di dekat lorong Old Trafford, penyerang asal Portugal itu tampak sengaja menunjukkan rasa ketidakpuasan.
Rasa gatal ingin bermain dan mencetak gol sebanyak mungkin dalam diri Ronaldo adalah sebuah kewajaran. Hal itu karena ia punya reputasi yang tidak bisa dijaga dengan dua gol saja sejauh ini di 2022/2023.
Berikut ini adalah tiga alasan kenapa rajukan Cristiano Ronaldo pada laga Manchester United vs Tottenham Hotspur lalu bisa jadi akhir kariernya.
1. Memecah Kekompakan Tim
Saat resmi diumumkan sebagai manajer baru Manchester United, Erik ten Hag pernah bilang jika ia tidak sabar untuk bekerja sama dengan Cristiano Ronaldo.
Meski gemar mengandalkan pemain muda namun sang pelatih Belanda mengaku sangat ingin bisa bahu membahu dengan si veteran yang melegenda.
1. Akan Semakin Dijauhi
Sayangnya Ronaldo membuat rencana tersebut menjadi buyar. Ia meminta untuk dilepas meski kontraknya bersama klub masih ada setahun pada bursa transfer musim panas lalu.
Sampai pasar pemain ditutup sialnya ia tidak bisa menemukan klub baru dan terpaksa mengenakan lagi seragam United namun tidak semudah itu.
Karena mogok latihan demi dijual, Ronaldo melewatkan sebagian besar masa pramusim United dan hanya kebagian satu babak dalam rangkaian uji coba.
Akhirnya kebugaran level optimal sulit untuk dicapai yang mana berujung dengan seringnya Ten Hag mencadangkannya dan lebih memilih Marcus Rashford atau Anthony Martial untuk mengisi pos 'nomor 9'.
Maka dari itu Ronaldo sudah salah dengan menunjukkan gestur muaknya di pertandingan tempo hari. Yang ada justru ia membuat mood di ruang ganti menjadi buruk begitu pula dengan relasi ke sesama pemain dan juga manajer.
2. Mematikan Pasarnya Sendiri
Usai gagal hengkang dari Old Trafford pada musim panas, Cristiano Ronaldo kabarnya hendak menjajakan dirinya lagi pada musim dingin.
Jika ia sudah tahu dirinya sudah sepi peminat, seharusnya kapten timnas Portugal itu bermain sebaik mungkin untuk Manchester United sebagai bentuk promosi ke tim lain.
Yang dilakukannya justru malah membuat masalah selain juga tampil di bawah standarnya yang sudah kadung terlalu tinggi.
Kini imej Ronaldo adalah seorang bintang yang egois dan tidak pantas untuk menjadi panutan para pemain lain.
Usianya pun padahal sudah 37 tahun. Tidak akan ada kesebelasan top di Eropa yang mau memberinya kontrak panjang dan gaji mahal karena hal itu sama saja dengan perjudian konyol.
Ketika diharapkan jadi mentor saja tidak bisa kala kemampuanya sudah menurun, Ronaldo hanya akan menjadi alat penjualan jersey saja apabila menemukan pelabuhan baru nantinya.
2. 3. Menodai Sejarah Indah Bersama United
Sepanjang kariernya, Cristiano Ronaldo dikenal sebagai megabintang. Setiap tim yang pernah ia singgahi dipastikan akan menjadikannya kiblat sekaligus tumpuan.
Maka dari itu kenyamanan jebolan akademi Sporting Lisbon tersebut adalah yang nomor satu. Jika sampai merajuk maka bisa-bisa buyar rencana klub saat itu juga.
Ronaldo tampaknya ingin memberikan gertakan pada Erik ten Hag dengan menolak untuk menunggu laga Man United vs Tottenham Hotspur usai sembari duduk di bench.
Namun Ten Hag rupanya bukan manajer lembek meski belum punya banyak prestasi. Eks nakhoda Ajax Amsterdam tersebut kini justru 'menggigit' balik Ronaldo dengan memberinya suspensi.
Tidak akan ada nama CR7 saat Manchester United menyambangi markas Chelsea pada Sabtu (22/10/22) mendatang.
Andai nantinya dijual dalam kondisi konflik internal ini belum selesai, maka Ronaldo terancam menodai kisah manisnya sendiri bersama United.
Padahal ia pulang ke Old Trafford setahun lalu bertujuan untuk membantu The Red Devils merajut sukses lagi seperti di periode pertamanya.
Cristiano Ronaldo mungkin kini menyesali kenapa tidak bisa menjaga sikap sekaligus menjadi contoh dan teladan yang baik. Seharusnya ia sadar jika kepentingan klub, dalam hal ini Manchester United, lebih penting dari egonya.