3 Ketegasan Erik ten Hag, Bikin Pemain Manchester United Auto Segan!
INDOSPORT.COM – Berikut tiga ketegasan pelatih Manchester United, Erik ten Hag, yang bikin semua pemain Setan Merah segan padanya.
Menjadi pelatih pastinya bukanlah hal yang mudah bagi setiap manajer di Liga Inggris (Premier League) atau liga apa pun itu.
Ada beberapa kemampuan yang harus dikuasai oleh setiap pelatih apa pun itu liganya. Pelatih Bayern Munchen, Julian Nagelsmann, berpendapat bahwa melatih itu 30 persen taktik dan 70 persen kompetensi sosial.
Hal ini yang juga membuktikan bahwa manajer legendaris Man United, Sir Alex Ferguson, begitu berdaya selama hampir 27 tahun menukangi Setan Merah.
Terlebih lagi, Sir Alex Ferguson juga masuk dalam salah satu jajaran pelatih yang menukangi sebuah klub dengan lama dan tidak dipecat.
Dari sini kita melihat bahwa melatih sepak bola itu bukan hanya soal taktik sebab kompetensi sosial, seperti menguasai ruang ganti juga diperlukan.
Hal seperti ini kurang ditunjukkan manajer Setan Merah sebelum Erik ten Hag, yaitu Ole Gunnar Solksjaer dan Ralf Rangnick.
Fans Manchester United juga perlu bersyukur bisa memiliki Erik ten Hag yang kemampuan sosialnya mirip dengan manajer legendaris mereka, Sir Alex Ferguson.
Berikut tiga ketegasan pelatih Manchester United, Erik ten Hag yang bikin pemain Setan Merah segan padanya.
1. 1. Berani Potong Hari Libur Pemain
Erik ten Hag sempat murka saat Manchester United digilas 4-0 oleh Brentford di lanjutan laga kedua Liga Inggris Agustus silam.
Bukan karena Erik ten Hag tidak terima kekalahan, tetapi jarak lari pemain Manchester United yang kelewat jauh dengan Brentford.
Hal seperti ini juga tidak pernah terjadi di era Ole Gunnar Solksjaer dan Ralf Rangnick yang mana kedua manajer itu seakan-akan cuek saja tanpa memberi ‘hukuman’ tambahan bagi para pemain.
Mirip seperti Ten Hag, Sir Alex Ferguson juga pernah didapati ngamuk jika timnya kalah dengan jarak lari skuad asuhannya yang jauh dengan pemain lawan.
Manajer legendaris Setan Merah itu tidak masalah apabila Man United kalah asalkan jarak lari tim besutannya tidak terlampau jauh dari sang lawan.
2. Tunjukkan Siapa Bosnya dengan Tepikan Bintang Besar
Erik ten Hag sebelumnya sudah menuturkan bahwa sang manajer tidak akan pandang bulu kepada para pemainnya jika mereka bermain jelek, tak terkecuali bintang besar.
Hal seperti ini begitu jarang terjadi di era Solksjaer dan Rangnick yang mana komposisi starting line-up cenderung itu-itu saja.
Ya, nama layaknya Harry Maguire, Aaron Wan-Bissaka, dan Cristiano Ronaldo adalah salah tiga pemain yang kerap langganan starter di era kedua pelatih tersebut tak peduli jika mereka bermain jeblok sekalipun.
Kini, seperti yang diketahui, Maguire, Wan-Bissaka, dan Ronaldo sudah jarang mendapatkan tempatnya di skuad utama.
Hal ini tentunya merupakan hal positif agar para pemain yang akhirnya ditepikan bisa punya kemauan yang tinggi bahwa sang penggawa layak jika nantinya diberi kesempatan oleh Ten Hag.
Contoh yang pas untuk menggambarkan situasi ini adalah Tyrell Malacia yang harus kehilangan pos bek kiri setelah beberapa kali bermain jeblok.
Maka dari itu, Luke Shaw yang sudah lama tidak bermain sejak menit awal benar-benar memanfaatkan kesempatan ini demi memikat hati Ten Hag bahwa pria asal Inggris ini layak turun sejak menit awal.
2. 3. Berani Hukum Pemain Bintang
Ada satu hal nyeleneh yang terjadi pada saat Manchester United mengandaskan Tottenham Hotspur di Old Trafford dengan skor 2-0.
Sesuatu yang nyeleneh itu adalah tindakan Cristiano Ronaldo yang pergi lebih awal sebelum peluit panjang berakhirnya pertandingan ditiup oleh wasit.
Tindakan sang megabintang itu lantas menjadi topik perbincangan yang hangat di media sosial. Salah satu komentar tersebut adalah Erik ten Hag tidak menghormatinya yang mana meminta pria asal Portugal itu dua kali pemanasan, tetapi tidak dimainkan sama sekali.
Namun, ada yang juga ‘mendukung’ keputusan Ten Hag mengingat di pertemuan melawan Tottenham Hotspur terakhir, pelatih Spurs bernama Antonio Conte sempat berujar bahwa timnya kalah melawan Ronaldo, bukan Man United.
Maka, banyak yang menduga bahwa tidak dimainkannya pria berusia 37 tahun tersebut adalah sebagai bukti bahwa Man United adalah kesebelasan yang bekerja sama demi meraih kemenangan, bukan karena faktor Ronaldo semata.
Ketegasan Erik ten Hag kini kembali ditunjukkan setelah seorang reporter menanyainya mengenai Cristiano Ronaldo yang meninggalkan lapangan lebih awal.
Erik ten Hag berkata bahwa sang pelatih ingin menikmati kemenangan ini terlebih dahulu, sementara hukuman untuk Ronaldo bakal diurus nanti.
Hukuman untuk Ronaldo nyatanya memang bukan omong kosong Erik ten Hag semata. Buktinya eks pelatih Ajax Amsterdam itu memang menjatuhinya hukuman tidak menjadi bagian skuad Man United di akhir pekan nanti.
Hal ini juga menunjukkan bahwa Ten Hag memang memegang kekuasaan tertinggi atas pemainnya yang mana pemain megabintang pun harus nurut padanya.
Sebagai informasi, Sir Alex Ferguson juga menyebut bahwa tidak ada pemain yang lebih besar dari klub dan pelatih.
Hal ini dibuktikannya kala pelatih asal Skotlandia itu tidak segan mengusir David Beckham yang mana saat itu dia tengah cemerlang bersama Man United karena konflik internalnya dengan Sir Alex Ferguson.
Dengan demikian, itulah tiga ketegasan Erik ten Hag yang buat tim asuhannya segan padanya, yaitu berani potong hari libur, tunjukkan siapa bosnya dengan tepikan bintang besar, dan berani hokum pemain bintang.
Hal itu pastinya membuat para penggawa Manchester United harus berpikir dua kali jika ingin macam-macam dengan Erik ten Hag.