Tragedi Kanjuruhan, Pelatih Persikabo 1973 Harap Jadi Titik Balik Kompetisi Lebih Berprestasi
INDOSPORT.COM - Pelatih klub Liga 1 Persikabo 1973, Djajang Nurdjaman berharap ada perubahan besar dalam sepak bola Indonesia pasca tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang.
Sepak bola Indonesia memang untuk sementara berhenti sejenak. Hal ini tak lepas dari tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang 1 Oktober lalu.
Tepatnya pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 yang mempertemukan Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
Pasca laga tersebut terjadi kerusuhan dan menyebabkan 134 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami luka ringan maupun berat.
Dengan adanya kejadian ini dan dihentikan sementara sepak bola Indonesia, insan sepak bola Indonesia kedepannya berharap sepak bola Indonesia bisa lebih baik.
"Semua pelaku sepak bola nasional tentu berharap adanya perubahan yang lebih baik lagi dari sebelumnya," ucap Djajang Nurdjaman.
Djajang Nurdjaman pun menambahkan nantinya kompetisi sepak bola Indonesia bisa kembali berjalan dengan perbaikan yang sedang dilakukan.
"Untuk kedepannya kami berharap kompetisi bisa berjalan lagi dengan perbaikan yang saat ini sedang dilakukan."
"Semoga saja kedepannya sepak bola Indonesia lebih baik dan seperti yang diharapkan bisa lebih berprestasi lagi," tutup mantan pelatih Persib Bandung ini.
Memang untuk perubahan pasca insiden ini terbentuk Satgas Transformasi Sepak Bola Indonesia. Satgas ini terbentuk dari gabungan beberapa elemen di mana ada perwakilan FIFA, AFC, PSSI serta kementerian terkait sebagai perwakilan pemerintah Indonesia.
1. Suarakan Perbaikan Sepak Bola Indonesia, Arema FC Tak Ingin Tragedi Kanjuruhan Terjadi Lagi
Sementara itu, manajemen Arema FC terus memberikan perhatian terhadap hal-hal yang ditimbulkan dari tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.
Termasuk dalam meringankan beban keluarga korban meninggal, penanganan korban luka hingga memberikan akses konseling psikolog terhadap siapapun yang terdampak insiden tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demi memberikan respons cepat terhadap korban yang membutuhkan, Arema FC tetap membuka crisis center yang bertempat di Kandang Singa, Kantor Arema FC Jalan Mayjend Pandjaitan no 42 Kota Malang.
Hal ini dilakukan untuk menjangkau Aremania korban tragedi Kanjuruhan yang membutuhkan akses bantuan.
“Kami tidak tinggal diam, setelah menyelesaikan bantuan bagi seluruh korban baik yang meninggal, luka berat dan luka ringan, bahkan juga memberikan beasiswa bagi korban yatim piatu," ungkap Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana pada Minggu (23/10/22).
"Crisis center masih kami buka di Kandang Singa untuk Aremania yang menbutuhkan bantuan,”
Setelah semua korban tertangani dan mendapatkan perhatian, manajemen Arema FC berusaha fokus pada percepatan pemulihan kondisi.
Diakui bahwa tragedi Kanjuruhan memberikan pukulan telak kepada seluruh elemen, termasuk pemain.
“Selanjutnya kami membantu proses recovery fisik dan mental dari para pemain dan official yang sangat terpukul efek tragedi kanjuruhan," tambah Gilang.
"Tidak ada satu pun pemain yang tidak terpukul atas kejadian ini, tetapi kami harus bangkit dan pulih,”