Giovanni van Bronckhorst, Si Kaki Petir Berdarah Maluku yang Bawa Belanda ke Final Piala Dunia
INDOSPORT.COM – Mengenal profil singkat serta perjalanan karier Giovanni van Bronckhorst, sang pemilik tendangan gledek berdarah Maluku berhasil bawa Timnas Belanda ke final Piala Dunia.
Dalam beberapa pekan lagi, gelaran sepak bola antar negara tertinggi yakni Piala Dunia 2022 akan segera memulai kick off perdana, tepatnya pada 20 November mendatang.
Ini merupakan Piala Dunia edisi kedua yang akan digelar di Asia setelah 20 tahun lalu saat Jepang dan Korea Selatan menjadi tuan rumah di tahun 2002 silam.
Tak hanya itu, Piala Dunia 2022 Qatar juga mencatatkan sejarah baru yaitu dengan digelarnya pertama kali di musim panas untuk Asia, dan musim dingin di Eropa.
Untuk jumlah peserta masih sama yaitu 32 negara. Siapa-siapa yang lolos juga sudah ketahuan, menyusul babak kualifikasi selesai digelar.
Nama-nama negara besar seperti Brasil, Prancis, Argentina, Jerman hingga Belanda masih menjadi favorit untuk diunggulkan.
Sayangnya, Piala Dunia 2022 ini sedikit hambar lantaran jawara Eropa EURO 2020, Italia, tak bisa lolos setelah mereka kalah di babak play-off.
Khusus bagi Belanda, negara yang menduduki peringkat delapan FIFA tersebut, diprediksi bakal jadi salah satu kandidat finalis di Piala Dunia 2022 lantaran memiliki skuat mumpuni.
Sepanjang sejarahnya, Belanda memang mampu tampil ke putaran puncak Piala Dunia, bahkan pada tahun 2010 lalu mereka hampir juara untuk kali pertama andai tidak digagalkan Spanyol.
Pada edisi Piala Dunia 2010 pula, ada satu nama bintang di Timnas Belanda yang namanya sukses melegenda berkat aksi gol spektakuler di babak semifinal.
Adalah Giovanni van Bronckhorst, mantan pesepakbola berdarah Maluku ini sukses jadi aktor keberingasan Belanda sepanjang babak penyisihan hingga knock out Piala Dunia 2010 lalu.
1. Profil Giovanni van Bronckhorst
Lahir di kota Rotterdam, karier sepak bola Giovanni van Bronckhorst dimulai dengan memperkuat sejumlah tim lokal daerahnya hingga mampu menembus tim akademi Feyenoord pada tahun 1982.
Pada usia 18 tahun, Giovanni van Bronckhorst berhasil menembus tim senior Feyenoord dan catatkan 10 pertandingan di Eredivisie pada musim pertamanya.
Di musim berikutnya, Giovanni van Bronckhorst langsung tampil reguler di posisi bek kiri dan menggantikan peran Ruud Heus yang sebelumnya menempati pos ini.
Selama empat musim tampil di Liga Belanda, Giovanni van Bronckhorst mencoba peruntungan dengan hijrah keluar Belanda dan memperkuat klub Liga Skotlandia, Rangers.
Tiga tahun yang gemilang di Skotlandia dengan membawa Rangers juara Scottish Premier League, membuat klub besar Britania Raya sekelas Arsenal rela memboyongnya dengan mahar 8 juta euro pada 2001.
Usai dari Arsenal, Giovanni van Bronckhorst sempat hijrah ke Barcelona selama empat musim sebelum akhirnya kembali ke klub masa kecilnya, Feyenoord pada 2007 lalu.
Memiliki kemampuan bertahan serta akurasi tembakan mumpuni, membuat Giovanni van Bronckhorst tak terlalu kesulitan mendapat tempat di skuat Timnas Belanda.
Terbukti, mantan pemain yang kini berusia 47 tahun itu sudah jadi bagian squad The Oranje sejak level U-18 hingga senior.
Selama memperkuat Timnas Belanda, salah satu penampilan terbaik Giovanni van Bronckhorst adalah saat tampil di gelaran Piala Dunia 2010.
Dengan usia yang sudah menginjak 35 tahun, sejatinya tak banyak orang optimis akan kemampuan Giovanni van Bronckhorst dalam menjaga pertahanan Belanda.
Namun buktinya, Giovanni van Bronckhorst tak pernah sekalipun absen memperkuat Belanda mulai dari babak penyisihan grup hingga partai final.
Bahkan saat semifinal menghadapi Uruguay, Giovanni van Bronckhorst mampu mencetak gol cantik dari luar kotak penalti dan membuat Belanda amankan kemenangan serta lolos ke babak puncak.
Namun sayang, di partai final Belanda harus kalah dari Spanyol lewat gol semata wayang Andres Iniesta pada menit 116'. Usai gagal membawa Belanda juara Piala Dunia 2010, Giovanni van Bronckhorst secara mengejutkan umumkan pensiun sebagai pesepakbola.
2. Giovanni van Bronckhorst Berdarah Indonesia
Melansir video wawancaranya dengan Arsenal Tours tahun 2013 silam, Gio panggilan akrab Giovanni van Bronckhorst tak memungkiri jika ia mempunyai darah Indonesia dan menjelaskan jika ibu kandungnya berasal dari Indonesia.
"Nenekku lahir di Indonesia, mereka baru datang ke Belanda pada tahun 1950. Ibuku juga berasal dari sana (Indonesia),”
“Indonesia merupakan negara yang besar dengan banyak pulau, dan keluarga besarku berasal dari salah satu pulau kecil di sana," ucapnya.
"Aku belum pernah mengunjungi daerah tempat nenekku lahir, namun nanti saat anakku mulai dewasa, aku akan melakukan perjalanan ke sana (Maluku) agar mereka tahu di mana kampung halaman mereka," tambah Gio.
Darah Indonesia Giovanni van Bronckhorst sendiri memang banyak berasal dari sang ibu, Fransien Sapulette, yang lahir di pulau Saparua, Maluku.
Sedangkan ayahnya, Victor van Bronckhorst merupakan blasteran Belanda-Indonesia.