Liga Europa: Ada Peran Musuh Lama Era Sir Alex Ferguson yang Buat Arsenal Dihancurkan PSV
INDOSPORT.COM - Walau sudah tidak lagi aktif bermain sepakbola namun Ruud van Nistelrooy masih setia menjadi momok menakutkan bagi Arsenal.
Pada Kamis (27/10/22) lalu mantan striker internasional Belanda tersebut memimpin skuat PSV Eindhoven mengalahkan Meriam London dengan skor 2-0 di lanjutan fase grup Liga Europa 2022/2023.
Menggebuk Arsenal bukan perkara remeh bagi PSV dan Van Nistelrooy karena kesebelasan rakasasa asal Inggris itu tengah menjalani tren yang sangat baik.
Sebelum tumbang di Philips Stadion, tim asuhan Mikel Arteta tersebut baru sekali mengalami kekalahan musim ini dan sedang menikmati rentetan sembilan pertandingan dengan delapan kemenangan.
Meski bermain tandang, namun Arsenal juga tengah dalam kondisi percaya diri tinggi menginat sepekan sebelumnyamereka sudah pernah menjegal PSV satu gol tanpa balas.
Nyatanya, The Gunners justru jadi bak macam ompong di hadapan De Rood-witten. Secara penguasaan bola dan percobaan tembakan tim tamu memang lebih unggul namun tuan rumah tampil lebih efisien.
Terutama di babak kedua dimana kecerdasan Van Nistelrooy sebagai pelatih ditunjukkan dengan cara memasukkan striker veteran, Luuk de Jong.
De Jong terlibat langsung dalam semua lesakan kemenangan PSV dengan rincian satu gol dan satu assist.
Hasil ini membuat Arsenal jadi belum bisa memastikan diri apakah mereka bisa menjadi juara Grup A Liga Europa 2023.
Apabila hanya menjadi runner-up, maka untuk menuju ke 16 besar mereka harus melewati babak play-off dulu yang pastinya lebih merepotkan karena lawan di sana dipastikan lebih berat.
1. Memori 18 Tahun Silam
Kembali ke Ruud van Nistelrooy, sekitar 18 tahun silam ia juga jadi mimpi buruk bagi Arsenal yang kala itu tengah menikmati 49 laga tanpa kekalahan di Liga Inggris.
Pria yang bernama asli Rutgerus Johannes Martinus van Nistelrooij itu melakukannya saat masih berbaju Manchester United dalam sebuah big match di Old Trafford yang akhirnya melegenda.
Van Nistelrooy membuka keunggulan United via tendangan penalti dan membuat timnya menang 2-0. Arsenal pada akhirnya gagal untuk mempertahankan titel invincible mereka di Liga Inggris dan harus mengakui kehebatan Chelsea di akhir musim.
Partai ini semakin membuat rivalitas antara Arsenal dan Manchester United pada awal dekade 2000 kian memanas. Van Nistelrooy pun jadi target konfrontasi fans dan pemain kubu ibu kota tiap kali bersua di lapangan.
Sebaliknya di mata loyalis United, RvN semakin menyemen statusnya sebagai legenda. Sosoknya akan selalu identik dengan pahlawan pemutus kesombongan Arsenal.
Lakon itu tetap menempel pada Van Nistelrooy bahkan sampai ia menjadi manajer seperti sekarang ini dengan memimpin PSV Eindhoven menggebuk Arsenal.
Dalam genggamannya, PSV bisa saja menjadi juara Liga Europa musim ini mengingat mereka punya banyak pemain bertalenta macam Xavi Simmons, Cody Gakpo, dan Ibrahim Sangare.
Meski kompetisi kasta kedua itu masih punya favorit lain seperti Barcelona, Manchester United, dan tentu saja Arsenal, namun Ruud van Nistelrooy dan para bintang asuhannya bisa membuat kejutan kapan saja.