Dinasti Penyerang Buangan Manchester United yang Berjaya di Liga Spanyol, Terbaru Ada Cavani!
INDOSPORT. COM - Manchester United diketahui telah beberapa kali melakukan kebijakan menjual penyerangnya kepada klub-klub Liga Spanyol.
Kisah yang paling mentereng tentu saja ketika Man United melepas Cristiano Ronaldo ke Real Madrid pada bursa transfer musim panas 2009.
MU menerima uang sebesar 94 juta euro dari hasil penjualan CR7, yang mana kala itu memecahkan rekor transfer termahal dunia.
Singkat cerita, karier Ronaldo sejak membela El Real makin melejit drastis, dan meraih banyak gelar bergengsi di sana, baik untuk level klub, maupun untuk prestasi pribadi.
Namun kisah Ronaldo tadi bukanlah termasuk kebijakan yang mudah mudah untuk MU ikhlaskan, mengingat peran penting sang pemain buat klub.
Berbeda dengan kisah-kisah penyerang yang hendak INDOSPORT jabarkan kali ini, kepergian mereka ke Liga Spanyol memang diinginkan oleh manajemen Setan Merah.
Penilaian manajemen ataupun pelatih berpendapat bahwa kontribusi mereka tidak cukup baik untuk kelangsungan prestasi klub, sehingga kemudian mereka dilepas begitu saja.
Menariknya, meski telah dibuang Man United, mereka malah mendapati perjalanan karier yang sukses besar setelah pindah ke klub Liga Spanyol.
Lantas, siapa sajakah para penyerang buangan Manchester United yang menemui kesuksesan dan mampu menapaki kejayaan di pentas LaLiga?
1. Edinson Cavani
Edinson Cavani pertama kali datang ke Manchester United pada bursa transfer musim panas 2020 dengan status free transfer.
Ia mendarat di Old Trafford setelah kontrak di klub lamanya, Paris Saint-Germain (PSG), habis dan tidak diperpanjang.
Kiprah Cavani bersama MU sebenarnya cukup bagus, terutama pada musim perdananya yang menghasilkan 17 gol berbagai ajang.
Namun, pada musim berikutnya, Cavani perlahan kehilangan menit bermain reguler, seiring momen kembalinya Cristiano Ronaldo ke Man United.
Manajemen MU lantas memilih mendepak Cavani di akhir musim 2021/22. Sang bomber Uruguay dibiarkan pergi dalam kondisi kontrak habis.
Dibuang begitu saja oleh MU, Cavani kemudian melanjutkan kariernya bersama klub Liga Spanyol, Valencia, gabung sejak musim panas 2022 kemarin.
Performa Cavani di lini depan Valencia ternyata memukau, sejauh ini mampu menghasilkan empat gol hanya dari enam penampilan saja.
Bahkan, Cavani diketahui selalu mampu mencetak gol dalam tiga penampilan terakhirnya membela Valencia di pentas Liga Spanyol.
1. 2. Diego Forlan
Diego Forlan pertama kali didatangkan Manchester United pada bursa transfer musim dingin 2002, ditebus dari klub Liga Argentina, Independiente.
Diboyong seharga 11 juta euro, kehadiran Forlan diharapkan mampu meningkatkan ketajaman lini depan MU yang sudah lebih dulu memiliki Ruud van Nistelrooy.
Ekspetasi terhadap Forlan tersebut ternyata meleset jauh, sebab sang pemain malah jarang mendapatkan kesempatan bermain.
Minim kontribusi, Forlan pun akhirnya MU biarkan pergi ke Villarreal pada bursa transfer musim panas 2004, dijual seharga 3,2 juta euro.
Dibuang Man United, seperti menjadi pemicu yang memotivasi Forlan untuk tampil lebih baik dan meraih kesuksesan karier.
Singkat cerita, Forlan menemui kejayaan karier sepak bola di Liga Spanyol, baik ketika membela Villarreal, maupun saat pindah ke Atletico Madrid.
Sepanjang menghiasi pentas LaLiga, kiprah bomber berkebangsaan Uruguay ini total mampu mencetak 128 gol dari 240 penampilan.
Forlan sendiri kini sudah pensiun dari lapangan hijau. Ia memutuskan gantung sepatu pada 6 Agustus 2019 lalu di usia 40 tahun.
3. Giuseppe Rossi
Bursa transfer musim panas 2004, manajemen Manchester United untuk pertama kalinya mendatangkan Giuseppe Rossi.
MU membajaknya dari tim muda Parma level U-19, karena yakin sang pemain memiliki kualitas menjanjikan dan mungkin bisa diandalkan sebagai bomber masa depan.
Rossi lebih dulu dimasukkan ke tim junior MU, tapi hanya setahun berselang setelah kedatangannya, ia mendapat promosi masuk tim senior.
Tergabung bersama tim senior di usia yang masih sangat muda, Rossi begitu kesulitan untuk mendapatkan menit bermain.
Sempat dipinjamkan ke beberapa klub, manajemen MU akhirnya hilang kesabaran dan lebih memilih membuang Rossi pada bursa transfer musim panas 2007.
Rossi dibiarkan manajemen Man United pergi menuju klub Liga Spanyol, Villarreal, dijual dengan harga 10 juta euro.
Penyerang asal Italia ini kemudian mengalami perkembangan karier yang luar biasa signifikan bersama Villarreal.
Hingga musim 2010/11, kontribusi Rossi mengisi lini depan Villarreal selalu konsisten menghasilkan sumbangsih dua digit gol.
Namun, cedera parah bertubi dan absen panjang harus menghantui perjalanan kesuksesan karier Rossi di Liga Spanyol.
Musim dingin 2013, Rossi menyudahi pencapaian indahnya bersama Villarreal untuk pulang ke Italia gabung klub Fiorentina.
Rossi pernah sekali lagi main di Liga Spanyol pada musim 2016/17 dengan Celta Vigo, tapi tak sesukses seperti ketika di Villarreal dulu.
Karier Rossi sendiri sekarang cukup mengenaskan, karena di usianya yang menginjak 35 tahun, ia kini tak punya klub alias sedang menganggur.
Rossi berstatus free agent setelah terakhir kali bermain untuk klub Liga Italia, SPAL, dan dilepas pada musim panas 2022 kemarin.
2. 4. Ruud van Nistlerooy
Ketika masih berseragam Manchester United, peran Ruud van Nistlerooy di lini depan sejatinya hampir selalu krusial.
Ia berulang kali mampu membuktikan diri sebagai juru gedor handal, lewat sumbangsih gol-golnya yang berjumlah banyak.
Namun, pada musim terakhirnya di Old Trafford, Ruud van Nistlerooy berulah dan terlibat konflik internal dengan pelatih Sir Alex Ferguson.
Akibat konflik tersebut, Ferguson tanpa ampun mendepak sang bomber Belanda, menjualnya murah ke klub Liga Spanyol, Real Madrid.
Kala itu, harga pasaran Ruud van Nistlerooy senilai 32 juta euro, tapi Ferguson mau menerima tawaran El Real yang cuma 15 juta euro saja.
Dibuang MU, Ruud van Nistlerooy yang masih memiliki sentuhan emas sebagai bomber elite Eropa, tentu dengan mudahnya melejit di Liga Spanyol.
Ia bahkan pernah sekali merasakan gelar individu top skor LaLiga pada musim 2006/07. Ruud van Nistlerooy memenangkan penghargaan tersebut setelah mencetak 25 gol semusim.
Van Nistlerooy sendiri saat ini diketahui sudah pensiun dari lapangan hijau. Ia gantung sepatu pada 1 Juli 2012 dengan klub terakhirnya Malaga.
Kini, Van Nistlerooy sibuk menjalani hari-harinya sebagai pelatih sepak bola. Sosoknya sekarang diketahui sedang menjabat posisi pelatih kepala di klub Liga Belanda, PSV Eindhoven.