Sederet Winger Top Portugal yang Gagal Bersinar di Inter Milan
INDOSPORT. COM - Beberapa winger hebat Portugal merasakan betul pahitnya perjalanan karier bersama klub Serie A Italia, Inter Milan.
Portugal memang jadi salah satu negara di lingkup sepak bola Eropa yang kerap melahirkan winger-winger dengan kualitas teknik hebat.
Paling mentereng dan masih eksis hingga sekarang tentu saja ada nama Cristiano Ronaldo, yang sudah lima kali menjuarai Liga Champions, serta memenangkan lima penghargaan individu Ballon d'Or.
Jauh sebelum Ronaldo, ada Luis Figo yang gemilang ketika membela dua tim raksasa Spanyol, Barcelona dan Real Madrid.
Kecemerlangan karier Figo mirip-mirip seperti Ronaldo, juga bisa memenangkan penghargaan Ballon d'Or pada 2000, serta trofi Liga Champions musim 2001/02.
Wajar bila kemudian, Portugal rutin mengekspor winger-winger hebatnya ke berbagai klub top Eropa. Namun harus diakui lagi, tidak semua winger hebat Portugal bisa meraih sukses besar.
Misalnya mereka yang mentas bersama klub Serie A Italia, Inter Milan. Entah mengapa, reputasi sebagai winger hebat Portugal, tiba-tiba gagal bersinar ketika berkostum Nerazzurri.
Beberapa winger hebat Portugal harus menjalani karier yang merana di Inter Milan. Kisah ini terjadi secara turun menurun.
1. 1. Sergio Conceicao
Segala nasib buruk dinasti winger hebat Portugal di Inter Milan, dimulai oleh nama Sergio Conceicao. Musim panas 2001, Sergio Conceicao dibeli Inter Milan dari sesama klub Serie A Italia, Parma.
Sergio Conceicao datang bukan dengan reputasi sembarangan. Ia sebelumnya sudah merasakan manisnya membawa Lazio menjuarai Coppa Italia dan Serie A Italia pada musim 1999/00.
Berposisi sebagai winger kanan, Sergio Conceicao juga merupakan andalan Timnas Portugal. Namun Inter Milan malah gagal mengembangkan potensi maksimal yang dimiliki Sergio Conceicao.
Musim pertama, kiprah Sergio Conceicao bersama Inter memang tampil reguler lewat 23 penampilan di kompetisi Serie A Italia.
Namun kontribusi Sergio Conceicao hanya menghasilkan satu assists dan satu gol saja, menurun drastis ketimbang catatannya ketika terakhir kali berkostum Parma, yang membukukan lima gol serta tiga assists.
Musim kedua, 2002/03, menit bermain Sergio Conceicao di pentas Serie A Italia makin dikit saja. Sergio Conceicao cuma diberi 19 laga saja.
Meski pada musim yang sama, Sergio Conceicao mampu mengantarkan Inter Milan menembus semifinal Liga Champions, raihan itu tak cukup untuk mengamankan posisinya.
Buktinya saat gelaran 2002/03 berakhir, Sergio Conceicao langsung dilepas Inter Milan secara gratis ke Lazio.
Sergio Conceicao sendiri telah lama pensiun dari lapangan hijau, dan ia kini sedang sibuk menjalani hari-harinya sebagai pelatih klub Liga Portugal, FC Porto.
2. 2. Ricardo Quaresma
Nasib karier kurang beruntung winger hebat Portugal di Inter Milan, turut dialami oleh pemain bernama Ricardo Quaresma.
Bursa transfer musim panas 2008 silam, Inter Milan yang dilatih juru taktik Jose Mourinho, memboyong Ricardo Quaresma dari Porto.
Sebelum merapat ke Inter Milan, Ricardo Quaresma adalah pemain yang performanya dihiasi aksi-aksi begitu gemilang bersama Porto.
Setidaknya sedari musim 2005/06 hingga 2007/08, Ricardo Quaresma selalu bisa memproduksi lebih dari 10 assists buat Porto.
Berdasarkan catatan demikian, Ricardo Quaresma jelas termasuk seorang winger hebat yang piawai memberikan umpan-umpan berbuah gol.
Terlebih lagi, teknik menggiring bolanya juga memukau, dan kala itu kerap disejajarkan dengan bintang hebat Portugal lainnya, Cristiano Ronaldo.
Sebenarnya, penampilan debut Ricardo Quaresma ketika berkostum Inter Milan berjalan dengan situasi yang cukup manis.
Laga pembuka Serie A Italia 2008/09 kontra Catania, Ricardo Quaresma tampil sejak menit awal, mencetak satu gol, dan membawa Inter Milan menang 2-1.
Namun setelahnya, entah mengapa penampilan Ricardo Quaresma yang diberkahi bakat maupun talenta hebat, tak bisa berkembang secara maksimal.
Ia perlahan kesulitan mendapatkan menit bermain, sampai akhirnya pada musim dingin 2009, Mourinho memutuskan meminjamkan Ricardo Quaresma ke Chelsea.
Pindah ke Chelsea, karier Ricardo Quaresma juga tak membaik. Ricardo Quaresma cuma diberi lima kesempatan bermain selama setengah musim membela The Blues.
Musim 2009/10, Ricardo Quaresma kembali ke Inter Milan dengan harapan bisa mendapatkan nasib yang lebih baik dari sebelumnya.
Akan tetapi, sepanjang musim itu, Ricardo Quaresma lagi-lagi kesulitan menembus skuat utama Inter Milan, dan hanya mendapatkan 11 laga di Serie A Italia.
Beruntungnya, Inter Milan menjuarai Liga Champions 2009/10 sekaligus meraih trebel winners dengan trofi Serie A Italia dan Coppa Italia.
Meski gagal bersinar dan dibuang pada penghujung musim 2009/10, Ricardo Quaresma tetap kecipratan manisnya treble winners Inter Milan.