3 Alasan Mengapa Christian Pulisic Lebih Realistis Diboyong AC Milan Ketimbang Hakim Ziyech
INDOSPORT.COM - Berikut 3 alasan mengapa bintang Chelsea, Christian Pulisic lebih realistis diboyong AC Milan ketimbang Hakim Ziyech.
Meski bursa transfer musim dingin belum dibuka, namun sejumlah klub mapan Eropa sudah memanasi mesin untuk mendapatkan pemain incarannya. Tak terkecuali AC Milan.
Klub berjuluk I Rossoneri tersebut digembar-gemborkan ingin mendatangkan pemain anyar yang beroperasi sebagai winger kanan.
Bukan tanpa sebab, sejak musim 2020-2021 lalu, I Rossoneri memang punya masalah di sektor ini. Junior Messias dan Alexis Saelemaekers kesulitan mengimbangi ketajaman Rafael Leao yang tampil gacor di sisi kiri.
Itulah sebabnya AC Milan menginginkan winger kanan yang gacor. Sejurus dengan itu, sejumlah nama pun dikait-kaitkan dengan Tim Merah Hitam.
Menurut laporan dari Calciomercato, dua nama yang santer diisukan bakal bergabung dengan awak Stefano Pioli adalah winger Chelsea, Christian Pulisic atau Hakim Ziyech.
Baik Pulisic maupun Ziyech kabarnya masuk radar belanja AC Milan untuk mengatasi melempemnya Junior Messias dan Alexis Saelemaekers.
Ditambahkan oleh media yang berbasis di Italia tersebut, I Rossoneri tidak akan menggaet keduanya sekaligus. Artinya, hanya Pulisic maupun Ziyech yang akan merapat ke Kota Mode.
Tak sedikit yang beranggapan jika Tim Merah Hitam lebih layak memilih Ziyech ketimbang Pulisic. Terlebih, Ziyech sudah mengatakan 'YA' untuk I Rossoneri sejak musim panas lalu.
Akan tetapi, Pulisic rupanya punya banyak nilai plus ketimbang Ziyech. Apa saja? Berikut 3 alasan mengapa Pulisic lebih realistis diboyong AC Milan ketimbang Hakim Ziyech.
1. 1. Sikap Indisipliner Ziyech
Alasan pertama adalah perkara non teknis. Ziyech sendiri dinilai merupakan pemain yang indisipliner, baik sejak era Thomas Tuchel maupun Graham Potter.
Statistik mencatat, musim ini eks Ajax Amsterdam tersebut sudah 3 kali dicoret dalam skuat The Blues dengan alasan yang tak jelas.
Akibatnya, nakhoda The Blues pun acapkali mengganjar Ziyech untuk duduk di bangku cadangan. Tak heran jika ia minim menit bermain.
Bahkan, saat Chelsea masih diampu oleh Tuchel, Ziyech beberapa kali terlibat ketegangan dengan pelatih asal Jerman tersebut.
Publik tentu masih ingat saat Ziyech salah melakukan passing ke rekannya dalam laga panas kontra Manchester City.
Kala itu, saat Ziyech salah melakukan umpan serangan balik, Tuchel langsung berdiri dari bangkunya dan meledak-ledak menunjukkan ekspresi kemarahan.
Momen tersebut bukan sekali saja terjadi. Tak heran jika Ziyech menjadi pemain pinggiran oleh Tuchel. Bahkan hingga Potter mengambil alih kursi kendali Chelsea.
Dikhawatirkan, sikap indisipliner Ziyech tersebut bakal ia teruskan jika ia bergabung dengan AC Milan. Terlebih, tekanan di AC Milan juga tergolong tinggi.
Berbeda dengan Pulisic, meski ia tergolong pemain pinggiran namun rezim Tuchel maupun Potter masih memberi kepercayaan pada Pulisic lantaran sang pemain tak se-bengal Ziyech.
Itulah sebabnya, nama Christian Pulisic lebih realistis diboyong I Rossoneri ketimbang Hakim Ziyech yang punya riwayat indisipliner.
2. 2. Kalah Statistik
Faktor selanjutnya adalah perkara statistik. Jika ditilik dari berbagai segi, Pulisic jauh lebih unggul ketimbang rekannya di Stamford Bridge, Ziyech.
Musim ini misalnya, Pulisic sudah menyarangkan 1 gol plus 2 assist. Berbeda dengan Ziyech yang belum memberikan kontribusi apa-apa bagi timnya.
Bahkan, Ziyech tercatat baru sekali melakukan tembakan ke gawang lawan. Apesnya, sebiji sepakannya itu tak memberi efek apa-apa lantaran diblok oleh lawan.
Dari sisi passing pun demikian. Musim ini Pulisic melakukan 140 kali umpan, dengan akurasi mencapai 82,14%. Sementara Ziyech baru memberikan umpan sebanyak 63 kali dengan akurasi hanya 74,6%.
Statistik tersebut agaknya bisa jadi pertimbangan bagi I Rossoneri untuk menggaet Ziyech. Dikhawatirkan, Ziyech bakal menjadi pembelian gagal oleh AC Milan.
3. Harga
Alasan terakhir adalah harga. Baik Pulisic maupun Ziyech kabarnya sama-sama dibanderol oleh Chelsea di angka 30-40 juta euro.
Meski harga keduanya relatif sama, namun Pulisic dianggap lebih menarik dalam sisi investasi mengingat ia masih berusia 24 tahun.
Ditambah lagi, peminat Pulisic juga lebih banyak ketimbang Ziyech. Tercatat, selain AC Milan, Pulisic juga menjadi incaran klub-klub mapan lain. Salah satunya Juventus.
AC Milan bisa memanfaatkan faktor ini untuk memoles Pulisic agar nilainya melonjak drastis dan bisa menjualnya ke klub lain pada masa depan.
Skenario ini tampaknya sulit terjadi jika Ziyech dipilih AC Milan pada bursa transfer. Bagaimana tidak, tak lama lagi ia akan memasuki kepala tiga. Harga jualnya pun bakal kian menurun.