Mengenang Hari-hari Indah Real Mallorca: Mantan Kuda Hitam Paling Ngeri di Liga Spanyol, Barca-Madrid Keok Mulu!
INDOSPORT. COM - Kiprah Real Mallorca yang terdahulu sempat menyandang status kuda hitam paling mengerikan di pentas Liga Spanyol. Eksistensi mereka pernah dengan begitu sengit menyulitkan laju tim-tim besar Negeri Matador.
Perjalanan waktu memang sungguh menghadirkan misteri, tak terkecuali untuk kiprah Real Mallorca di pentas sepak bola Spanyol.
Prestasi Real Mallorca ibarat roller coaster, kadang naik ke atas, tapi tak jarang pula anjlok drastis. Setidaknya dalam kurun waktu sedekade terakhir, Real Mallorca kesulitan menemukan irama konsistensi permainannya.
Musim 2012/13, nasib Real Mallorca menemui cobaan besar karena terdegradasi ke kasta kedua, akibat hanya menempati urutan 18. Setelahnya, kondisi Real Mallorca perlahan kian memburuk.
Eksistensi Real Mallorca dalam kompetisi kasta kedua Liga Spanyol sedari 2013/14 sampai 2016/17 terus berkutat di papan bawah.
Puncaknya terjadi pada 2016/17 yang mana mereka menempati juru kunci dan harus rela terdegradasi lagi menuju kasta ketiga.
Hancur lebur terjun ke divisi tiga agaknya membuat Real Mallorca tersadar bahwa mereka harus bangkit dan tak boleh terus begini. Semusim di kasta ketiga, Real Mallorca langsung promosi lagi usai menempati pucuk klasemen akhir.
Musim 2018/19, Real Mallorca tampak menggila karena sanggup mengakhiri musim di peringkat lima kasta kedua Liga Spanyol sekaligus merebut tiket promosi.
Memang pada akhirnya di musim 2019/20, kenaikan Real Mallorca yang instan menuju kasta tertinggi, diganjar oleh kejatuhan yang instan pula.
Kekuatan mereka belum bisa mengimbangi tim-tim LaLiga Spanyol (kasta tertinggi) lainnya dan kembali terdegradasi ke Divisi Segunda (kasta kedua).
Musim 2020/21 bermain di Divisi Segunda, Real Mallorca tampil mengesankan, merebut peringkat dua klasemen akhir dan otomatis mendapatkan tiket promosi.
Real Mallorca pun menjalani musim 2021/22 dengan kembali ke kasta tertinggi. Meski akhir musim selamat dari jurang degradasi, Mallorca kiprahnya tetap berada di papan bawah klasemen.
Masuk ke musim 2022/23 yang sekarang sedang berjalan, Mallorca sepertinya banyak berharap akan perbaikan prestasi. Mereka pasti berambisi agar kiprah tim bisa lebih bersaing di deretan papan atas.
Kalau melihat masa lalu, ambisi demikian bukanlah sesuatu hal yang mustahil bagi Real Mallorca. Sejarah mencatat, bahwa Real Mallorca pernah 16 musim beruntun, periode 1997/98 – 2012/13, konsisten berlaga di LaLiga.
Menariknya, mereka bukan sekedar menjadi penggembira, tapi juga beberapa kali menciptakan kejutan, menyulitkan tim-tim besar, bahkan meraih gelar juara.
1. Prestasi Penuh Kejutan Real Mallorca di Masa Lalu
Bagaimana mungkin tim yang baru promosi dari kasta kedua, langsung melejit sebegitu hebatnya seperti Real Mallorca. Musim debut 1997/98, Real Mallorca di luar dugaan masuk lima besar papan atas klasemen Liga Spanyol.
Real Mallorca racikan pelatih Hector Cuper hanya kalah saing dibandingkan empat tim besar di atasnya, Barcelona, Athletic Bilbao, Real Sociedad, dan Real Madrid.
Perjalanan Real Mallorca dalam kompetisi Copa del Rey 1997/98 sama mengejutkannya. Real Mallorca mampu melangkahkan kaki sampai final dan bersua Barcelona.
Laga final ini berjalan ketat, Real Mallorca bisa menahan imbang 1-1 Barcelona hingga waktu normal 90 menit pertandingan habis.
Skor tetap tidak berubah meski perpanjangan waktu dua kali 15 menit dilangsungkan, sehingga harus dilanjutkan ke babak adu penalti.
Sayang sekali, keberuntungan Real Mallorca usai, sebab Barcelona yang akhirnya memenangkan adu penalti dan berhak atas gelar juara.
Kalahkan Barcelona, Raih Trofi Piala Super Spanyol
Kejutan berikutnya tercipta pada musim 1998/99. Awal musim, Real Mallorca sudah dihadapkan dengan Barcelona lagi dalam perebutan Piala Super Spanyol.
Laga Piala Super Spanyol umumnya akan mempertemukan dua tim berstatus jawara LaLiga dan Copa del Rey musim sebelumnya.
Mengingat Barcelona menjuarai kedua ajang itu pada 1997/98, alhasil lawan yang dipilih ialah Real Mallorca selaku runner-up Copa del Rey.
Misi balas dendam pun diusung Real Mallorca menyambut Piala Super Spanyol yang berlangsung dua leg. Pertandingan leg pertama berlangsung di markas Real Mallorca, 18 Agustus 1998.
Masih ditangani pelatih Hector Cuper, permainan Real Mallorca tampak unggul. Real Mallorca lantas bisa mengakhiri laga dengan kemenangan 2-1.
Empat hari kemudian, giliran Real Mallorca yang bertamu ke markas Barcelona untuk memainkan laga leg kedua. Walau pertahanan Real Mallorca terus dikurung, mereka tetap bisa mencuri gol melalui penyerang andalannya, Dani Garcia.
Gol tunggal Dani Garcia ternyata bertahan hingga peluit panjang dibunyikan. Real Mallorca sukses membalaskan dendamnya kepada Barcelona, sekaligus menyabet trofi juara Piala Super Spanyol.
Gelar juara Piala Super Spanyol mungkin melecut semangat skuat Real Mallorca mengarungi pentas LaLiga. Eksistensi Real Mallorca begitu menyulitkan laju dua raksasa LaLiga, Barcelona dan Real Madrid.
Paruh pertama musim, Real Mallorca bertindak sebagai tuan rumah menjamu Barca serta El Real, yang mana kesemuanya berujung kemenangan.
Barcelona dikalahkan Mallorca dengan skor 1-0 (21 November 1998), sementara Real Madrid dikandaskan 2-1 (10 Januari 1999).
Real Mallorca juga beberapa kali kedapatan memuncaki klasemen LaLiga. Pernah tujuh pekan beruntun, dari pekan ke-11 sampai ke-17, posisi Real Mallorca ada di pucuk klasemen.
Meski kemudian akhirnya lengser pula, Real Mallorca tetap mengakhiri musim LaLiga 1998/99 dengan menawan, menempati urutan tiga, di bawah Barcelona dan Real Madrid.
Menembus Final Kancah Eropa
Khusus musim 1998/99, Real Mallorca mewakili Spanyol untuk ajang Piala UEFA. Perjalanan mereka tidaklah mengecewakan, malah teramat manis merebut tiket final.
Kisah manis menembus laga puncak kancah Eropa, didapat Real Mallorca setelah sukses mengalahkan wakil Inggris, Chelsea dalam dua leg semifinal dengan agregat 2-1.
Pada laga final, Real Mallorca bersua wakil Italia, Lazio yang diperkuat bintang-bintang top, seperti Roberto Mancini, Christian Vieri, Marcelo Salas, Pavel Nedved, Dejan Stankovic, Alessandro Nesta, dan Sinisa Mihajlovic.
Jalannya laga sampai menit ke-81 cukup berimbang. Lazio unggul lebih dulu di menit ke-7 lewat gol Vieri, kemudian disamakan Real Mallorca empat menit kemudian.
Sayang sekali, menit ke-81 Lazio menciptakan gol penentu kemenangan melalui sepakan kaki kanan Nedved. Real Mallorca pun harus puas menyandang status runner-up Piala UEFA 1998/99.
2. Momen Meraih Gelar Juara Copa del Rey
Beralih menuju musim 2000/01. Real Mallorca sebenarnya mengawali musim di Liga Spanyol dengan catatan yang kurang apik.
Empat pekan awal, Real Mallorca yang berganti kepelatihan menuju era Luis Aragones, tak sekalipun bisa menuai kemenangan, sekali imbang dan tiga kali menelan kekalahan.
Tapi Real Mallorca kemudian membenahi permainan dan meraih kemenangan yang dinanti pada pekan ke-5. Kontra Racing Santander, Real Mallorca menang tipis 2-1.
Setelahnya, permainan Real Mallorca berangsur konsisten. Laga pekan ke-7 dan ke-8, Real Mallorca dihadapkan oleh momen sulit karena secara beruntun bersua Barcelona dan Real Madrid.
Singkat cerita, laga pekan ke-7 menjamu Barcelona, diakhiri Real Mallorca dengan kemenangan 2-0. Sementara laga pekan ke-8, Real Mallorca bertamu ke markas Real Madrid. Real Mallorca lagi-lagi menutup laga lewat kemenangan 2-0.
Catatan apik pekan ke-7 dan ke-8 ternyata bukan kebetulan semata. Pasalnya, sampai akhir musim permainan Real Mallorca asuhan Luis Aragones memang fantastis.
Mereka sanggup mengakhiri musim dengan menempati peringkat tiga klasemen, di bawah Real Madrid dan tim kejutan lainnya, Deportivo la Coruna.
Segala kejutan Real Mallorca memuncak pada musim 2002/03. Meski di pentas LaLiga kiprah mereka kurang mengesankan, cuma mendiami peringkat 9 klasemen akhir, Real Mallorca malah begitu mentereng dalam ajang Copa del Rey.
Perempat final, Real Mallorca mengalahkan Real Madrid dengan agregat skor 5-1. Semifinal, Real Mallorca mengandaskan tim juara bertahan Copa del Rey, Deportivo la Coruna.
Begitu memasuki laga final, lawan yang dihadapi hanya tim kuda hitam, Recreativo Huelva. Real Mallorca jelas lebih mapan menyandang status kuda hitam.
Alhasil, laga final kontra Recreativo Huelva secara mudah dimenangkan Real Mallorca lewat skor meyakinkan 3-0. Real Mallorca untuk kali pertama dalam sejarah klub mengangkat trofi juara Copa del Rey.