Disekat 3 Ring, Autopsi Korban Tragedi Kanjuruhan Berjalan Tegang dan Penuh Haru
INDOSPORT.COM - Proses autopsi atau ekshumasi terhadap dua korban yang meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan, berjalan tegang dan penuh haru pada Sabtu (05/11/22).
Tangis Devi Atok tak terbendung ketika mendapat kesempatan pertama melihat kembali kondisi jenazah dua putrinya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sukolilo, Wajak, Kabupaten Malang.
Pria berusia 41 tahun itu tak kuasa membayangkan bagaimana penderitaan yang dialami putri tercinta ketika insiden terjadi satu bulan lalu di Kanjuruhan.
Puluhan orang lantas berusaha menenangkan Atok yang terus berteriak dan menangis sejadinya ketika proses autopsi hendak dimulai pada pagi hari.
"Ya Allah, aku sik gak terimo (saya masih tidak terima). Anak-anakku koyok ngene (seperti ini) pak," kalimat yang sering terlontar dari Atok ketika berada di TPU.
Situasi yang tentu sangat wajar dihadapi oleh Devi Atok, lantaran dia harus kehilangan dua putri tercintanya akibat insiden selepas Derby Jatim Liga 1 antara Arema FC versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (01/10/22) lalu.
Proses autopsi itu digelar terhadap kakak beradik yang masih bersekolah. Kedua putri Antok yang berpulang bernama Naila Debi Anggraini berusia 16 tahun, serta Natasya Debi Ramadhani yang 3 tahun lebih muda.
Para kerabat yang juga hadir di pemakaman, lantas memboyong Atok yang tegang dengan bercucuran air mata menuju mobil ambulance untuk ditenangkan kondisinya.
Di lain sisi, suara sekop terdengar cukup nyaring saat berusaha menembus jengkal demi jengkal tanah makam yang akan digali.
Dibatasi oleh police line, Indosport.com dan rekan media yang lain hanya bisa melihat aktivitas tim dokter dari bawah. Terlihat sejumlah kaki dengan baju medis hilir mudik di dalam tenda makam.
1. 3 Ring Penyekatan
Awak Indosport.com yang datang mendapati pengamanan proses autopsi kedua korban Tragedi Kanjuruhan berjalan dalam pengawasan yang ketat, baik dari pihak keamanan setempat maupun kepolisian dan TNI.
Mereka lantas menerapkan 3 ring dalam penyekatan. Semua kendaraan harus berhenti pada Ring 3 yang terletak di jalan Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang.
Penyekatan lebih terbatas berada di Ring 2, yang berjarak 50 meter menuju pemakaman. Petugas kepolisian mulai memeriksa tanda pengenal saat berjalan kaki menuju lokasi autopsi.
"Silakan mengalungkan ID card media, Mas, sedangkan yang bukan keluarga atau bagi yang tidak berkepentingan silakan balik arah," ujar seorang petugas dari Polres Malang dengan penuh keramahan.
Area yang benar-benar steril berada di Ring 1. Hanya para petugas keamanan dan medis yang boleh memasuki tenda yang didirikan di atas makam korban, sedangkan media dan keluarga berada di sisi luar.
Proses autopsi korban Tragedi Kanjuruhan ini berjalan selama lebih dari 7 jam. Tim dokter memulainya pada pukul 08:00 WIB dan keluar dari tenda makam sekitar pukul 15:30 WIB.