Tidak Cuma Gareth Bale, Ini 5 Pemain yang Temukan Lagi Kebahagiaan Usai Tinggalkan Real Madrid
INDOSPORT.COM - Gareth Bale baru saja memenangkan trofi pertamanya setelah meninggalkan Real Madrid dengan membantu Los Angeles FC (LAFC) menjuarai MLS Cup 2022.
Pada Minggu (06/11/22) lalu, winger asal Wales tersebut mencetak gol krusial yang bisa membawa timnya bertahan di babak perpanjangan waktu sebelum menjungkalkan Philadelphia Union dalam adu penalti.
Bale turun sebagai pengganti di extra time dan tidak lama kemudian LAFC harus tampil dengan sepuluh pemain saja pasca kartu merah Maxime Crepeau. Philadelphia bisa memanfaatkan momen ini untuk unggul 3-2 via gol Jack Elliot.
Saat kubu lawan sudah yakin akan juara, Bale kemudian muncul sebagai pahlawan LAFC dengan mencetak gol penyama kedudukan di menit 120+7!. Di babak tos-tosan, kemudian Philadelphia dapat dibungkam 3-0.
Gelar MLS Cup tentunya jadi salah satu bukti jika The Welsh Wizard memang belum habis meski tidak lagi merumput di Eropa dan telah meninggalkan hingar bingar status penggawa Real Madrid.
Justru Gareth Bale bisa menemukan kebahagiaan baru di Amerika Serikat dan LAFC. Meninggalkan Real Madrid memang belum jadi akhir dari karier seorang pemain seperti halnya lima pemain istimewa berikut ini.
1. Gonzalo Higuain
Tidak ada yang memungkiri jika Gonzalo Higuain adalah salah satu penyerang tengah modern terbaik dunia. Hanya saja sinarnya selalu tertutup pemain yang lebih tenar terutama saat di Real Madrid.
Kala datang ke Santiago Bernabeu pada 2007 silam, ia diprediksi akan jadi peneruus Raul Gonzalez namun dua tahun kemudian pihak klub memutuskan untuk menggaet Cristiano Ronaldo dan juga Karim Benzema yang memangkas menit bermainnya.
Higuain kemudian memilih untuk pergi pada 2013 untuk bergabung dengan Napoli dimana ia mengemas 91 gol hanya dari 146 laga plus membawa klub Italia tersebut kembali disegani di Eropa.
Menerima pinangan Juventus di 2016 mungkin membuat El Pipita kembali tenggelam dalam hal pamor namun setidaknya ia masih tajam dan bisa memberikan I Bianconeri tiga titel Liga Italia dan menjadi pemain terbaik mereka di dua musim beruntun.
1. Hernandez dan Sneijder
2. Theo Hernandez
Di permulaan kariernya Theo Hernandez lebih sering dikenal hanya sebagai adik dari Lucas Hernandez, bintang timnas Prancis yang sukses bersama Atletico Madrid dan Bayern Munchen.
Peruntungannya sempat diprediksi berubah saat menerima pinangan Real Madrid di 2017 namun ternyata hal itu tidak benar. Di Los Blancos ia hanya bermain 23 kali selama dua tahun dan sempat pula menjalani peminjaman berdurasi semusim ke Real Sociedad.
Barulah saat AC Milan mengajaknya bergabung di 2019 Hernandez baru bisa membuktikan diri pada dunia. Kini namanya jadi salah satu yang muncul dalam benak publik saat bicara soal bek kiri terbaik dunia.
Hernandez sudah memberikan AC Mlan 22 gol plus 27 assist hanya dari 139 penampilan. Tidak ketinggalan trofi Liga Italia 2021/2022.
Sempat ada klub yang lebih mapan ingin menawarnya namun jebolan akademi Atletico itu tahu jika San Siro adalah tempat terbaik yang sudah menghagainya dan memilih untuk memperpanjang kontrak hingga 2026.
3. Wesley Sneijder
Usai mencetak 58 gol dan 47 assist dalam 180 pertandingan bersama Ajax Amsterdam yang berbuah masing-masing dua trofi Liga Belanda dan Piala KNVB, Wesley Sneijder meras jika dirinya sudah punya kualitas untuk membela Real Madrid.
Jadilah ia menyetujui transfer senilai 27 juta Euro dari Amsterdam ArenA ke Santiago Bernabeu. Walau berharga mahal, namun rupanya durasi tinggalnya di ibu kota Spanyol hanya dua tahun.
Hanya ada 11 gol dan 12 asisst dari 66 laga mungkin membuat Real Madrid merasa kecele dan tidak keberatan melepasnya ke Inter Milan dengan diskon nyaris 50%.
Sneijder justru kembali hidup di Italia dan bahkan berkat tangan dingin Jose Mourinho, berevolusi menjadi playmaker kelas wahid. Di musim perdananya Inter Milan langsung dibawanya meraih treble winners 2009/2010.
Banyak yang berujar jika musim itu harusnya pria yang kini telah pensiun di 2019 lalu tersebut mendapatkan Ballon d'Or namun Lionel Messi yang Barcelona-nya kalah dari Inter Milan di Liga Champions justru jadi pemenang.
2. Hakimi dan Robben
4. Achraf Hakimi
Dengan status sebagai putra kelahiran Madrid meski berasal dari keluarga imigran Maroko dan sejak awal menimba ilmu di akademi sendiri, Achraf Hakimi seharusnya punya kriteria lengkap untuk menjadi legenda Real Madrid.
Akan tetapi meski sudah dipromosikan ke skuat utama sejak 2016/2017, namun bek sayap kanan tersebut tidak bermain regules untuk Los Merengues sampai dilepas permanen empat tahun kemudian.
Keberadaan Dani Carvajal yang kala itu masih masuk jajaran fullback terbaik sejagat mungkin jadi alasakn utama kenapa Hakimi kemudian dipinjamkan selama dua musim ke Borussia Dortmund sebelum dibeli oleh Inter Milan.
Kini Hakimi sudah masuk dalam jajaran bintang terbaik di posisinya buntut sukses bersama Dortmund, Inter, dan klubnya kini Paris Saint-Germain.
Sudah empat trofi mayor yang ia koleksi sejauh ini di luar Real Madrid. Mengingat usianya baru menginjak 24 tahun, maka kemungkinan besar angka tersebut masih akan bertambah nantinya.
5. Arjen Robben
Bersama Wesley Sneijder dan Royston Drente, Arjen Robben jadi bagian trio Belanda yang diboyong Real Madrid di musim panas 2007 dan uniknya tidak satupun dari mereka yang bisa sukses bersama Si Putih.
Robben dinilai tidak cukup baik dengan 13 gol dan 15 assistnya dalam 65 penampilan. Empat kasus cedera mayor yang menimpanya selama dua tahun di Santiago Bernabeu pun gagal untuk menaikkan harganya di mata para pembuat kebijakan klub.
Real Madrid kemudian melepas rugi sang winger kidal ke Bayern Munchen dan mereka mungkin tidak menyangka jika ia justru bakal melegenda di Jerman.
Sampai akhir kariernya, Robben tetap dikenal sebagai pemain egois, berkaki kaca, dan tidak pernah mau menggunakan kaki kanannya untuk menembak namun itu saja sudah cukup membuatnya jadi salah satu pemain besar dekade 2010-an yang bisa saja membuat Rea Madrid menyesal.
Total untuk Bayern Munchen ia bisa mengemas 144 gol, 101 assist, plus 20 trofi termasuk delapan Liga Jerman dan satu Liga Champions. Ia dipastikan pensiun dengan rasa puas di 2021 lalu terutama di usia 38 tahun yang mungkin tidak menggambarkan pemain rentan cedera sama sekali.