Ternyata Ada Pemain Persebaya yang Gugur di Pertempuran 10 November 1945
INDOSPORTS.COM - Pada pertempuran 10 November 1945 silam di Surabaya seluruh rakyat angkat senjata mempertahan kemerdekaan Indonesia.
Salah satunya adalah pemain Persebaya Surabaya yang saat itu bernama Persebaja. Saat itu, 10 November 1945 kota Surabaya dibombardir tentara Inggris dari darat, laut, maupun udara karena menuntut rakyat menyerahkan pembunuh jenderal AWS Mallaby.
Meski demikian serangan Inggris tak membuat arek-arek Suroboyo menyerah. Melalui siarang radio, Bung Tomo berpidato untuk membakar semangat rakyat mempertahankan kemerdekaan.
Berbagai elemen masyarakat angkat senjata untuk melawan Inggris, salah satu yang terpanggil mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah Soegiarto.
Soegiarto adalah bek Persebaya era 1930-an yang tergerak untuk berperang mempertahankan Surabaya dari gempuran militer tentara Inggris.
Saat itu, Soegiarto yang menjadi pemain bertahan andalan tim berjuluk Bajol Ijo mengganti sepatu sepak bolanya dengan senjata untuk mempertahankan Surabaya dan kemerdekaan Indonesia.
Namun, dalam pertempuran tersebut Soegiarto gugur sebagai pahlawan yang berjasa mempertaruhkan nyawanya demi kemerdekaan bangsa Indonesia.
Disebutkan bahwa Soegiarto merupakan pemain andalan Persebaya sejak tahun 1938. Ia sering sekali dimainkan untuk mengawal pertahanan.
Bahkan ia bersama Persebaya sempat menjadi juara babak daerah Jawa Timur kala itu. Namun, di putaran final Perserikatan, Persebaya kalah di partai puncak dan harus puas menjadi runner up.
Era penjajahan Jepang, Soegiarto ikut membela Persebaya tampil di dua kompetisi. Pertama di Jakarta pada tahun 1942 dan di Solo.
1. Gugur Sebagai Pahlawan
Saat itu, kompetisi sepak bola di Indonesia di bawah pengawasan dan diatur oleh pemerintah militer Jepang. Adapun organisasi yang membawahi bernama Tai Iku Kai.
Setelah Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Belanda masih memiliki ambisi menjajah kembali Indonesia.
Saat itu, Belanda datang ke Indonesia dengan membonceng tentara Inggris. Hasilnya situasi di tanah air yang baru saja merdeka tersebut menjadi panas.
Soegiarto yang tergugah kemudian ikut andil berjuang bersama rakyat lainnya dengan masuk dalam Pasukan Pertahanan Pemuda Kantor Kota.
Adapun pasukan Pertahanan Pemuda Kantor Kota ini berjuang mempertahankan wilayah Surabaya di daerah Kapasan hingga Van Sandict-Straat yang kini Jalan Residen Sudirman.
Saat itu, Inggris yang berhasil memasuki sebagian Surabaya berhasil menguasai Alun-Alun Contong hingga ke Selatan daerah Kapasan.
Setelah itu, pecahlah kontak senjata antara pasukan rapublik yang berjuang mempertahankan Surabaya melawan militer Inggirs.
Meski sudah berjuang sekuat tenaga, pertahanan laskar akhirnya jebol. Hal ini disebabkan oleh peralatan yang sederhana, sementara pihak Inggris sudah modern.
Pada pertempuran yang terjadi di Kapasan itu, bek andalan Persebaya, Soegiarto meninggal sebagai salah satu pahlawan yang mempertahankan kota Surabaya.
Soegiarto kemudian dimakamkan di kuburan massal di seberang Lapangan Canalaan yang kini menjadi Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa.
Sumber: Emosijiwaku.com