Ditinggal Belanda ke Piala Dunia 2022, Saatnya Struijk Susul Baggott dan Hubner di Timnas Indonesia?
INDOSPORT.COM - Timnas Indonesia sepertinya bisa kembali Pascal Struijk perhitungkan untuk dibela setelah Belanda tidak memasukkan namanya ke skuat Piala Dunia 2022.
Dengan bergabung bersama Tim Garuda, maka defender milik Leeds United itu bisa menjadi pilar pertahanan masa depan bersama Elkan Baggott dan Justin Hubner.
Struijk adalah salah satu bek sentral muda berbakat di Eropa saat ini. Usianya masih 23 tahun namun telah menjadi pemain reguler untuk Leeds di kompetisi sekelas kasta teratas Liga Inggris.
Meski memulai karier bersama akademi ADO Den Haag dan Ajax Amsterdam, namun Struijk pun sempat mengenyam pendidikan usia dini di Leeds.
Sampai pada akhirnya di 2019/2020 talentanya memikat pelatih The Whites saat itu yakni Marcelo Bielsa yang memberinya sejumlah penampilan cameo di Championship.
Oleh sang manajer legendaris, Struijk langsung dijadikan pemain inti kala Leeds menjalani musim promosi pada musim setelahnya dan hingga kini status tersebut tetap dipertahankan.
Kendati sekarang sosok Bielsa sudah tidak ada di Elland Road, namun pemain setinggi 190 cm itu masih jadi andalan bagi pelatih pengganti Jesse Marsch.
Sayang karier internasional Pascal Struijk tidak semulus di level klub. Walau ia pernah punya pengalaman membela Belanda di level U-17 namun hingga kini dirinya belum juga mendapatkan caps perdana bersama De Oranje senior.
Beberapa kali sudah defender kidal itu diundang untuk mengikuti pemusatan latihan Belanda namun tidak kunjung mendapatkan jam terbang baik di laga kompetitif maupun non-kompetitif.
Terbaru Struijk dimasukkan dalam skuat bayangan negaranya untuk Piala Dunia 2022 namun pelatih Louis van Gaal lebih memilih Virgil van Dijk, Matthijs de Ligt, Jurrien Timber, Nathan Ake, dan Stefan de Vrij untuk mengisi posisi bek sentral di Qatar.
1. Cocok Duet Bareng Pemain Keturunan Lain?
Maka dari itu kami rasa Pascal Struijk layak untuk meninjau kembali opsi membela timnas Indonesia apabila terus diabaikan oleh Belanda.
Ia masih bisa membela Merah-Putih karena punya darah Indonesia yang kental karena kakek dan nenek pihak ayahnya berasal dari tanah air.
Sejauh ini sudah banyak sekali dorongan dari pecinta sepakbola Indonesia untuk Struijk agar membela negara leluhurnya namun hingga kini hatinya masih lebih condong ke Belanda.
"Orang Indonesia tampaknya sadar kalau saya memiliki darah Indonesia. Saya bingung mereka tahu dari mana,” kata Struijk dikutip dari Sportmagazine beberapa waktu lalu.
“Saya harus akui, terkadang saya merasa orang Indonesia, tapi terkadang tidak. Di luar keluarga saya, saya tidak punya hubungan dengan orang lain di Indonesia,” tambahnya lagi.
Walau masih belum jadi kekuatan besar di dunia dan bahkan level Asia sekalipun, namun timnas Indonesia punya masa depan cerah. Banyak pemain muda berbakat yang muncul terutama dari kalangan keturunan.
Di lini belakang saja ada Justin Hubner di level U-20 dan juga Elkan Baggott yang telah menembus skuat senior. Bersama keduanya Struijk dapat membangun partnership solid.
Andai mau dinaturalisasi, maka Struijk, Baggott, dan Hubner bisa saja dimainkan dalam skema tiga bek namun masalahnya ketiga pemain ini sama-sama berkaki dominan kiri.
Idealnya tetap ada satu bek yang tidak kidal agar formasi ini bisa bekerja dengan baik. Karena itulah salah satunya harus dikorbankan untuk memberi ruang pada Rizky Ridho, Jordi Amat, atau bahkan Fachruddin Aryanto (apabila masih aktif di kemudian hari).
Beruntung Struijk adalah pemain yang cukup versatile. Ia tidak hanya fasih bermain di jantung pertahanan saja.
2. Masih Bisa Menyebrang ke Belgia
Di Leeds United perannya memang terbatas di bek sentral saja namun sejatinya ia pun masih cukup lincah untuk ditempatkan lebih melebar ke sisi kiri.
Paling ideal tentu saja menjadikan Struijk sebagai gelandang bertahan. Lagi-lagi bukan peran yang asing baginya. Ia bisa menjadi pesaing untuk Marc Klok atau Rachmat Irianto.
Walau kini masih belum dilirik benar oleh Belanda, namun sebenarnya timnas Indonesia tidak praktis jadi pilihan bagi Struijk.
Masih ada satu negara lain yang dapat diperkuat oleh si jangkung yang satu ini yaitu tetangga Belanda sendiri, Belgia.
Itu karena Struijk lahir di Deurne, Belgia, dan artinya bisa memperkuat De Rode Duivels andaikan ia berkenan.
Roberto Martinez selaku pelatih Belgia sempat menyatakan ketertarikan untuk memasukkan nama Pascal Struijk dalam skuatnya sejak 2021 lalu dan intensinya dibuka pada publik serta media.
Hanya saja hingga kini pemain yang diinginkan masih bersikukuh menunggu Belanda. Padahal kesempatan di Belgia lebih terbuka terutama dengan semakin menuanya Toby Alderweireld dan Jan Vertonghen.
"Saya sangat terkesan dengan penampilan (Struijk) bersama Leeds sejak di Championship. Kami tidak punya pemain sepertinya, seorang bek tengah kidal," ujar Martinez pada De Telegraaf.
"Ia pemain yang dinamis, dominan, dan fleksibel. Belgia mungkin punya pemain hebat seperti Vertonghen dan (Thomas) Vermaelen namun mereka sudah di atas 30 tahun," tambah eks bos Wigan dan Everton itu.
Menarik untuk menanti langkah apa yang diambil oleh Pascal Struijk untuk menyelamatkan karier internasionalnya. Apakah tetap setia menunggu Belanda usai Piala Dunia 2022 atau berpaling ke timnas Indonesia dan Belgia.