Piala Dunia 2022: Bruno Fernandes Tak Senang dengan Situasi di Qatar
INDOSPORT.COM - Gelandang Manchester United, Bruno Fernandes tidak senang dengan keadaan yang sedang terjadi di Qatar. Hal itu karena banyak korbani soal pembangunan stadion.
Qatar sendiri banyak menuai kritik setelah kasus hak asasi manusia atas meninggalnya ribuan pekerja migran saat pembangunan stadion untuk pelaksanaan Piala Dunia 2022.
Bruno Fernandes mengatakan bahwa Piala Dunia seharusnya dilakukan dengan cara-cara yang lebih baik. Ia menilai apa yang telah terjadi sebelum Piala Dunia merupakan berita yang sangat memalukan.
"Kami tahu suasana Piala Dunia, apa yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir, beberapa bulan terakhir, tentang orang-orang yang tewas dalam pembangunan stadion. Kami sama sekali tidak senang tentang itu," kata Bruno kepada Sky Sports.
Pada Februari 2021 lalu, Guardian melaporkan ada sekitar 6.500 pekerja migran yang meninggal dunia di Qatar sejak dipastikan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
Guardian sendiri mendapatkan laporan tentang kabar kematian tersebut melalui data yang diberikan oleh kedutaan besar di negara teluk tersebut. Hal itu tentu sangat menggunjang dunia.
Sementara itu, pemerintah Qatar mengatakan bahwa jumlah sebesar itu menyesatkan. Mereka menyatakan bahwa siapa pun yang meninggal dan telah tinggal dan bekerja di Qatar selama beberapa tahun bisa saja meninggal karena berbagai penyebab.
Laporan resmi menunjukkan bahwa antara 2014 dan 2020 ada sekitar 30an kematian di antara para pekerja di lokasi konstruksi stadion.
Di sisi lain, organisasi buruh Internasional mengatakan bahwa angka tersebut diremehkan karena Qatar tak menghitung kematian akibat serangan jantung dan gagal pernapasan.
Melihat kasus tersebut, Bruno Fernandes merasa saat ini belum saatnya ia bermain di Piala Dunia. Ia menegaskan bahwa kini bukan waktu terbaik untuk menikmati pesta sepak bola terakbar tersebut.
1. Piala Dunia yang buruk
"Ini bukan saatnya kami ingin bermain di Piala Dunia. Saya pikir untuk semua orang, pemain dan penggemar, ini bukan waktu terbaik. Anak-anak akan berada di sekolah, orang-orang akan bekerja dan waktunya bukan yang terbaik bagi orang untuk menonton pertandingan," kata eks pemain Sporting Lisbon.
Bruno Fernandes juga ingin sepak bola untuk semua orang. Semua orang seharusnya dilibatkan dan terlibat dalam Piala Dunia karena itu adalah dunianya.
Ia merasa Piala Dunia kali ini lebih dari sekedar sepak bola. ini adalah pesta untuk para penggemar sepak bola dan juga dilakukan dengan cara yang lebih baik.
Rekain setim Bruno Fernandes di Mancheter United asal Denmark, Christian Eriksen mengatakan ia percaya perubahan harus datang dari tempat lain daripada pemain.
Denmark sendiri akan mengenakan kemeja "kencang" untuk Piala Dunia sebagai bentuk protes terhadap tuan rumah Qatar terkait kasus meninggalnya ribuan pekerja migran.
Mantan pemain Tottenham Hotspurs tersebut minilai bahwa banyak fakta yang sudah ditulis dan bagaimana kasus tersebut terjadi. Ia dengan tegas tak setuju meninggalnya pekerja migran diabaikan begitu saja.
Selain itu, banyak pekerja migran yang belum mendapatkan haknya sebagai upah atas pekerjaan yang mereka lakukan selama berada di Qatar. Mereka dilaporkan tidak menerima upah.
Hal itu direspon Qatar dengan mendeportasi para pekerja migran yang memprotes tentang gajinya yang tidak dibayar ketika negara tersebut bersiap untuk Piala Dunia 2022.
Pemerintah Qatar mengatakan para pekerja migran yang dideportasi dianggap telah melanggar undang-undang keamanan. Hal itu merupakan ujung dari unjuk rasa yang dilakukan di depan Perusahaan Al Bandary International Group.
Hal ini kemudian memicu protes dan kritik dari berbagai pihak di seluruh penjuru dunia. Qatar dianggap telah gagal memenuhi hak-hak para pekerja selama pembangunan stadion Piala Dunia.
Sumber: BBC