Kisah Sukses Maroko, Bungkam Belgia di Piala Dunia 2022 Berkat 'Naturalisasi'
INDOSPORT.COM – Maroko membuat kejutan dengan mengalahkan tim unggulan sekelas Belgia di Piala Dunia 2022. Siapa sangka, catatan ini berkat ‘naturalisasi’ yang dijalankan Singa Atlas.
Piala Dunia 2022 memang baru melakoni fase grup. Akan tetapi, kejutan demi kejutan telah hadir di fase ini. Salah satunya di laga grup F antara Belgia vs Maroko, Minggu (27/11/22).
Dalam duel tersebut, Maroko secara mengejutkan mampu mengalahkan tim berjuluk De Rode Duivels itu dengan dua gol tanpa balas.
Jika melihat komposisi pemain yang ada, Maroko bisa dikatakan kalah segalanya dari Belgia yang punya materi kelas wahid di setiap lini.
Tapi keunggulan di atas kertas itu mampu dipatahkan oleh Maroko yang tampil spartan sepanjang laga, sehingga memaksa Belgia kesulitan untuk mencetak gol.
Bahkan, Maroko berhasil mencetak gol jelang paruh pertama usai lewat tendangan bebas Hakim Ziyech. Sayang, gol itu dianulir oleh wasit karena indikasi offside.
Pasca gol itu dianulir, Maroko pun berhasil mencetak golnya di paruh kedua lewat tendangan bebas Abdelhamid Sabiri di menit ke-73.
Gol itu kemudian digandakan oleh Maroko di masa Injury Time babak kedua. Kali ini, Ziyech menjadi kreator untuk gol yang dicetak Zakaria Aboukhlal.
Alhasil, Maroko pun berhasil membawa pulang tiga poin dan menduduki posisi kedua grup F dengan empat poin serta berpeluang besar lolos ke babak gugur atau babak 16 besar.
Siapa yang menyangka, kesuksesan Maroko ini tak lepas dari fakta bahwa program ‘naturalisasi’ yang mereka jalankan berhasil memberi tuah di Piala Dunia 2022 ini.
1. 'Naturalisasiâ ala Maroko
Program naturalisasi sejatinya bukanlah program yang diharamkan dalam sepak bola. FIFA selaku induk sepak bola dunia mengizinkan program ini untuk menyamaratakan kekuatan antar negara.
Program naturalisasi pun tak bisa sembarangan dilakukan. Ada syarat-syarat khusus yang harus dimiliki pemain agar bisa dinaturalisasi oleh negara yang dituju.
Syarat-syarat itu bisa berupa pertalian darah atau bahkan syarat berat seperti seorang pemain harus menetap di sebuah negara sampai lima tahun lamanya.
Menyadari ada syarat-syarat ini, Maroko yang tak punya rekam jejak sepak bola di kancah internasional, mulai menggalakkan program ini.
Maroko memanfaatkan pertalian darah yang dimiliki para pemainnya untuk dinaturalisasi dan mengangkat derajat tim berjuluk Singa Atlas ini.
Karena program ini pula, Maroko bisa dikatakan sebagai negara yang paling gencar melakukan naturalisasi terhadap penggawa tim nasionalnya.
Tak percaya? Berdasarkan data dari Migration Policy, pada Piala Dunia 2018 lalu 17 dari 23 pemain yang dibawa Maroko lahir di luar negara tersebut.
Lalu di Piala Dunia 2022 ini, Maroko juga masih mengandalkan para pemain ‘naturalisasi’-nya itu. 13 dari 26 pemain yang dibawa saat ini, merupakan pemain yang lahir di negara lainnya.
Umumnya para pemain ‘naturalisasi’ Maroko ini lahir di Belanda, seperti Hakim Ziyech, Noussair Mazraoui, dan sang pencetak gol ke gawang Belgia, Zakaria Aboukhlal.
Selain para pemain ‘naturalisasi’ Maroko lainnya ada pula yang lahir di Spanyol seperti Achraf Hakimi, di Italia, Belgia, Prancis, dan bahkan juga Kanada seperti yang kiper, Yassine Bounou.
2. Naturalisasi Sukses
Sejenak, naturalisasi ini banyak dipandang remeh karena dianggap tak menghargai atau bahkan memberi kesempatan kepada para pemain lokal.
Hal tersebut berlaku pula untuk Indonesia yang menggalakkan naturalisasi. Meski banyak yang pro, banyak pula yang kontra dan menganggap naturalisasi adalah hal sia-sia.
Tapi dari Maroko, para penikmat sepak bola Indonesia bisa belajar satu dua hal tentang naturalisasi, bahwasanya setiap pemain yang punya pertalian darah dengan suatu negara, berhak membela negara tersebut.
Siapa yang menyangka jika nantinya naturalisasi ini bisa menuai kesuksesan, seperti halnya Maroko di pentas Piala Dunia 2022 ini.
Sebagai informasi, berkat separuh para pemain naturalisasinya itu, Maroko bisa mengalahkan tim kuat penuh bintang sekelas Belgia.
Lalu kemenangan atas Belgia itu menjadi kemenangan ketiga sepanjang sejarah Maroko selama mentas di ajang Piala Dunia.
Berkat pemain naturalisasinya itu, Maroko juga berkesempatan menciptakan sejarah lainnya dengan menyamai catatan generasi emas yang lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 1986.
Bisa dikatakan, Maroko adalah tim tersukses untuk program naturalisasi ini. Akankah Indonesia bisa mengikuti kesuksesan itu di kemudian hari?