Mengacu Tragedi di Yunani, Tokoh Aremania Minta Gate 13 Kanjuruhan Tak Berubah Total
INDOSPORT.COM - Tragedi Kanjuruhan yang menumbangkan ratusan korban jiwa pada Sabtu (01/10/22) lalu, memberi efek besar terhadap dunia sepak bola di Indonesia.
Berbagai pihak kini mulai melihat perihal aspek keselamatan dalam gelaran pertandingan. Salah satunya pihak pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Kementerian PUPR sendiri langsung melakukan audit teknis perihal kelayakan Stadion Kanjuruhan setelah tragedi terjadi. Ada tujuh rekomendasi yang berujung renovasi total.
Namun demikian, ada sebagian pihak yang tak sepakat jika markas Arema FC itu mesti berubah tampilan secara total di masa mendatang.
Salah satunya Harie Pandiono Paimin, yang merupakan salah satu tokoh senior yang terkenal di kalangan Aremania.
"Karena jika dibongkar total, akan menghapus ingatan atas sejarah kelam Tragedi Kanjuruhan," beber Harie ketika turun dalam aksi Aremania pada Minggu (4/12/22).
Dia lantas menyebut sejumlah objek vital yang seharusnya dipertahankan bentuk aslinya ketika renovasi dilakukan pada tahun 2023 mendatang.
"Kalau bisa gate-gate (yang menimbulkan banyak korban) itu disisakan sebagai museum," beber Harie.
Hal ini bertujuan agar publik bisa merawat ingatan perihal tragedi yang menewaskan 135 orang dengan ratusan lain luka-luka saat peristiwa terjadi.
"Untuk mengingatkan kita agar tidak terjadi lagi di masa mendatang. Museum sebagai sarana kita menghormati para pahlawan," harap Aremania yang bekerja di sebuah perusahaan tambang Afrika tersebut.
1. Tragedi di Yunani
Harie Pandiono Paimin tentu saja tidak asal berpendapat perihal keinginannya agar beberapa pintu di Stadion Kanjuruhan tidak berubah secara total.
"Misalnya di Yunani yang kasusnya sama. Stadion Olympiakos masih ada darahnya, ada sepatunya, tidak dirubah," beber Harie.
Tragedi yang dimaksud Aremania asal Klayatan Kota Malang itu adalah yang terjadi di Stadion Karaiskakis di Pireaus Yunani pada 8 Februari 1981 silam.
Ketika itu, 21 korban tercatat meninggal dunia akibat berdesakan ketika keluar, pasca laga antara Olympiakos melawan AEK Athens.
"Mereka mau pesta kemenangan tapi pintu terkunci dan berdesakan, sehingga pintu 7 di stadion Yunani tidak dirubah, agar semua orang berziarah dan mengingat tragedi di situ," pungkas Harie.