Piala Dunia 2022: Argentina vs Prancis, Skuad Les Bleus Terancam Rontok karena Virus 'Camel'
INDOSPORT.COM – Skuad Les Bleus terancam rontok karena virus Camel jelang final Piala Dunia 2022 antara Argentina vs Prancis pada hari Minggu (18/12/2022) malam WIB.
Setelah Dayot Upamecano dan Adrien Rabiot, kini giliran Kingsley Coman yang diduga terkena virus yang disebut Camel flu.
Pelatih Timnas Prancis, Didier Deschamps, mengonfirmasi kabar tersebut yang tampaknya juga disebabkan oleh AC di stadium, fasilitas latiha, dan hotel.
“Coman demam pagi tadi,” tutur Deschamps pada hari Kamis waktu setempat, ”Kami juga memiliki kasus seperti gejala layaknya flu. Kami tengah mencoba berhati-hati agar virus itu tidak menyebar.”
“Para pemain telah berjuang keras di atas lapangan sehingga sistem imun mereka menjadi rentan. Dayot Upamecano merasa tidak enak badan setelah laga kontra Inggris.”
“Hal itu terjadi ketika Anda terlalu memaksakan diri sehingga jadi lebih rentan terkena virus ini. Kami menjalankan semua tindakan pencegahan yang diperlukan.”
Dengan menepinya Upamecano, Rabiot, dan kini ditambah Coman, skuad Les Bleus menjadi compang-camping jelang final Piala Dunia 2022 antara Argentina vs Prancis.
Lantas seperti apa Camel flu yang diduga merundung Dayot Upamecano, Adrien Rabiot, dan Kingsley Coman jelang final Piala Dunia 2022 antara Argentina vs Prancis?
1. Mengenal Camel Flu
Camel flu adalah nama umum dari Middle East Respiratory syndrom (MERS), sebuah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh Middle East Respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV).
MERS-CoV ini merupakan pemain virus zoonosis yang dapat ditularkan hewan dan manusia dengan unta sebagai penghubung utama antara keduanya.
Virus tersebut ditemukan pertama kali di Arab Saudi pada 2012 lalu dan sudah ada 2.600 kasus pada manusia yang sudah terkonfirmasi.
Selain itu, penularan MERS-CoV dari manusia ke manusia memang mungkin terjadi dan penelitian menunjukkan bahwa penularan juga berisiko melalui udara.
Terdapat 30-35 persen kasus pasien meninggal dunia yang dilaporkan pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) selama 10 tahun terakhir.
Saat ini belum ada vaksin dan perawatan spesifik untuk merawat pasien terinfeksi. Sementara itu, Qatar merupakan salah satu dari 27 negara yang telah melaporkan kasus tersebut ke WHO.
Gejala awal bagi para penderita bisa dibilang juga mirip, seperti kasus Kingsley Coman, antara lain, demam, sakit tenggorokan, batuk kering, dan napas pendek.
Beberapa pasien juga menderita gejala gastrointestinal, seperti sakit perut, mual, atau diare. Kasus yang parah tercatat sampai menyebabkan komplikasi lain layaknya pneumonia, tetapi hal itu jarang ditemui.
Sumber: as