Deretan Pelatih Timnas Indonesia Sejak Era Penjajahan Belanda: Toni Pogacnik Masih yang Terbaik
INDOSPORT.COM - Timnas Indonesia tercatat sudah puluhan kali bergonta-ganti pelatih sejak era penjajahan Belanda, atau sebelum Tanah Air ini merdeka.
Sebagaimana diketahui, sepak bola Indonesia pertama kali dibentuk saat era penjajahan Belanda oleh NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie).
NIVU kemudian membentuk sebuah tim bernama Hindia-Belanda untuk mengikuti gelaran Piala Dunia 1938. Hindia-Belanda yang sebagian pemain diperkuat oleh orang Belanda tersebut gagal setelah dihajar Hungaria dengan skor 0-6.
Pelatih pertama Hindia-Belanda saat itu bernama Johannes Christoffel van Mastenbroek. Setelah itu, Timnas Indonesia kemudian berganti-ganti pelatih sebanyak puluhan kali hingga kini ditangani oleh Shin Tae-yong.
Meski begitu, diantara puluhan pelatih yang pernah menukangi Timnas Indonesia, juru taktik bernama Toni Pogacnik masih menjadi yang terbaik.
Menjejakan kaki di Jakarta dengan status sebagai pelatih Timnas Indonesia pada 17 Februari 1954 silam, Toni Pogacnik benar-benar memulai langkahnya dari awal.
Toni sendiri yang mencari pemain-pemain yang kelak diandalkannya di Timnas Indonesia di berbagai daerah. Ia melatihnya langsung dengan mengajarkan Teknik dasar sepak bola, mulai dari menendang, mengumpan, mengontrol bola, menyundul, hingga melakukan tekel.
Baru melatih beberapa bulan, apa yang dkerjakan Toni Pogacnik pun langsung kelihatan hasilnya. Timnas Indonesia sukses dibawanya melaju hingga semifinal Asia Games 1954 silam di Manila.
Dua tahun setelahnya di Olimpiade 1956 Melbourne, Timnas Indonesia juga bisa di bawa Toni Pogacnik hingga ke babak perempat final.
Di Olimpiade itu, Toni juga bisa membawa Timnas Indonesia menorehlan kisah membanggakan, bisa menahan imbang Tim raksasa, Uni Soviet. Tim yang kelak keluar sebagai juara di Olimpiade 1956 silam.
Prestasi tersebut semakin disempurnakan setelah di Asian Games 1958 Tokyo, Timnas Indonesia sukses meraih peringkat ketiga dan berhak membawa medali perunggu ke tanah air.
1. Alfred Riedl Jadi Pelatih Tersukses Kedua
Sementara itu, ada juga sosok Alfred Riedl yang juga menjadi pelatih tersukses kedua setelah Toni Pogacnik.
Prestasi terbaik Alfred Riedl yakni sukses meloloskan skuat merah putih ke final Piala AFF 2010 dan 2016. Piala AFF 2010 terasa berkesan baginya karena kala itu baru pertama kali menginjakkan kaki di Tanah Air.
Ketika itu, Timnas Indonesia masih diperkuat oleh Cristian Gonzales. Sayang, El Loco dkk gagal juara setelah kalah 0-3 di leg pertama dari Malaysia.
Kemudian di leg kedua Timnas Indonesia bangkit dengan meraih kemenangan dengan skor 2-1. Sayang kemenangan tersebut tetap tidak bisa membawa Garuda meraih juara karena kalah agregat gol.
Enam tahun setelahnya, Timnas Indonesia besutan Alfred Riedl kembali mampu melaju ke patai final dengan mengandalkan para pemain lokal saja.
Bersua Thailand di partai final, Timnas Indonesia punya ambisi untuk balas dendam. Di leg pertama, Kurnia Meiga dkk sukses mendulang kemenangan dengan skor 2-1.
Sayang, di leg kedua mereka malah kalah 0-2 dari Thailand dalam duel yang digelar di Stadion Rajamangala, Bangkok, Sabtu (17/12/2016). Skuat Garuda pun akhirnya gagal menjadi juara untuk pertama kalinua karena kalah agregat 2-3 dari Thailand.
Kini sosok Alfred Riedl hanya tinggal kenangan. Ia telah meninggal dunia di usia 70 tahun karena penyakit kanker pada Senin (07/09/20) lalu.
2. Berikut Daftar Pelatih Timnas Indonesia Sejak Era Penjajahan
1. Johannes Christoffel van Mastenbroek (1938)
2. Choo Seng Quee (Singapura/1951-1953)
3. Antun Tony Pogacnik (Yugoslavia/1954-1964 dan 1977)
4. Endang Witarsa (1966-1970, 1981)
5. EA Mangindaan (1970-1971)
6. Suwardi Arland (1971-1974 dan 1976-1978)
7. Djamiat Dalhar (1974)
8. Aang Witarsa (1974-1975)
9. Wiel Coerver (Belanda/1975-1976 dan 1979)
10. Marek Janota (Polandia/1979)
11. Frans van Balkom (Belanda/1980-1981)
12. Harry Tjong (1981 dan 1985)
13. Bernd Fischer (Jerman/1981-1983)
14. Muhammad Basri (1983)
15. Iswadi Idris (1983)
16. Sinyo Aliandoe (1983-1985)
17. Joao Lacerda Filho Barbatana (1984)
18. Bertje Matulapelwa (1985-1987)
19. Trio Basiska (Muhammad Basri, Iswadi Idris, dan Abdul Kadir/1989)
20. Anatoli Fyodorovich Polosin (Rusia/1990-1992 dan 1994)
21. Ivan Toplak (Yugoslavia/1992-1993)
22. Romano Matte (Italia/1995)
23. Andi M Teguh Andi M Teguh (1995)
24. Danurwindo (1996-1997)
25. Henk Wullems (1997)
26. Rusdy Bahalwan (1998)
27. Bernard Schumm (Jerman/1999)
28. Nandar Iskandar (1999-2000)
29. Dananjaya (2000)
30. Benny Dollo (2000-2002 dan 2008-2010)
31. Ivan Venkov Kolev (Bulgaria/2002-2004 dan2007)
32. Peter Withe (Inggris/2004-2007)
33. Alfred Riedl (Austria/2010-2011, 2013-2014 dan 2016)
34. Wim Rijsbergen (Belanda/2011-2012)
35. Aji Santoso (2012)
36. Nilmaizar (2012-2013)
37. Luis Manuel Blanco (2013)
38. Rahmad Darmawan (2013)
39. Jacksen F Tiago (Brasil/2013)
40. Pieter Huistra (Belanda/2015)
41. Luis Milla (Spanyol/2017-2018)
42. Bima Sakti (2018)
43. Simon McMenemy (2018-2019)
44. Shin Tae-yong (2020-hingga sekarang)