2 Kejanggalan Mencolok di Balik Keputusan Penghentian Liga 2
INDOSPORT.COM - Sejumlah kejanggalan mewarnai keputusan PSSI dan PT LIB dalam menghentikan kompetisi kasta kedua, Liga 2. Apa saja itu?
Publik sepak bola Indonesia baru-baru dikejutkan dengan keputusan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) mengenai nasib kompetisi kasta kedua Tanah Air, Liga 2.
PSSI dan PT LIB memutuskan untuk tidak melanjutkan Liga 2 musim 2022-2023 ini.
Keputusan itu diambil pasca rapat komite eksekutif (Exco) PSSI beberapa waktu lalu.
Sekjen PSSI, Yunus Nusi, menyampaikan bahwa keputusan pahit ini diambil berdasarkan berbagai faktor.
Ada permintaan dari sebagian besar klub Liga 2 yang menginginkan kompetisi tidak dilanjutkan.
Hal ini terjadi karena tak ada kesesuaian konsep pelaksanaan lanjutan kompetisi antara klub dan operator serta pelaksanaan atau kelanjutan Liga 2 sangat sulit diselesaikan sebelum Piala Dunia U-20 2023 (20 Mei).
Lalu adanya rekomendasi dari tim transformasi sepak bola Indonesia seusai Tragedi Kanjuruhan terkait sarana dan prasarana yang belum memenuhi syarat.
Selanjutnya Perpol No. 10 Tahun 2022 mengamanatkan proses perizinan yang baru dengan memperhatikan periode waktu pemberitahuan, pengajuan rekomendasi dan izin, hingga bantuan pengamanan.
Rapat Exco PSSI juga memutuskan dan memerintahkan kepada PT LIB untuk memfasilitasi pembentukan operator pelaksanaan musim baru Liga 2.
Untuk Liga 1, kompetisi tersebut akan tetap berjalan dan tanpa ada degradasi. Hal ini karena penyesuaian Liga 2 yang tidak berjalan.
Sementara untuk wakil Indonesia di kompetisi AFC edisi 2023, PSSI akan menggelar play-off yang diikuti juara Liga 1 2021-2022 versus juara Liga 1 2022-2023.
Akan tetapi keputusan penghentian kompetisi terutama Liga 2 justru mendapat respons negatif dari publik. Tidak sedikit yang menyebut banyak kejanggalan di balik penghentian ini. Apa saja itu?
1. Mayoritas Klub Liga 2 Justru Menolak
PSSI melalui Sekjennya, Yunus Nusi, menyebut penghentian Liga 2 salah satunya berdasarkan keinginan mayoritas klub peserta. Namun ia enggan menyebut klub-klub mana saja.
Pasca pernyataan itu, kemudian beredar bocoran di media sosial mengenai sikap para klub yang sebenarnya justru ingin dilanjutkan dengan sistem buble.
Hal itu diketahui melalui screnshoot grup Whatsup (WA) bernama LMO Liga 2, yang diabadikan dan diunggah oleh pengamat sepak bola, Akmal Marhali di media sosialnya.
Dalam keterangan foto tersebut, total ada 15 klub yang ingin Liga 2 tetap bergulir termasuk Persipura Jayapura yang musim ini bermain di Liga 2.
Pemain klub Liga 2, FC Bekasi, Hamka Hamzah juga turut ikut mengomentari permasalahan penghentian Liga 2 ini.
Hamka menilai ada yang tidak sesuai dari pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Yunus Nusi.
Dalam keterangan rilis yang bocor di sosial media, Yunus Nusi, mengatakan ada 20 klub Liga 2 yang meminta agar kompetisi tersebut dihentikan.
Tetapi faktanya hanya ada 5 klub dari 20 yang setuju, sisanya 15 klub menolak untuk dihentikan.
"Ada yang bisa Jawab Soal Matematika Ga ya. Mari Sama2 Kita Tunggu Kelanjutan DRAMANYA SEPERTI APA," ujar Hamka Hamzah.
Pemalsuan Tanda Tangan
Selain disebutkan ada 20 klub Liga 2 yang ingin dihentikan, terdapat juga lampiran dari sebuah surat bertanda tangan perwakilan klub yang setuju agar kompetisi dihentikan.
Tetapi nyatanya banyak pihak klub yang memberikan klarifikasi perihal tanda tangan persetujuan itu.
Mereka menyebut tidak pernah menandatangani persetujuan penghentian Liga 2, salah satunya adalah Karo United.
Klub asal Sumatera Utara itu membantah. Mereka menilai ada pihak yang memalsukan tanda tangan persetujuan dari perwakilan mereka.
Karo United sendiri dalam lampiran tanda tangan persetujuan Liga 2 dihentikan diwakilkan atas nama Effendy Syahputra.
"Kami sedang mengusut kebenaran info yang sedang beredar," tulis akun Instagram Karo United.
"Saya tegaskan kembali, kita Manajemen KUFC tidak setuju Liga 2 dihentikan!"
"Tidak setuju, dan itu sudah dibahas di Manajemen Meeting KUFC, dan pernyataan resmi di Media."
"Jelas. Tidak setuju Liga 2 Dihentikan. Terima kasih atas perhatian Karomania/Sahabat/Pemerhati Karo United FC."
"Nanti kami akan sampaikan Press Release resminya," tutup Karo United.
Selain Karo United, perwakilan dari PSCS Cilacap atas nama Fanny Irawatie juga ikut tanda tangan penghentian Liga 2.
Tidak lama kemudian Fanny menyangkal. Ia meyebut kalau tanda tangannya dipalsukan karena pihak PSCS sebenarnya mendukung Liga 2 dilanjutkan.
"Saya kecewa karena tanda tangan saya juga dipalsukan," ujar Fanny Irawatie menanggapi komentar salah satu netizen.