Salah Strategi Transfer Jadi Biang Kekalahan Beruntun Madura United di Liga 1
INDOSPORT.COM - Kekalahan Madura United dengan skor 0-2 saat menjamu Persebaya Surabaya dalam lanjtuan pekan ke-21 Liga 1 22/23 pada Minggu (29/01/23) sore WIB, menyisakan tanda tanya besar.
Terlebih, kekalahan itu merupakan yang ketiga kali dialami Beto Goncalves dkk selama 4 laga awal putaran dua Liga 1.
Sebelumnya, Madura United menyerah 0-1 menjamu Persib Bandung (20/01/23) dan 0-2 saat dijamu Persik Kediri (24/01/23) lalu.
Lantas, apakah rentetan hasil buruk ini disebabkan akibat adanya kesalahan dalam strategi pada transfer window?
"Saya mengajukan beberapa posisi yang harus segera dibenahi pada transfer window ini," ucap Pelatih Madura United, Fabio Araujo Lefundes dalam post-match press conference.
"Salah satunya bek kanan. Tapi kami dapat apa? Hasim Kipuw. Padahal, standarnya sudah menurun dibanding di tim sebelumnya," imbuh dia.
Kesalahan strategi dalam transfer window juga tergambar pada lini serang. Madura United justru melepas Pedro Henrique ke Persikabo 1973.
Sebagai pengganti, klub justru mendatangkan winger asal Australia, Kwabena Appiah-Kubi yang satu musim terakhir berstatus tanpa klub.
"Appiah saya akui bagus dalam sikapnya secara profesional. Tapi bermain 1 kali dalam satu tahun, tentu sulit bagi pemain," beber Lefundes.
"Belum lagi kami juga harus kehilangan Bayu Gatra, Ronaldo Kwateh hingga Rian (Ariansyah)," sambung pelatih asal Brasil itu.
1. Hilang Momentum
Esteban Vizcarra dkk sejatinya tampil cukup baik dalam upaya mengamankan tiga poin di kandang sendiri melawan Persebaya.
Bahkan, Madura United menggagalkan penalti Persebaya pada menit 39 dan melancarkan serangan sama baiknya dengan tim lawan.
Sayang, konsistensi permainan itu tak terlihat pada paruh kedua hingga membuat Madura United kehilangan momentum menang.
Leonardo Lelis membuka keunggulan tim berjulukan Green Force melalui gol menit 52, disusul Ahmad Nufiandani menit 84.
"Kami sudah mencoba membangun serangan secara baik. Tetapi dari serangan balik kami kebobolan. Kami harus segera mencari solusi," tandas Lefundes.