Resmi Pimpin PSSI, Kompetisi Usia Muda Jadi Pekerjaan Rumah Erick Thohir
INDOSPORT.COM - Erick Thohir tak sekadar ditantang untuk meningkatkan kualitas kompetisi kelompok senior setelah resmi menjabat sebagai ketua umum PSSI.
Kompetisi usia muda juga menjadi pekerjaan rumah yang wajib dituntaskan. Kompetisi sepak bola musim ini bisa dibilang menjadi musim teraneh bagi sepak bola Indonesia.
Pada saat Indonesia berhasil menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, kompetisi Liga 1 U-20 2022-2023 malah tidak berjalan.
Beberapa tim, seperti Persis Solo, PSIS Semarang, PSS Sleman hingga Bali United masih merutinkan latihan. Namun, tak sedikit kontestan Liga 1 yang memulangkan pemain luar daerah karena ketidakjelasan Liga 1 U-20.
Alhasil, pemain jebolan Liga 1 U-18 pada musim ini tak mendapat wadah untuk berkompetisi. Padahal, pada titik inilah terjadi proses adaptasi sebelum masuk ke pertarungan kompetisi senior.
Terkait situasi ini, pelatih Bali United, Stefano Cugurra Teco, bercerita tentang pengalamannya melatih di berbagai negara.
Sebelum sukses besar di Liga 1, Teco kenyang pengalaman melatih di usia muda. Dia pernah tergabung dalam staf kepelatihan Timnas Brasil U-20.
Lalu, ketika bekerja di Italia, Teco sempat menjadi staf kepeplatihan tim U-17 hingga U-20. Teco melihat perbedaan nyata bagaimana negara-negara kuat di sepak bola mempersiapkan pemain sebelum ke jenjang senior.
"Saya pikir sangat berbeda (dengan Indonesia). Di negara saya, Brasil, dan saya juga pernah kerja di Italia, primavera U-17, U-20, mereka punya satu tahun agenda resmi. Bukan hanya satu kompetisi, tapi juga ada turnamen lain dalam satu tahun tersebut," kata Teco.
Teco kasihan ketika melihat tim Bali United U-20. Meski sudah latihan sejak tahun lalu, hingga bulan Februari 2023 ini mereka belum pernah merasakan pertandingan resmi.
Beberapa pemain pun kemudian ditariknya ke tim senior, atas rekomendasi direktur teknik Bali United Youth, I Made Pasek Wijaya dan jajaran kepelatihannya.
Para pemain itu adalah I Kadek Arel Priyatna, I Made Tito Wiratama, Rahmat Arjuna, I Wayan Arta Wiguna hingga I Komang Aryantara. Hanya saja, nama-nama tersebut belum pernah diberi kesempatan main di Liga 1 2022/2023.
1. Teco Ingin Indonesia Tiru Brasi dan Italia
"Indonesia harus memperbaiki itu (kompetisi usia muda). Dari tahun kemarin, seperti tim usia 20 tahun, tidak ada pertandingan resmi sama sekali. Kasihan para pemain cuma latihan saja tidak ada pengalaman bertanding," tutur Teco.
Teco optimis ketika kompetisi usia muda di Indonesia digiatkan, seperti halnya Brasil atau Italia, Rahmat Arjuna dkk pasti lebih siap ketika dipromosikan ke tim senior.
"Mudah-mudahan bisa lebih bagus, bisa lebih berproses. Ketika mereka keluar dari tim muda, entah itu usai 20 tahun atau 18 tahun, saat naik ke tim profesional, pasti mereka lebih siap," jelas Teco.
Kini, Erick Thohir resmi menjadi ketua umum PSSI. Erick Thohir pernah menjadi sosok terpandang di Italia ketika menjadi pemilik saham mayoritas Inter Milan.
Jelas Inter Milan merupakan klub yang sangat memperhatikan tim di usia muda. Teco yakin kehadiran Erick Thohir di PSSI bisa membawa perubahan untuk sepak bola Indonesia.
"Selamat untuk Erick Thohir. Kita pikir positif bahwa dia bisa menjalankan tugas dengan bagus, agar liga Indonesia punya organisasi yang bagus," ucap Teco.
Elite Pro Academy (EPA) sejatinya merupakan wadah bagi pesepakbola muda Tanah Air berproses. Namun, selama ini EPA terkesan digelar asal-asalan dalam waktu yang sangat mepet.
EPA U-14, U-16 dan U-18 menjadi kewajiban PSSI untuk menjalankan setiap musim. Sementara Liga 1 U-20 menjadi kewajiban dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi Liga 1.
Menarik untuk menantikan kerja Erick Thohir bersama dua wakilnya, Ratu Tisha Destria dan Zainudin Amali, serta 12 komite eksekutif (Exco) yang terpilih dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (16/2/23).